Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto digadang-gadang menjadi calon presiden pada Pemilu 2024. Sosialisasi masif dilakukan untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas Airlangga yang kini mulai naik.
Oleh
RINI KUSTIASIH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Golkar akan memanfaatkan tiga tahun tersisa menjelang pemilihan umum presiden untuk terus menyosialisasikan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto kepada publik. Selain mendongkrak popularitas, sosialiasi masif juga dilakukan untuk meningkatkan elektabilitas Airlangga yang mulai naik.
Untuk kepentingan itu, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar menginstruksikan kepada pengurus tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga organisasi sayap dan organisasi kemasyarakatan yang menjadi pendukung partai untuk memasang foto Airlangga dengan media papan iklan (billboard) ataupun videotron. Instruksi itu disampaikan sebagai tindak lanjut atas keputusan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar 2021 yang di antaranya menetapkan tahun 2021 sebagai tahun sosialisasi dan media serta penggalangan opini.
Melalui Surat Perintah Nomor 23/DPP/Golkar/VII/2021 yang ditandatangani Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus, Sabtu, 3 Juli 2021, seluruh struktur partai diminta melaksanakan amanat rapimnas dan juga Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2021. Dalam rapimnas dan rakernas yang digelar Maret 2021 itu pula muncul dukungan secara formil dari pimpinan partai di tingkat daerah kepada Airlangga Hartarto untuk menjadi calon presiden dari Partai Golkar.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Ace Hasan Syadzily saat dihubungi, Minggu (4/7/2021) dari Jakarta, mengonfirmasi upaya partainya untuk menyosialisasikan Airlangga seluas-luasnya. Perintah pemasangan foto Airlangga melalui papan iklan dan videotron itu merupakan bagian dari upaya partai untuk terus mengenalkan dan memperkuat popularitas sekaligus penerimaan publik terhadap sosok Airlangga.
”Upaya menyosialisasikan ketua umum itu amanat dari munas 2019 lalu, yang menetapkan Partai Golkar akan mengusung kader terbaiknya sebagai calon presiden. Hal itu ditegaskan kembali dalam rapimnas dan rakernas, Maret 2021. Ini sebetulnya bagian dari tindak lanjut rakernas dan rapimnas, Maret 2021,” ujar Ace yang juga Pelaksana Tugas Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Barat.
Ace mengatakan, Airlangga saat ini sebenarnya sedang fokus sebagai Menko Perekonomian yang merangkap Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). Namun, Airlangga mempersilakan jika upaya sosialisasi melalui papan iklan dan videotron dilakukan oleh jajaran struktural partai.
Sementara itu, beberapa hasil survei juga menunjukkan adanya kenaikan elektabilitas Airlangga Hartarto. Survei yang dirilis oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan Airlangga memiliki elektabilitas sebesar 5,3 persen. Ini adalah angka tertinggi dari elektabilitas Airlangga yang dalam beberapa survei lain sebelumnya berkisar 0,2-0,7 persen.
Ace mengatakan, hasil survei itu semakin meningkatkan kepercayaan diri partainya untuk menyongsong Pemilu 2024. Golkar menargetkan untuk menang, tidak hanya pada pemilu legislatif, tetapi juga pemilu presiden (pilpres) dan pemilu kepala daerah (pilkada).
Menyoal upaya sosialisasi Airlangga di sejumlah daerah, Ace mengatakan, hal itu akan gencar dilakukan dalam tiga tahun yang tersisa menuju Pemilu 2024. ”Untuk melakukan ini tentu semangat gotong royong dan partisipasi dari struktural di daerah itu dikedepankan. Ini telah menjadi kebijakan partai sehingga kader partai berkomitmen bersama-sama bagaimana ketum yang menjadi simbol partai ini disosialisasikan,” ucapnya.
Struktur partai digerakkan
Dihubungi terpisah, Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengatakan, pihaknya memang telah melakukan koordinasi dan mengambil langkah-langkah strategsi untuk merespons hasil munas 2019 dan rakernas serta rapimnas 2021. Jika selama ini pergerakan struktural Golkar diorientasikan pada pemilu legislatif (pileg), kini gerakan akan diintegrasikan pada upaya pemenangan pilpres, pileg, dan pilkada.
