Gugurnya 53 patriot, awak KRI Nanggala-402, menorehkan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Empati berbagai komponen bangsa mulai diwujudkan dalam bentuk jaring pengaman sosial ekonomi bagi keluarga para kru.
Oleh
TIM KOMPAS
·6 menit baca
Pagi hari itu, Kamis (29/4/2021), keluarga dari 53 awak KRI Nanggala-402 berkumpul di hanggar Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut Juanda di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka adalah istri, anak, dan orangtua dari 53 awak KRI Nanggala-402. Presiden Joko Widodo yang hadir bersama dengan sejumlah pejabat negara menyampaikan belasungkawa secara langsung kepada keluarga awak KRI Nanggala-402. Presiden juga berbincang-bincang dengan istri para awak KRI Nanggala.
Selanjutnya, keluarga mengikuti upacara militer kenaikan pangkat luar biasa dan penyerahan tanda kehormatan luar biasa, Bintang Jalasena Nararya, kepada 53 awak KRI Nanggala-402 yang telah gugur. Upacara ini dipimpin Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Hari itu genap delapan hari setelah tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan utara Pulau Bali sekaligus empat hari setelah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan semua awak KRI Nanggala-402 gugur.
Pada Rabu (21/4), KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan utara Pulau Bali saat persiapan untuk latihan peluncuran torpedo. Setelah melalui pencarian beberapa hari, KRI Nanggala-402 akhirnya dinyatakan tenggelam dan semua awaknya gugur.
Keluarga terlihat berusaha tegar selama acara berlangsung. Namun, saat acara usai, air mata tak lagi terbendung. Beberapa istri awak Nanggala menangis sambil berpelukan, saling menguatkan. Ada pula istri dan anak yang mencium serta memeluk foto suami dan ayah mereka yang gugur.
Di hanggar Lanud Juanda, foto 53 awak KRI Nanggala-402 yang gugur di pasang berjajar. Setiap foto dihias karangan bunga mawar berwarna merah dan putih.
”Terakhir yang saya ingat, Bapak membawa gas (elpiji) cadangan untuk saya. Dia bilang, ini untuk jaga-jaga biar kalian tidak susah kalau kehabisan gas. Itu terakhir, beberapa hari sebelum beliau berangkat berlayar,” kata Ninda Riza Dwianti, istri Komandan KRI Nanggala-402 Kolonel Anumerta Heri Oktavian.
Ia mengenang suaminya sebagai ayah yang mengayomi anak-anaknya. Ia juga mengingat suaminya sebagai pria yang bertanggung jawab dan selalu memberikan solusi setiap terjadi persoalan.
Winny Widayanti, istri Komandan Satuan Kapal Selam Komando Armada II Laksamana Pertama Anumerta Harry Setiawan, mengungkapkan, suaminya adalah pria yang sangat mencintai keluarga. Suaminya adalah juga ayah yang amat mencintai anak-anaknya.
”Kebetulan tidak ada meninggalkan pesan apa-apa. Pesannya hanya minta doa, minta diantar. Pada saat mau berlayar itu, minta diantar dan minta didoakan semoga sehat selamat,” kata Winny dengan suara bergetar.
Sekretariat Presiden mengunggah video rekaman wawancara kedua istri awak KRI Nanggala tersebut di akun Youtube, Sabtu (30/4/2021). Lewat kolom komentar, warganet pun menyampaikan belasungkawa, doa, dan harapan.
Empati warganet
Akun Ardian AK mengungkapkan, ”Selamat Jalan Ksatria NKRI. Jasamu akan kami kenang selamanya”. Hal senada disampaikan akun Emillia Swastika.
”Beristirahatlah dalam damai dan teruslah menjaga Ibu Pertiwi. Matur nuwun pahlawan Indonesia KRI Nanggala-402”. Sementara akun Hpratama ID menuliskan, ”Negara harus menjamin hidup keluarga putra-putra terbaik bangsa ini”.
Di Twitter, pengguna internet juga menyuarakan rasa duka yang serupa. Hasil analisis dari 9.906 cuitan Twitter dengan kata kunci Nanggala-402 menunjukkan, kata kunci yang paling sering muncul, antara lain, KRI, Nanggala, Nanggala-402, kapal, awak, selam, keluarga, prajurit, samudra, selamat, jalan.
Dari pemodelan Latent Dirichlet Allocation (LDA), kata-kata yang digunakan pengguna Twitter dalam mencuit terkait Nanggala secara umum bertemakan ucapan berbelasungkawa, evakuasi terhadap kapal dan awak kapal, penghargaan kepada patriot, serta dorongan agar keluarga kru diberi bantuan. Soal tema bantuan, misalnya, kata kunci yang muncul antara lain pendidikan, patungan, donasi, keluarga, dan anak-anak.
