logo Kompas.id
Politik & HukumKemenhan Diminta Sisir...
Iklan

Kemenhan Diminta Sisir Anggaran Nonprioritas

Porsi anggaran belanja modal di Kemenhan masih kecil jika dibandingkan belanja rutin. Namun, keterbatasan itu seharusnya tak menjadi halangan modernisasi alutsista. Anggaran nonprioritas perlu disisir kembali.

Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/iwbklRTKK4V8yMLQEKPnRsmjNvE=/1024x630/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2FBW-00010241-II-30-RNA006_1619002269.jpg
KOMPAS/ANSEL DA LOPEZ

Kapal selam KRI Nanggala di Pantai Cilegon pada gladi resik menyongsong Hari ABRI ke-36 tanggal 2 Oktober 1981. Hari ABRI diperingati setiap tanggal 5 Oktober. KRI Nanggala, buatan pabrik Howaldtswerke, Kiel, Jerman, tiba di Indonesia pada akhir September 1981.

JAKARTA, KOMPAS — Dengan keterbatasan anggaran saat ini, Kementerian Pertahanan diminta menyisir ulang program nonprioritas. Kemenhan diharapkan fokus dan memprioritaskan peningkatan kekuatan pertahanan, termasuk modernisasi dan perawatan alat utama sistem persenjataan.

Ketua Badan Pengurus Centra Initiative Al Araf saat dihubungi, Rabu (28/4/2020), mengatakan, musibah tenggelamnya KRI Nanggala-402 di laut utara Bali harus diaudit dan diinvestigasi lebih dalam. Sebelum investigasi itu keluar, seharusnya spekulasi mengenai penyebab kecelakaan, seperti faktor alam, dikesampingkan. Persoalan alutsista itu pun seharusnya dilihat dalam bingkai persoalan yang lebih besar. Apalagi, kecelakaan alat utama sistem pertahanan bukan pertama kali terjadi.

Editor:
Antony Lee
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000