Emas Olimpiade dan Politisi Tanah Air
Keberhasilan pebulu tangkis Indonesia Greysia dan Apriyani meraih medali emas di Olimpiade Tokyo memantik politisi ikut membagikan poster ucapan selamat di medsos. Namun, sebagian poster ucapan itu dikritik warganet.
Senin (2/8/2021) menjadi salah satu hari bersejarah bagi dunia bulu tangkis Indonesia. Ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu merebut medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.
Capaian itu menjadikan mereka sebagai ganda putri pertama Indonesia yang meraih emas di nomor tersebut, sejak bulu tangkis dipertandingkan untuk kali pertama pada Olimpiade 1992 di Barcelona.
Ucapan selamat tak hentinya diungkapkan masyarakat melalui media sosialnya masing-masing. Mereka mengucapkan terima kasih atas perjuangan pasangan ganda putri itu mempertahankan tradisi emas di cabang olahraga bulu tangkis. Bahkan di Twitter, tanda pagar #GreyApFinalTokyo2020 menjadi trending topic selama 24 jam dengan dicuit lebih dari 600.000 kali.
Politisi di parlemen ataupun di luar parlemen juga memanfaatkan momentum kemenangan Greysia/Apriyani di Olimpiade untuk meningkatkan popularitas. Mereka turut membuat poster image berisi ucapan terima kasih berlatar foto Greysia/Apriyani disertai foto citra diri mereka sendiri. Gambar itu disebarkan melalui media sosial. Tak jarang, citra diri politisi itu justru lebih besar dibandingkan foto kedua atlet itu.
Hal ini pun memancing reaksi beragam dari warganet. Beberapa warganet menyikapi secara kritis perilaku para politisi tersebut. Ada yang mempertanyakan sumbangsih para politisi tersebut dalam kemenangan Greysia/Apriyani. Sebagian lainnya membuat sindiran dengan ikut-ikutan membuat poster serupa dengan foto diri yang lebih dominan.
Bahkan, ada template gambar yang disebarkan kepada warganet jika mereka ingin ikut memasang foto diri di poster ucapan selamat kepada Greysia dan Apriyani. Template itu berasal dari potongan poster yang diunggah sejumlah politisi.
Pengguna Twitter, Adriansyah Yasin Sulaeman, bahkan mengunggah ulang puluhan poster ucapan selamat dari pejabat publik, anggota DPR, anggota DPD, dan pengurus partai politik. Cuitannya berisi kumpulan poster dari politisi itu sudah mendapatkan lebih dari 1.800 komentar, disukai 29.800 pengguna, dan dicuit ulang 21.900 kali.
”Nah ya sudah dimulai gaes…. Mari kumpulkan semua pejabat norak di lingkungan Anda di sini…. Ini ada yang masangnya gak ikhlas banget kepalanya kepotong dong,” cuit Adriansyah di akun @adriansyahyasin, Senin (2/8).
Saat dihubungi Selasa (3/8), Adriansyah mengatakan, poster-poster itu diperoleh dari pencarian di Twitter. Ia menggunakan tagar #medaliemas dan menemukan puluhan poster berisi ucapan selamat dari politisi. ”Saya ingin menunjukkan bahwa situasi seperti kemenangan Greysia/Apriyani ini lazim dimanfaatkan oleh politisi untuk ’menampangkan’ diri ke publik,” katanya.
Baca juga: Latah Politisi Manfaatkan Kemenangan Greysia/Apriyani...
Pengajar komunikasi politik Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio, mengatakan, sebagian politisi memanfaatkan euforia publik untuk meningkatkan popularitasnya. Para politisi itu muncul di publik dengan poster-poster ucapan kepada Greysia/Apriyani dengan harapan bisa semakin dikenal masyarakat. Ini terlihat dari pemasangan foto mereka di poster yang dibuat.
”Jangan sampai foto politisi lebih besar dari peraih medali emas karena itu artinya mereka tak memberikan ucapan selamat, tetapi numpang tenar. Risikonya ditertawakan rakyat karena rakyat sudah cerdas,” kata Hendri.
Ekspresi kebanggaan
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Andreas Hugo Pareira, mengatakan, ucapan terima kasih yang merupakan bentuk ekspresi kebanggaan yang wajar dilakukan semua orang, tak terkecuali politisi.