Selain ucapan, pengguna internet juga sungguh menjalankan upaya urun dana untuk membantu meringankan beban keluarga awak KRI Nanggala. Di platform digital urun dana Kitabisa.com sudah ada lebih dari 7.000 pengguna internet yang menyumbang dengan nominal terkumpul per Sabtu (1/5) siang Rp 136 juta dari target Rp 300 juta. Ada pengguna internet yang menyumbang ribuan rupiah, tetapi juga ada yang menyumbang jutaan rupiah.
Gerakan pengumpulan dana dengan tajuk ”Donasi untuk Santunan Keluarga Awak KRI Nanggala-402” itu diinisiasi langsung oleh Kitabisa.com, dengan keterangan penyaluran donasi akan dikoordinasikan dengan Kementerian Sosial.
Bantuan pemerintah
Presiden, dalam sambutannya pada acara silaturahmi di Lanud Juanda, menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga korban. ”Atas nama negara, atas nama pemerintah, atas nama rakyat, saya menyampaikan dukacita yang mendalam atas gugurnya para patriot KRI Nanggala-402. Semoga arwah beliau-beliau diterima di sisi-Nya, diberikan tempat yang terbaik, diampuni dosa-dosanya,” kata Presiden.
Presiden juga menegaskan bahwa pemerintah memberikan penghargaan kenaikan pangkat satu tingkat atas pengorbanan 53 awak KRI Nanggala-402. Semua awak juga mendapatkan tanda kehormatan Bintang Jalasena Nararya.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menyatakan negara akan menjamin keberlanjutan pendidikan anak-anak dari 53 awak KRI Nanggala-402 hingga jenjang perguruan tinggi. Adapun untuk tempat tinggal keluarga selanjutnya, Presiden menjanjikan akan segera menyediakan rumah bagi 53 keluarga awak KRI Nanggala-402. Soal lokasinya, pemerintah mengikuti aspirasi keluarga masing-masing.
”Nanti ibu-ibu sekalian akan juga dibangunkan rumah yang tempatnya kami mengikuti ibu-ibu semuanya. Terserah bisa di Gresik, Sidoarjo, atau tempat lain. Mekanisme ini nanti tolong juga Pak KSAL dan Panglima TNI bisa mengaturnya sesegera mungkin sehingga ini bisa segera dilaksanakan,” kata Presiden.
Saat dihubungi, Sabtu (1/5), Winny Widayanti, istri Komandan Satuan Kapal Selam Komando Armada II Laksamana Pertama Anumerta Harry Setiawan, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pemerintah atas perhatian yang diberikan kepada keluarga awak KRI Nanggala-402. Bantuan berupa rumah, jaminan keberlanjutan pendidikan anak-anak sangat berarti bagi para keluarga.
”Perhatian pemerintah kepada kami sangat luar biasa,” kata ibu empat anak tersebut.
Terpisah, Menteri Sosial Tri Rismaharini menambahkan, Kementerian Sosial memberikan santunan kematian kepada semua ahli waris masing-masing senilai Rp 15 juta. Pihaknya juga akan mengirimkan pekerja sosial untuk memberikan layanan trauma healing kepada keluarga untuk membantu meringankan beban psikologis keluarga prajurit yang gugur.
Selain santunan, Kemensos juga menyerahkan bantuan pendukung pemenuhan kebutuhan dasar untuk anak dan bayi dalam kandungan yang ditinggalkan, masing-masing Rp 100 juta. Ada juga piagam penghargaan atau kehormatan untuk korban.
”Mudah-mudahan dengan bantuan ini dapat meringankan sebagian beban keluarga yang ditinggalkan,” kata Risma.
Dalam silaturahmi di Lanud TNI AL Juanda, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono mengatakan, kenaikan pangkat satu tingkat bagi semua awak KRI Nanggala-402 dan pemberian tanda kehormatan Bintang Jalasena Nararya merupakan suatu bentuk penghormatan kepada prajurit yang telah mengabdikan diri untuk menjaga kedaulatan negara di laut.
”Kami yakin kehadiran Presiden dan pejabat negara dapat memberikan dukungan moral kepada keluarga prajurit. Ini juga sebagai bentuk penghormatan bangsa Indonesia kepada prajurit TNI,” kata Yudo.
Para patriot, awak KRI Nanggala-402, telah berpulang, keluarga yang ditinggalkan kini tengah menata hati untuk melanjutkan hidup. Pemerintah dan sebagian masyarakat yang berempati mulai mewujudkan rasa empati itu dalam bentuk bantuan yang dibutuhkan keluarga dalam melanjutkan hidup mereka.
Semoga saja akan ada lebih banyak komponen bangsa yang tergerak untuk bersama-sama membantu meringankan beban keluarga para awak KRI Nanggala-402. Semoga.... (LAS/SYA/GAL)