Sebanyak 1,408 juta dosis vaksin Sinopharm kembali tiba di Tanah Air. Vaksin Covid-19 dengan tingkat efikasi 79 persen itu khusus digunakan untuk vaksinasi gotong royong.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketersediaan vaksin Covid-19 yang akan digunakan untuk vaksinasi gotong royong mulai bertambah. Pemerintah memberlakukan vaksinasi gotong royong untuk melengkapi program vaksinasi gratis dengan harapan dapat mempercepat terbentuknya kekebalan komunal.
Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury, saat menyambut kedatangan vaksin Sinopharm di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (13/7/2021), mengatakan, vaksin gotong royong bersifat komplementer. Vaksin gotong royong diberlakukan untuk melengkapi program vaksinasi gratis yang disiapkan pemerintah.
”Supaya kita bisa segera mencapai herd immunity dan meringankan beban pemerintah dalam melaksanakan program vaksinasi,” tuturnya.
Secara keseluruhan, ini adalah kedatangan tahap ke-22 vaksin Covid-19 di Indonesia. Adapun vaksin Sinopharm yang tiba dengan pesawat Garuda Indonesia GA 891, Selasa ini, berjumlah 1,408 juta dosis vaksin jadi.
”Ini bagian dari kedatangan ketiga untuk vaksin Sinoparm,” kata Pahala.
Untuk diketahui, Indonesia telah menjalin kerja sama untuk mendatangkan 15 juta dosis vaksin Sinopharm. Sesuai dengan jadwal, vaksin Sinopharm akan kembali masuk ke Tanah Air pada tiga hari mendatang.
Vaksin Sinopharm berplatform innactivated virus (virus yang dinonaktifkan) dan sudah mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari WHO pada Mei 2021. Sebanyak 56 negara juga menyetujui penggunaannya. Efikasi vaksin ini diklaim mencapai 79 persen.
Vaksin Sinopharm yang didatangkan Kimia Farma sebagai anak perusahaan Bio Farma akan digunakan untuk vaksinasi gotong royong.
Pada awalnya, vaksinasi gotong royong diperuntukkan bagi badan-badan usaha yang akan memvaksin para pekerja dan keluarganya. Wakil Ketua Kadin Shinta Widjaja Kamdani yang juga hadir dalam keterangan pers virtual mengatakan, Kadin berkesempatan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN, dan Bio Farma untuk mendorong sebanyak-banyaknya badan usaha ikut bergotong royong memvaksin karyawan serta keluarganya.
”Prinsipnya kami mendukung pemerintah untuk segera lepas dari pandemi supaya bisa memulihkan kembali ekonomi dan produktivitas bisa ditingkatkan kembali,” tuturnya.
Selain ikut mempercepat vaksinasi, lanjutnya, Kadin juga menyiapkan sentra-sentra vaksinasi di kawasan industri serta rumah darurat oksigen. Upaya ini diharap menjadi bagian upaya bersama memerangi pandemi.
Vaksinasi gotong royong, dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Permenkes Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19, kini bukan hanya dilakukan badan hukum atau badan usaha. Sesuai dengan definisi yang tercantum dalam Permenkes Nomor 19/2021, vaksinasi gotong royong adalah vaksinasi Covid-19 kepada individu/orang per orang yang pendanaannya dibebankan kepada yang bersangkutan, atau pelaksanaan vaksinasi kepada karyawan/karyawati, keluarga, atau individu lain terkait dalam keluarga yang pendanaannya ditanggung atau dibebankan kepada badan hukum/badan usaha.
Perubahan aturan ini ditindaklanjuti dengan Keputusan Menkes yang menetapkan besaran harga pembelian vaksin produksi Sinopharm melalui penunjukan kepada PT Bio Farma (Persero) dalam pelaksanaan pengadaan vaksin Covid-19 dan tarif maksimal pelayanan vaksinasi gotong royong. Dalam keputusan tersebut, pemerintah membolehkan vaksin Covid-19 buatan Sinopharm ini dijual dengan harga Rp 879.140 melalui klinik Kimia Farma dan fasilitas kesehatan lainnya. (Kompas, 12 Juli 2021)
Inisiatif
Kendati menuai pertanyaan dan gugatan, pemerintah bergeming dengan keputusan membuka keran vaksinasi gotong royong untuk individu. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memastikan vaksin berbayar mandiri ini adalah inisiatif dan partisipasi komponen bangsa. Pemerintah sendiri tetap komit untuk menyediakan vaksin Covid-19 untuk masyarakat secara gratis.
”Ini tidak akan menggantikan atau menghapus program vaksin rakyat yang diberikan pemerintah secara gratis,” kata Moeldoko dalam keterangan pers yang diterima Kompas, Selasa (13/7/2021).
Komitmen pemerintah untuk mempercepat program vaksinasi gratis tidak berubah. Bahkan, diharapkan vaksinasi bisa mencapai satu juta penyuntikan per hari dan target ditingkatkan di bulan-bulan berikutnya.