Akan menjadi sorotan publik jika foto diri lebih besar dibandingkan foto Greysia/Apriyani karena bisa dianggap memanfaatkan situasi untuk meningkatkan popularitas. Oleh sebab itu, ia membuat ucapan tanpa disertai foto diri dan hanya bergambar kedua atlet itu.
Baca juga: Baliho Politik di Tengah Pemilih Rasional
”Mencari popularitas merupakan konsekuensi logis dari sistem pemilihan saat ini. Tinggal masyarakat menilai mana yang berlebihan dan mana yang wajar,” ujar anggota Komisi X DPR RI tersebut.
Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno mengatakan, poster ucapan yang dibuatnya merupakan bentuk ungkapan kebahagiaan dan kegembiraan terhadap prestasi yang diraih Greysia/Apriyani di Olimpiade Tokyo 2020. Prestasi mereka telah mengharumkan nama Indonesia di tengah pandemi Covid-19 yang melanda negeri. Kemenangan mereka sejenak melupakan rasa gundah masyarakat akibat pandemi.
”Tidak ada muatan politis apa pun di dalam ucapan selamat kami kepada Greysia/ Apriyani. Mari senantiasa berprasangka baik terhadap sesama karena kita membutuhkan sebanyak mungkin energi positif untuk bersatu dan bahu-membahu mengalahkan pandemi Covid-19,” kata Eddy yang juga membuat poster ucapan selamat kepada Greysia/Apriyani.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menegaskan, Demokrat tidak berharap mendapatkan efek elektoral atas poster ucapan kepada Greysia/Apriyani. Sebab poster image itu dibuat sebagai bentuk apresiasi kepada atlet- atlet berprestasi. Bahkan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, kata dia, telah membuat poster-poster ucapan selamat tak hanya kepada Greysia/Apriyani, tetapi sudah sejak awal Olimpiade sebagai bentuk dukungan kepada para atlet.
Ia justru menyayangkan ada pihak-pihak yang berprasangka buruk kepada politisi. Padahal ucapan selamat itu menjadi salah satu bentuk kebanggaan yang dilakukan semua orang tanpa terkecuali. Apalagi di saat masyarakat kesusahan akibat pandemi Covid-19.
”Di saat orang-orang bangga dan bahagia, justru dikaitkan dengan hal-hal negatif. Jangan mengurangi nilai kebahagiaan Greysia/Apriyani dengan komentar-komentar yang tidak perlu,” ujarnya.
Ketua Bidang Hubungan Masyarakat Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Mabruri mengatakan, tak ada instruksi dari DPP PKS kepada para kader untuk membuat poster ucapan selamat kepada Greysia/Apriyani. Kader yang sebagian besar merupakan anggota DPR itu membuatnya secara spontan sebagai bagian dari upaya merawat konstituen.
”Mereka punya akun media sosial dan tim media sendiri. Biasanya sudah ada template ucapan sehingga saat ada momentum seperti Olimpiade atau hari besar, tinggal mengunggah ke media sosial,” katanya.
Strategi kampanye
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies Arya Fernandes mengatakan, sebagian politisi tidak memiliki strategi kampanye yang panjang dan terstruktur. Akibatnya, model-model kampanye berbasiskan peristiwa yang menjadi perhatian publik, seperti Olimpiade, peringatan hari kemerdekaan, dan peristiwa bencana, sering dimanfaatkan untuk berkampanye.
Dalam model kampanye seperti itu, politisi juga tidak beradu narasi politik atau ide kebijakan yang akan dibawa. Padahal, sebagai pejabat publik, mereka semestinya bisa membawa gagasan dan kebijakan kepada para olimpian dan masyarakat olahraga Indonesia.
Menurut Arya, poster-poster kampanye semestinya didesain dengan mengusung narasi politik yang kuat sehingga memuat pesan yang ingin disampaikan politisi. Jika hanya ucapan selamat, sulit mendapatkan efek elektoral.
”Meskipun saat Olimpiade politisi berlomba membuat ucapan selamat seolah-olah mereka mempunyai kontribusi yang besar pada capaian itu, masyarakat juga telah paham politisi mana yang berkontribusi dan tidak,” kata Arya.
Bagaimana menurut Anda?