Mutasi Besar-besaran, Kapolri Memindahtugaskan 504 Perwira Menengah dan Tinggi
Mutasi besar-besaran terjadi di tubuh Kepolisian Negara RI (Polri). Setidaknya 504 perwira menengah dan tinggi dipindahtugaskan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Oleh
Kurnia Yunita Rahayu
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo memutasi 504 perwira menengah dan tinggi di lingkungan Polri pada Senin (26/7/2021). Perpidahan jabatan ini diharapkan mampu menuntaskan lambannya penanganan perkara yang dikeluhkan masyarakat selama ini.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Raden Prabowo Argo Yuwono saat dihubungi dari Jakarta, Senin (26/7/2021), membenarkan mutasi yang dilakukan kepada 504 perwira Polri. Mutasi itu sesuai dengan lima surat telegram Kapolri pada tanggal yang sama. Surat yang dimaksud bernomor ST/1506/VII/KEP./2021, ST/1507/VII/KEP./2021, ST/1508/VII/KEP./2021, ST/1509/VII/KEP./2021, ST/1510/VII/KEP./2021, semuanya ditandatangani Wakapolri Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono.
Salah satu yang dimutasi adalah Kapolda Aceh Inspektur Jenderal Wahyu Widada. Ia ditugaskan sebagai Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) menggantikan Irjen Sutrisno Yudi Hermawan yang memasuki masa pensiun. Adapun posisi Kapolda Aceh, diisi oleh Irjen Ahmad Haydar yang sebelumnya menjabat Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri.
Diketahui, Wahyu Widada merupakan ketua tim naskah yang membantu penyusunan makalah Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo saat uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Kapolri di Komisi III DPR pada Januari 2021. Makalah yang dimaksud berjudul ”Transformasi Menuju Polri yang Presisi”.
Serupa dengan Listyo, Wahyu juga merupakan lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1991. Pada tahun tersebut, Wahyu merupakan lulusan terbaik dan meraih penghargaan Adhi Makayasa.
Selain Wahyu Widada, Listyo juga mempromosikan Direktur Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal Polri Brigadir Jenderal (Pol) Slamet Uliandi sebagai Kepala Divisi Teknologi dan Informasi Polri menggantikan Inspektur Jenderal Muktiono yang dimutasikan sebagai Analis Kebijakan Utama Divisi TIK Polri. Sementara itu, posisi Dirtipidsiber diisi oleh Brigjen (Pol) Asep Edi Suheri yang sebelumnya menjabat Karokorwas PPNS Polri.
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional, Poengky Indarti, membenarkan, mutasi ini merupakan yang terbanyak selama kepemimpinan Listyo. Mutasi ini juga merepresentasikan keseriusan mewujudkan visi Polri Presisi, yaitu lewat penempatan Wahyu Widada sebagai Asisten Kapolri Bidang SDM.
Poengky menambahkan, mutasi ratusan perwira ini hendaknya juga dapat menuntaskan pekerjaan rumah Polri, khususnya di unit Reserse Kriminal. Selama ini, penanganan perkara di unit Reskrim cenderung lamban. Penyidik diminta memilah perkara yang harus dilanjutkan dan yang bisa diselesaikan dengan upaya keadilan restoratif agar tidak terjadi penumpukan.
Selama ini, penanganan perkara yang lamban merupakan keluhan utama masyarakat. ”Sejak 2016 sampai sekarang, keluhan masyarakat kepada Kompolnas terkait kinerja Polri 90 persen menyangkut kerja Reskrim, terutama tentang penanganan kasus yang berlarut-larut,” ujarnya.
Secara terpisah, kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, menilai, mutasi jabatan 504 perwira Polri telah dilakukan pada waktu yang tepat. Kapolri dinilai tidak terburu-buru dalam menentukan perpindahan posisi jajarannya.
Mutasi yang dilakukan sebelumnya hanya melibatkan beberapa perwira karena kebutuhan mendesak. Adapun mengenai penempatan setiap anggota, menurut dia, Kapolri yang tengah menjabat memang memiliki preferensi tertentu untuk menempatkan jajarannya.
Adrianus menambahkan, umumnya mutasi besar memang akan dilakukan dalam setahun karena banyak perwira yang pensiun dalam waktu bersamaan. Selain itu, permintaan untuk menempatkan anggota Polri di sejumlah instansi pun banyak sehingga akan menggerakkan gerbong perpindahan SDM.