TNI Lalui Air Terjun demi Evakuasi Jenazah Teroris Poso
Dua jenazah teroris Mujahidin Indonesia Timur akhirnya berhasil dievakusi. Para prajurit TNI harus menghadapi cuaca buruk dan medan yang sulit untuk evakuasi.
Oleh
Edna C Pattisina
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — TNI yang tergabung dalam Komando Operasi Khusus Gabungan Tricakti mengevakuasi jenazah dua teroris Mujahidin Indonesia Timur di Poso, Sulawesi Tengah. Meski berat, upaya ini menunjukkan bahwa TNI tetap bersikap humanis walau terhadap musuh negara.
”TNI tetap menghormati lawan atau musuh negara. Walaupun musuh negara, kita tetap laksanakan penghormatan terhadap nilai kemanusiaan,” kata Wakil Panglima Koopsgabsus Brigadir Jenderal Rafael Granada Baay, Rabu (14/7/2021).
Sebelumnya, pada Minggu (11/7/2021), prajurit TNI dari Komando Operasi Gabungan Khusus Tricakti berhasil menyusup ke kamp teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Pegunungan Tokasa, Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Di bawah pimpinan Letnan Satu (Inf) David Manurung, tim Tricakti menyergap tempat persembunyian yang berisi lima anggota MIT.
Dalam operasi itu, dua teroris anggota MIT bernama Rukli dan Ahmad Panjang tewas tertembak. Tiga lainnya berhasil melarikan diri dan masih terus diburu. Namun, evakuasi jenazah dua anggota MIT belum bisa dilakukan saat itu juga.
TNI tetap menghormati lawan atau musuh negara. Walaupun musuh negara, kita tetap laksanakan penghormatan terhadap nilai kemanusiaan.
Upaya melakukan evakuasi dua jenazah itu tidak mudah. Rafael mengatakan, para prajurit TNI harus melewati hutan dan membuat rakit menyusuri beberapa arus sungai deras dan rangkaian air terjun di sekitar Pegunungan Tokasa, Desa Tanalanto, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi. Tim evakuasi Koopsgabsus Tricakti pada Rabu pukul 14.30 Wita akhirnya berhasil membawa jenazah dua teroris Poso.
”Tiga hari sebelumnya tim evakuasi menghadapi banyak rintangan alam, medan, dan cuaca yang sering berubah-ubah mulai dari TKP dan di sepanjang rute evakuasi,” ungkap Rafael. Pada hari pertama, tim evakuasi hanya bisa bergerak 600 meter dari TKP menuju titik pejemputan.
Upaya evakuasi jenazah teroris Poso dilakukan sejak Minggu (11/7/2021), tetapi belum berhasil. Evakuasi kemudian dilanjutkan pada Senin (12/7/2021) mulai pukul 06.00 Wita setelah tim sempat istirahat semalam. Pada hari kedua, tim harus merintis rute baru karena rute sebelumnya tidak ada jalan.
”Kesulitan utama adalah beratnya medan karena vegetasi tumbuhan yang rapat serta banyaknya bebatuan besar di tebing sisi kiri dan kanan sungai sehingga menyulitkan pasukan menembus rute yang dilewati,” kata Rafael.
Hari ketiga evakuasi pada Selasa (13/7/2021) pukul 07.00 Wita, tim evakuasi hampir berhasil mengangkat jenazah menggunakan heli Caracal TNI AU. Namun, sempitnya medan serta lebatnya hutan menyulitkan manuver heli untuk hover dengan aman. Jika dipaksakan, akan sangat berisiko untuk keamanan alutsista.
Perubahan strategi pun dilakukan. Rafael memerintahkan evakuasi dilakukan dengan menggunakan rakit menyusuri sungai hampir 500 meter. ”Eh, di depan ternyata air terjun setinggi 75 meter. Kita harus menurunkan jenazah dengan tali,” kata Rafael.
Akhirnya, pada Rabu siang, tim evakuasi berhasil menjangkau landing zone darurat yang aman untuk melakukan pengangkatan jenazah. Evakuasi dibantu oleh Koopsau II Makassar.
Panglima Koopsgabsus Mayjen Richard TH Tampubolon berkoordinasi dengan Pangkoops AU II Marsda Minggit Tribowo untuk dapat memperkuat alutsista yang dapat mempercepat pengangkatan jenazah dari dalam lembah di Pegunungan Tokasa, Parimo, Sulteng. ”Saya perintahkan untuk segera kirim heli Super Puma untuk bantu evakuasi,” kata Minggit.
Rabu menjelang sore, heli Super Puma segera berangkat ke Poso dan mendarat di lapangan Markas Yonif 714/SM Poso. Kira-kira pukul 14.30 Wita, dua jenazah diberangkatkan ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulteng.