Wapres Ma’ruf Amin menghadiri peringatan Nuzulul Quran tingkat kenegaraan, Kamis (29/4/2021) malam. KH Ahsin Sakho Muhammad, saat menyampaikan uraian hikmah, menekankan, Al Quran memberi perhatian besar pada perdamaian.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Agama Islam mengajarkan sekaligus mengajak seluruh komponen masyarakat, khususnya warga Muslim, untuk selalu menciptakan perdamaian. Karena itu, selain menghargai perbedaan, umat Islam semestinya juga menjauhkan diri dari segala permusuhan dan pertikaian karena berpotensi mengganggu persatuan serta kesatuan bangsa.
Pakar ilmu Al Quran KH Ahsin Sakho Muhammad, saat menyampaikan uraian hikmah pada peringatan Nuzulul Quran tingkat kenegaraan, Kamis (29/4/2021) malam, menjelaskan, Al Quran memberikan perhatian besar pada perdamaian. Ini karena perdamaian merupakan modal utama untuk menggerakkan pembangunan, baik fisik maupun nonfisik, yang tujuan akhirnya adalah menciptakan masyarakat sejahtera lahir dan batin.
Peringatan Nuzulul Quran tingkat kenegaraan tahun ini digelar secara luring dan daring dari dua tempat yang berbeda untuk menghindari penularan Covid-19. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengikuti acara di Gedung HM Rasyidi Kementerian Agama, sementara Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengikuti peringatan Nuzulul Quran dari kediaman resmi di Jalan Diponegoro, Jakarta. Tema Nuzulul Quran kali ini ialah ”Al Quran dan Spirit Perdamaian”.
KH Ahsin, yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Dar Al Quran Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat, memaparkan, Al Quran menggunakan dua pendekatan untuk menjaga dan menciptakan perdamaian. Pendekatan pertama adalah pencegahan dengan menelusuri akar persoalan yang menyebabkan terganggunya perdamaian. Hal itu setidaknya tersirat dalam beberapa ayat Al Quran yang melarang buruk sangka, mencari kesalahan orang lain, menggunjing, mencela, dan meremehkan orang lain.
”Inilah bibit-bibit perpecahan dalam masyarakat. Al Quran menganggap semua itu adalah hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang Muslim. Allah melarang semua perbuatan itu dengan firman-Nya dalam Surat Al Hujurat Ayat 12,” tutur Ahsin.
Tak hanya itu, dalam sebuah hadis juga ditemukan sejumlah larangan yang bisa menyebabkan terganggunya perdamaian. Disebutkan bahwa seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Karena itu, umat Islam tidak boleh menganiaya, menghina, dan juga meremehkan orang lain.
Pendekatan kedua, Al Quran juga mengajarkan pendekatan reaktif dan solutif, yakni bagaimana mencari jalan keluar secara bijak saat pertikaian terjadi. Saat terjadi pertengkaran antarindividu, misalnya, terdapat hadis yang menyatakan bahwa seorang Muslim hanya boleh mendiamkan sesamanya maksimal selama tiga hari. Nabi Muhammad SAW, bahkan, memberikan apresiasi terhadap Muslim yang mengajak saudaranya berdamai dengan mengucapkan salam.
Saat terjadi pertikaian antarkelompok, lanjut Ahsin, Al Quran menyerukan agar pihak-pihak yang bertikai segera melakukan islah atau berdamai. Jika kedua belah pihak yang punya niat baik untuk mengupayakan perdamaian, Allah yang akan mendamaikan.
Begitu pula ketika terjadi pertikaian di antara kelompok yang berbeda agama. Jika salah satu pihak yang bertikai menawarkan perdamaian, kedua belah pihak harus menerima dengan lapang dada. Ketentuan ini tertuang dalam Al Quran Surat Al Anfal Ayat 61 yang menyebut, ”Jika mereka cenderung kepada perdamaian, maka terimalah dan bertawakallah kepada Allah.”
”Dengan melihat penjelasan di atas, nyatalah bahwa agama Islam mengajak kepada seluruh komponen masyarkat untuk menciptakan perdamaian,” kata Ahsin.
Oleh karena itu, sudah semestinya masyarakat, khususnya umat Islam, sebisa mungkin menghindari pertikaian dan permusuhan. Pasalnya, pertikaian justru akan merugikan semua komponen bangsa, seperti yang terjadi di sejumlah negara-negara berpenduduk Muslim lainnya.
Akan lebih baik jika masyarakat bahu-membahu, bekerja sama demi terciptanya perdamaian. Sebab, hanya dalam situasi yang damai, pembangunan di sebuah bangsa akan berjalan dengan baik.
Panduan kehidupan
Dalam amanatnya, Wapres Ma’ruf Amin mengingatkan umat Islam agar tidak mengabaikan petunjuk dalam Al Quran, terutama terkait tata cara manusia berinteraksi dengan alam. Ini karena Al Quran bukan hanya panduan beribadah, melainkan juga panduan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Al Quran, lanjut Wapres, telah memberikan petunjuk kepada manusia bagaimana seharusnya berperilaku pada alam ini. ”Di antara petunjuk Al Quran adalah bagaimana manusia bisa hidup bahagia di bumi ini dan berinteraksi dengan alam secara baik,” kata Wapres Amin.
Karena itu, Wapres mengajak umat agar bersama-sama memikirkan dan melakukan penjajakan ekonomi hijau di Indonesia. Sebuah model ekonomi dengan tetap memperhatikan pelestarian ekosistem dan menyeimbangkan aktivitas manusia dengan ketersediaan sumber daya alam yang terbatas.