logo Kompas.id
Politik & HukumSaat Halalbihalal Jadi Peluruh...
Iklan

Saat Halalbihalal Jadi Peluruh Perbedaan

Halalbihalal merupakan tradisi khas Indonesia. Tak hanya menjadi ajang bermaafan keluarga, halalbihalal juga kerap menjadi momentum meluruhkan perbedaan pandangan para elite politik dan pemerintahan.

Oleh
NINA SUSILO/SUHARTONO/ANGGER PUTRANTO
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2wt8NViR004vzOSrMkK2AYqvsWw=/1024x655/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F20210514H3_OK_1621007822.jpg
IPPHOS

Suasana halalbihalal antara Presiden Soekarno, pejabat pemerintahan, dan anggota parlemen bertempat di Gedung Parlemen, 22 April 1959.

Perseteruan para elite akibat perbedaan aliran politik di era kabinet parlementer serta munculnya pemberontakan pada 1948 dan keinginan Belanda bercokol kembali di Tanah Air cukup membuat Presiden Soekarno khawatir akan  adanya disintegrasi bangsa. Bapak Proklamasi itu pun memutar otak mengupayakan rekonsiliasi untuk mencegah perpecahan di republik yang baru tiga tahun berdiri.

Berbagai upaya telah dilakukan Presiden Soekarno, termasuk mengundang para elite bangsa untuk bertemu di Istana Kepresidenan, yang waktu itu berada di Gedung Agung, Yogyakarta. Namun, usaha itu belum juga membuahkan hasil karena tak satu tokoh pun yang memenuhi undangan.

Editor:
Anita Yossihara
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000