logo Kompas.id
Politik & HukumPenanganan Konflik Papua...
Iklan

Penanganan Konflik Papua Membutuhkan Dialog

Pendekatan keamanan telah menciptakan rasa saling tidak percaya. Tidak saja pemerintah pusat yang memberi stigma masyarakat Papua separatis, tetapi masyarakat Papua juga melihat pemerintah di Jakarta sebagai penjajah.

Oleh
Edna C Pattisina
· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/EcWYM8xQ_3QYeRUJ40GTFoVVsso=/1024x584/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2Facd7a49c-037c-4f96-8f33-3e075a827f3a_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Mural yang mengangkat tema masyarakat Papua dan kritik atas kekerasan yang menimpa mahasiswa saat aksi unjuk rasa di Kendari, Sulawesi Tenggara, menghiasi dinding di jalur pedestrian Jalan Pintu Besar Selatan, Jakarta, Senin (7/10/2019). Mural menjadi salah satu seni visual yang dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan dan kritik sosial di masyarakat.

JAKARTA, KOMPAS — Dialog menjadi kunci penyelesaikan konflik di Papua. Penyelesaian dengan pendekatan keamanan hanya akan memperbesar lingkaran kekerasan dan menimbulkan penderitaan masyarakat Papua.

Hal ini disampaikan Rosita Dewi, peneliti dari Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kamis (6/5/2021), dalam diskusi daring. Rosita mengatakan, pendekatan keamanan telah menciptakan rasa saling tidak percaya dan stigmatisasi. Tidak saja pemerintah pusat yang memberi stigma masyarakat Papua separatis, tetapi masyarakat Papua juga melihat pemerintah di Jakarta sebagai penjajah.

Editor:
Madina Nusrat
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000