Mulai munculnya nama Airlangga Hartarto di sejumlah survei, menurut Doli, dipengaruhi dua faktor. Pertama, karena perannya sebagai Menko Perekonomian dan Ketua KPC-PEN, yang menempatkan Airlangga sebagai salah satu pengendali situasi negara saat ini. Kedua, karena hasil kerja jaringan dan struktural partai di tingkat bawah yang sudah bergerak dalam enam bulan terakhir. ”Dua hal itu yang mulai mengangkat elektabilitas Pak Airlangga,” ujarnya.
Diakui oleh Doli, saat ini Partai Golkar sedang menyusun petunjuk teknis tentang bagaimana sosialisasi yang lebih efektif akan dilakukan. Selama ini, foto dan gambar Airlangga dipasang oleh kader dan struktural di tingkat daerah secara sporadis. Selain itu, kerap pesan yang disampaikan melalui iklan atau baliho itu berbeda-beda. Akibatnya, pesan dan iklan itu acap kali dinilai tidak efektif dan bisa membingungkan publik. Kini, Partai Golkar sedang menyusun petunjuk teknis bagaimana sosialisasi itu dilakukan, mulai dari gambar atau foto mana yang ditampilkan hingga pesan yang dipasang bersama dengan gambar diri itu.
”Sekarang sedang kami tertibkan gambar dan fotonya, dan sedang kami susun petunjuk teknisnya. Jadi, sudah mulai masif di bawah untuk mengefektifkan itu supaya tidak mubazir. Sedang diatur gambar dan isu yang ingin ditampilkan,” ujar Doli yang juga Ketua Komisi II DPR itu.
Untuk meraih tiga kemenangan dalam pemilu, Golkar juga sedang mematangkan strategi bersama jajaran strukturalnya di tingkat bawah, mulai dari strategi kampanye. ”Siapa pun itu yang berkampanye, misalnya kampanye pileg, dia harus juga mengampanyekan capres dan calon kepala daerah Golkar, begitu pula sebaliknya. Target kami menang pilpres dan menang pileg dengan minimal 25 persen suara,” kata Doli.
Efek ekor jas
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, mengatakan, upaya menyosialisasikan Airlangga menuju Pilpres 2024 adalah suatu keniscayaan yang wajib dilakukan oleh partai sebesar Golkar. Sebab, jika memang ingin memenangi Pilpres 2024, Golkar harus punya capres yang memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi.
Dari beberapa survei, Airlangga memang belum sepopuler capres lain. Tercatat baru hasil survei LSI Denny JA yang menempatkan elektabilitas Airlangga di atas 1 persen. Oleh karena itu, ”serangan udara”, seperti pemasangan iklan dan videotron di sejumlah daerah, merupakan salah satu strategi partai untuk terus menaikkan popularitas dan elektabilitas Airlangga.
Namun, selain serangan udara, harus pula dilakukan ”serangan darat”, yakni melalui gerakan struktural partai di akar rumput untuk makin memperbesar kemungkinan Airlangga dapat diterima publik. Serangan darat itu seperti sering bertemu dengan rakyat serta memberikan solusi langsung atas kesulitan atau masalah yang dihadapi masyarakat, termasuk dengan memberikan bantuan. Karena dikenal publik tidak menjadi jaminan akan dipilih.
”Banyak orang yang dikenal atau populer, tetapi tidak dipilih karena kakinya tidak menyentuh tanah. Artinya, harus ada kerja-kerja nyata yang membuat dia dapat diterima oleh masyarakat,” kata Adi.
Strategi Golkar kali ini yang menginginkan untuk mengusung capres sendiri, menurut Adi, terlihat untuk mengejar efek ekor jas (coat tail effect) dari pilpres. Sebab, belajar dari dua pemilu sebelumnya, partai-partai yang memiliki capres ternyata memiliki raihan suara signifikan. ”PDI-P dan Gerindra, misalnya, kuat karena memiliki capres dalam dua pemilu terakhir. Efek ekor jas itu tentu juga ingin dimiliki oleh partai besar seperti Golkar,” ujarnya.