Rachmawati Soekarnoputri Berpulang, Dikenang sebagai Sosok Kritis
Rachmawati Soekarnoputri, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, berpulang karena terinfeksi Covid-19. Hingga akhir hayatnya, Rachmawati dikenal sebagai sosok kritis yang tak pernah putus menjaga ajaran ayahnya.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Adik dari Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, yakni Diah Permana Rachmawati Soekarnoputri (70), meninggal pada Sabtu (3/7/2021) pagi. Semasa hidup, Rachmawati dikenal kerap bergerak di orbit di luar partai yang dibangun kakaknya, Megawati Soekarnoputri.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat dihubungi di Jakarta, Sabtu ini, mengatakan, Rachmawati sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, sejak 26 Juni 2021. Ia dirawat akibat terinfeksi Covid-19.
”Bu Rachmawati Soekarnoputri, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, telah berpulang pada lebih kurang pukul 06.15 di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta,” ujar Dasco.
Rachmawati meninggalkan tiga anak. Semasa hidup, anak ketiga dari pasangan Presiden pertama RI Soekarno dengan Fatmawati ini aktif mengurusi organisasi Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM), Yayasan Bung Karno, Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), serta mendirikan Universitas Bung Karno (UBK) pada 1981. Hal itu dilakukan demi melestarikan ajaran ayahnya.
Setelah itu, Rachmawati terjun ke dunia politik. Pada 29 Agustus 2002, ia mendeklarasikan berdirinya Partai Pelopor, dengan alasan ingin menegakkan kembali cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, Pancasila 1 Juni 1945, dan ajaran Bung Karno.
Mengutip arsip Kompas pada 7 Agustus 2003, Rachmawati pernah menyampaikan, perjuangan partai bukan hanya untuk meraih suara banyak dalam pemilihan umum, melainkan lebih ke arah memberi jalan bagi rakyat Indonesia mencapai kemakmuran, kesejahteraan, dan keadilan.
Berselang empat tahun, pada 11 April 2007, Rachmawati dilantik sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden dalam pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia pun mulai meninggalkan Partai Pelopor.
Seiring berjalan waktu, Rachmawati masuk kembali ke partai politik, yakni Partai Gerindra. Sejak saat itu, Rachmawati mendukung pergerakan politik Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Di bidang ilmu politik, Rachmawati pernah menerima gelar doktor honoris causa dari Universitas Kim II-sung, Korea Utara, pada 2016. Penganugerahan tersebut diberikan karena usaha Rachmawati menjaga persahabatan antara Indonesia dan Korea Utara. Saat itu, ia menjadi pendiri Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara.
Perjuangan politik
Dasco menyampaikan, keluarga besar Gerindra merasa sangat kehilangan atas kepergian Rachmawati. Rachmawati dikenal sebagai sosok seorang ibu, kakak, dan panutan di partai. ”Secara khusus, bagi kaum wanita, dia tempat berkeluh kesah dalam perjuangan bersama,” ujarnya.
Dalam pandangan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, Rachmawati merupakan sosok yang sangat konsisten dalam memperjuangkan cita-cita bangsa Indonesia yang selama ini digelorakan oleh Bung Karno.
”Selama ini beliau juga selalu aktif menyuarakan agar Partai Gerindra senantiasa mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur. Beliau juga tidak lupa mengingatkan agar setiap perjuangan politik yang dilakukan Partai Gerindra itu semata-mata demi kesejahteraan rakyat yang berdasarkan Pancasila sebagai landasan negara,” tutur Muzani.
Rachmawati adalah orang yang teguh dalam pendiriannya dan terus menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan NKRI. Hal-hal itu, menurut Muzani, selalu disampaikan Rachmawati di setiap diskusi dengan Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra.
”Dia senantiasa mengingatkan kepada Pak Prabowo agar perjuangan kita tidak boleh bergeser dari apa yang diperjuangkan oleh Bung Karno dan pahlawan kemerdekaan lainnya,” kata Muzani.
Keluarga besar Gerindra, lanjut Muzani, tidak akan lupa dengan pemikiran-pemikiran Rachmawati. Pemikiran Rachmawati yang sejalan dengan perjuangan Bung Karno itu akan terus diperjuangkan di Partai Gerindra, yakni terciptanya masyarakat Pancasilais, masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur, serta terciptanya persatuan dan kesatuan Indonesia yang berdikari.
”Saat ini Pak Prabowo masih berada di luar negeri dalam rangka kunjungan kerja beliau sebagai Menteri Pertahanan. Sehabis peluang dari luar negeri, beliau akan segera melayat ke kediaman almarhumah,” tutur Muzani.
Memegang teguh Pancasila
Tak jauh berbeda, politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hendrawan Supratikno juga memandang Rachmawati sebagai sosok yang sangat kritis terhadap berbagai situasi dan kondisi di Tanah Air. Pancasila dan konstitusi sebelum Amandemen 1999-2002 senantiasa dipegang teguh.
”Ibu Rachmawati bergerak di orbit di luar partai yang dibangun kakaknya, PDI-P,” ujarnya.
Selebihnya, lanjut Hendrawan, dirinya hanya mengamati sepak terjang Rachmawati bersama tokoh-tokoh lain di Gerindra. Menurut dia, Rachmawati masuk Gerindra karena manifesto partai tersebut jelas menginginkan kembali kepada UUD 1945 sebelum amandemen.
Dalam keterangan tertulis, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan, Megawati Soekarnoputri sangat berduka atas wafatnya Rachmawati. ”Ibu Rachmawati adalah adik beliau, yang tumbuh dan sama-sama besar di Istana Negara, belajar menari bersama dan juga berjuang guna meneladani keseluruhan pemikiran dan perjuangan Bung Karno, Proklamator dan Bapak Bangsa Indonesia,” ucapnya.
Di tengah kesedihan ini, Megawati langsung berkomunikasi dengan putra tertua Rachmawati, Rommy Soekarnoputra, dan mengucapkan dukacita secara langsung. Megawati memberikan doa terbaik untuk Rachmawati agar dilancarkan jalannya, diampuni dosa-dosanya, dan kepada keluarga yang ditinggal mendapatkan kekuatan.
”PDI Perjuangan mengucapkan dukacita yang mendalam. Kami mendoakan Ibu Rachmawati; dan partai memberikan penghormatan terbaik bagi almarhumah,” kata Hasto.
Dalam arsip Kompas, pada peringatan hari lahir Bung Karno, 6 Juni 2013, Rachmawati pernah mengkritik kampanye-kampanye politik sejumlah pihak yang menggunakan foto dan gambar Bung Karno. ”Jangan hanya memajang gambar dan foto, tetapi juga harus bisa menyampaikan apa yang dipikirkan Bung Karno untuk bangsa ini,” ujarnya.
Rachmawati juga bicara tentang gerakannya menyomasi pihak-pihak yang menjadikan Pancasila sebagai pilar negara ini. Saat itu, Rachmawati sempat menyomasi Ketua MPR Taufiq Kiemas terkait penggunaan kosakata empat pilar.
”Pancasila adalah dasar negara, jangan hanya dijadikan pilar,” ujarnya berapi-api.