Selasa Pagi Ini 8 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Tiba, Pemerintah Jamin Ketersediaan Vaksin
Selasa pagi ini, Indonesia kembali menerima pasokan vaksin Covid-19 dari Sinovac sebanyak 8 juta dosis dalam bentuk bahan baku. Pemerintah menjamin adanya ketersediaan vaksin supaya target vaksinasi tercapai.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah menerima vaksin Sinovac 3 juta dosis, AstraZeneca 6,4 juta dosis, dan Sinopharm 1 juta dosis, pada Selasa (25/5/2021) ini Indonesia kembali menerima vaksin Sinovac sebanyak 8 juta dosis dalam bentuk bulk atau bahan baku. Dengan kedatangan vaksin Covid-19 tahap 13 tersebut, secara total Indonesia telah menerima 83,9 juta dosis vaksin.
Pemerintah pun menyatakan selalu menjaga ketersediaan stok vaksin agar pelaksanaan vaksinasi sesuai dengan target tahapan yang telah ditetapkan. Pemerintah juga selalu memastikan faktor keamanan, mutu, dan khasiat sehingga masyarakat tidak perlu ragu dalam menerima vaksin.
Vaksin yang disediakan di Indonesia melalui proses evaluasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan yang sudah mendapatkan pertimbangan dari para ahli.
Presiden Joko Widodo menyebut vaksinasi Covid-19 adalah game changer (pengubah permainan), yaitu salah satu langkah krusial yang menentukan kesuksesan kita untuk mengakhiri pandemi Covid-19.
”Presiden Joko Widodo menyebut vaksinasi Covid-19 adalah game changer (pengubah permainan), yaitu salah satu langkah krusial yang menentukan kesuksesan kita untuk mengakhiri pandemi Covid-19,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin Covid-19 tahap 13 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa pagi ini.
Airlangga menuturkan, untuk mencapai kekebalan, diperlukan 181,5 juta vaksin bagi 181,5 juta orang atau atau 70 persen penduduk Indonesia. Di tahap pertama, vaksin diberikan kepada sumber daya manusia (SDM) kesehatan, orang lanjut usia, dan petugas publik yang jumlahnya sekitar 40 juta jiwa.
Realisasi vaksin saat ini adalah 24,9 juta dosis. Perinciannya, vaksinasi bagi tenaga kesehatan 1,5 juta dosis pertama dan 1,4 juta dosis kedua. Vaksinasi bagi orang lanjut usia 3,1 juta dosis pertama dan 2,1 juta dosis kedua. Vaksinasi petugas publik 10,4 juta dosis pertama dan 6,5 juta dosis kedua.
”Pelaksanaan (vaksinasi) tentu perlu kita percepat. Dan, tentunya, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah aspek kedaerahan atau geospasial berdasarkan basis, baik itu zona merah, oranye, dan kegiatan perekonomian,” kata Airlangga.
Pemerintah, lanjut Airlangga, menyambut baik dimulainya pelaksanaan program vaksinasi gotong royong melalui Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Vaksinasi gotong royong yang menggunakan Sinopharm ini diharapkan dapat dipercepat. Vaksinasi bagi karyawan ini sudah dilakukan di 27 perusahaan di 18 fasilitas kesehatan, baik di Jakarta, Jawa Barat, Banten, Kepulauan Riau, maupun Maluku. Hingga saat ini telah didistribusikan 21.616 dosis vaksin gotong royong.
”Tentunya pemerintah berharap bahwa vaksin gotong royong juga ditargetkan bisa ditingkatkan. Dan, pemerintah selalu berupaya menyukseskan vaksinasi di Indonesia. Namun, tidak hanya vaksin yang diperlukan, tetapi juga kedisiplinan masyarakat untuk menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Ini menjadi kunci sukses program vaksinasi,” ujarnya.
Airlangga menuturkan, testing, tracing, and treatment (tes, telusur, dan terapi) pun terus diintensifkan. Masyarakat diminta terus waspada bahwa Covid-19 masih ada. Gelombang kedua dan ketiga penularan Covid-19 terjadi di negara lain. ”Kita terus berharap bahwa kita mampu menangani Covid-19 dan mempercepat atau mengakselerasi vaksinasi,” katanya.
Pada kesempatan tersebut Airlangga meminta dukungan masyarakat agar terus menjalankan protokol kesehatan. Partisipasi masyarakat untuk mengikuti pelaksanaan vaksinasi juga dinantikan.
Sebelumnya, juru bicara vaksinasi Covid-19 tingkat pusat, Reisa Broto Asmoro, menuturkan, pemerintah telah bekerja keras menyiapkan vaksin untuk warga. Terkait hal tersebut, warga diminta siap divaksin saat gilirannya tiba. Giliran masyarakat mendapatkan vaksin saat ini juga semakin mudah dan dipercepat oleh pemerintah.
Kementerian Kesehatan baru saja mengumumkan, siapa pun yang memiliki anggota keluarga berusia di atas 50 tahun kini dapat didaftarkan untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Hang Jebat Jakarta.
Kementerian Kesehatan baru saja mengumumkan, siapa pun yang memiliki anggota keluarga berusia di atas 50 tahun kini dapat didaftarkan untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Hang Jebat Jakarta. Hal ini diharapkan dapat diikuti oleh sentra vaksin lainnya di seluruh Indonesia sehingga semakin banyak dan semakin cepat masyarakat mendapatkan perlindungan terhadap Covid-19.
”Jadi, tunggu apa lagi? Mari segera pastikan orangtua atau anggota keluarga semua mendapatkan vaksinasi. Ingat kata Menteri Kesehatan, daftarkan, antar, dan temani,” kata Reisa.
Warga pun diminta semakin cermat dalam mengikuti proses vaksinasi. Mereka yang sudah divaksinasi diminta memperhatikan bahwa di surat keterangan atau sertifikat vaksin selalu tercantum nama dan nomor kontak dari dokter atau vaksinator yang memberikan vaksin sebagai penanggung jawab. Nomor tersebut dapat langsung dihubungi ketika ada sesuatu yang dianggap tidak normal dengan kondisi warga setelah menerima vaksin.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, lanjut Reisa, warga yang melakukan vaksinasi juga mesti memastikan kondisi badannya sehat, fit, dan siap sebelum datang ke sentra vaksinasi atau pos vaksinasi. Warga yang memiliki komorbid diminta konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Warga juga diajak melawan hoaks dan mendapatkan informasi tentang vaksinasi hanya dari sumber tepercaya dan valid.