logo Kompas.id
Politik & HukumKPK Rentan Dijadikan Instrumen...
Iklan

KPK Rentan Dijadikan Instrumen Politik

Presiden Joko Widodo diharapkan tidak menutup mata atas polemik kepegawaian di KPK. Imbas dari polemik tersebut dinilai dapat berdampak pada kerja pemberantasan korupsi. KPK rentan dijadikan instrumen politik.

Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/9WAS1IPHSZ3uTwjRsNX2xNNbj8M=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F38cb2203-5310-4dc9-ba46-f864f864edec_jpg.jpg
Kompas/Heru Sri Kumoro

Salah satu poster yang dibawa pengunjuk rasa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM IPB) di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Rabu (2/6/2021). Aksi ini merupakan bentuk keprihatinan mereka atas proses pengalihan pegawai KPK menjadi ASN yang dinilai sebagai bentuk pelemahan terhadap KPK.

JAKARTA, KOMPAS — Pengalihan status pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi  menjadi aparatur sipil negara yang menggugurkan 51 pegawai KPK dianggap sebagai bagian dari upaya pelemahan KPK, bahkan dapat mengancam independensi dari lembaga antirasuah itu ke depan. Presiden Joko Widodo diharapkan tidak tutup mata karena peristiwa itu bisa berdampak pada kerja pemberantasan korupsi. KPK rentan untuk dijadikan instrumen politik.

Pengajar kajian Indonesia dari University of Sydney, Thomas Power, dalam diskusi ”Pengerdilan KPK dan Membaca Arah Politik Antikorupsi di Indonesia”, Senin (7/6/2021), mengatakan, upaya pelemahan KPK sebenarnya sudah terjadi lebih dari 10 tahun ke belakang. Setidaknya, ada enam aspek yang memperlihatkan upaya pelemahan itu.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000