Pembunuhan warga Poso, Sulawesi Tengah, yang diduga dilakukan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur kembali terjadi. Selain memburu pelaku, aparat juga melakukan patroli untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Aparat keamanan masih memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora yang diduga sebagai pelaku pembunuhan empat warga Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Poso, Sulawesi Tengah. Patroli dan dialog dengan masyarakat sekitar lokasi kejadian juga dilakukan untuk memberikan rasa aman.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Kepolisian Negara RI (Polri) Inspektur Jenderal Raden Prabowo Argo Yuwono, Jumat (14/5/2021), mengatatakan, hingga saat ini, aparat keamanan masih mengejar para pelaku pembunuhan yang diduga kuat berasal dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Tak hanya itu, Polri juga berupaya mengembalikan rasa aman warga dengan melakukan patroli di sekitar lokasi kejadian.
Dalam patroli tersebut, aparat keamanan sekaligus melakukan dialog atau komunikasi dengan masyarakat agar merasa aman. ”Sementara aparat yang lain mengejar pelaku,” kata Argo.
Hari Selasa (11/5/2021), empat warga Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Poso, dibunuh di ladang atau kebun mereka yang terletak di Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Poso. Keempat warga tersebut adalah Paulus Papa, Lukas Lese, Simon Susan, dan Marten Sorong.
Pada awalnya, keempat korban bersama satu warga lainnya tengah berada di kebun mereka masing-masing. Saat itulah tiba-tiba muncul empat-lima orang yang diduga anggota kelompok MIT mendatangi kebun.
Melihat anggota kelompok MIT datang, seorang warga kemudian berlari dan melaporkan kejadian itu kepada kepala desa setempat. Setelah mendapat laporan, Satgas Madago Raya bersama warga mendatangi lokasi kebun warga. Di sanalah kemudian ditemukan empat warga tewas di dua lokasi berbeda.
Polri menduga, pembunuhan itu dilakukan oleh empat hingga lima orang. ”Diduga pelaku bisa empat sampai lima orang. Saat ini aparat masih dalam proses penyelidikan terhadap saksi,” ujar Argo.
Peristiwa tersebut menambah panjang daftar korban warga tewas dibunuh kelompok MIT pimpinan Ali Kalora. Sebelumnya, pada November 2020, empat warga Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, juga dibunuh oleh kelompok MIT.
Secara terpisah, Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengecam keras pembunuhan empat warga Desa Kalimago tersebut. Peristiwa pembunuhan secara sadis dan biadab itu tidak bisa ditoleransi.
”Kami mendesak pemerintah, aparat TNI, dan Polri menyelesaikan peristiwa teror yang selama ini mengganggu di Poso. Pembantaian berulang pada kurun waktu yang pendek sungguh mempertontonkan pelecehan terhadap kemampuan aparat keamanan yang seakan tidak berdaya menghadapi kelompok teroris ini,” kata Sekretaris Umum PGI Pendeta Jacky Manuputty, sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis.
Selain mendesak aparat keamanan menangkap pelaku teror, PGI juga meminta masyarakat untuk memperkuat ketahanan sosial dengan mendukung setiap upaya pemerintah dalam menangani kasus itu. Selain itu, setiap elemen masyarakat juga diharapkan bersikap proaktif melawan berbagai gerakan ekstremisme yang melegalkan cara-cara kekerasan dan teror.
”Kami terus mendoakan dan mendukung semua langkah dan upaya pemerintah untuk memelihara keamanan dan ketenteraman masyarakat di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bebas dari aksi teror dan ekstremisme,” ujar Jacky.