Pengabdian Paripurna Patriot Bangsa
Akhirnya, KRI Nanggala-402 yang tenggelam di kedalaman 838 meter di bawah laut ditemukan Minggu, para prajurit dinyatakan gugur dalam tugas. Keluarga besar TNI berharap bisa meneruskan pengabdian paripurna mereka.
KRI Nanggala-402 yang tenggelam di kedalaman 838 meter di bawah laut akhirnya ditemukan dan para prajurit dinyatakan gugur dalam tugas. Keluarga besar TNI berharap dapat meneruskan pengabdian paripurna para prajurit KRI Nanggala-402.
JAKARTA, KOMPAS — Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan 53 personel dalam kapal selam KRI Nanggala-402, termasuk 49 anak buah kapal dan 4 personel non-ABK, gugur ketika menjalankan tugas negara.
”Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menerima seluruh amal ibadah dan pengabdian para awak; dan kami dapat meneruskan pengabdian paripurna sebagai prajurit-prajurit terbaik TNI,” kata Hadi.
Pemerintah, kata Panglima TNI, akan memberikan penghargaan bagi prajurit Hiu Kencana, yakni ABK dan personel KRI Nanggala-402 yang gugur, berupa kenaikan pangkat. Usulan dan kenaikan pangkat akan segera disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.
Untuk mengevakuasi jenazah para awak dari badan tekan kapal atau kabin bertekanan, yang diperkirakan jadi tempat berkumpulnya para awak, dibutuhkan kerja sama dan koordinasi dengan organisasi operasi pencarian dan penyelamatan kapal selam internasional, yakni International Submarine Escape and Rescue Liaision Office (Ismerlo).
Baca juga : Tenggelamnya KRI Nanggala-402, ”Tabah sampai Akhir”
Menurut Hadi, tidak mudah mengangkat dan mengevakuasi para awak di kapal yang tenggelam di kedalaman 838 meter di bawah laut. ”Karena itu, butuh kerja sama dan koordinasi dengan negara-negara anggota Ismerlo yang berpengalaman mengangkat kapal tenggelam,” ujar Hadi saat dihubungi Kompas dan saat keterangan pers di Pangkalan TNI Angkatan Udara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (25/4/2021).
Karena itu, butuh kerja sama dan koordinasi dengan negara-negara anggota Ismerlo yang berpengalaman mengangkat kapal tenggelam.
KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam dan terdeteksi di kedalaman 838 meter saat latihan penembakan senjata strategis di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021) dini hari WIB.
Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono, dalam keterangan pers, menyatakan, TNI AL akan berupaya maksimal dan berusaha mengangkat kapal. ”Beberapa negara sahabat di Ismerlo sudah menawarkan bantuan pengangkatan,” kata Yudo.
Pemindaian KRI Rigel
Sebelumnya, Hadi mengatakan, penemuan lokasi KRI Nanggala-402 di kedalaman 838 meter utara Pulau Bali berasal dari hasil pemindaian peralatan pemancar sonar multibeam echosounder (MBES) dan magnetometer yang dipasang di KRI Rigel-933. Selanjutnya, hasil pemindaian dikonfirmasi dengan pencitraan bawah air secara visual dari peralatan kendaraan bawah air yang dikendalikan dari jarak jauh (ROV), oleh Kapal MV Swift Rescue, bantuan Singapura. ”Dari situ diperoleh citra yang dikonfirmasi sebagai bagian KRI Nanggala-402,” kata Hadi.
Sejumlah barang yang diyakini milik KRI Nanggala-402 sebelumnya ditemukan dari hasil pemindaian MBES di KRI Rigel-933.
Dalam keterangan pers ditunjukkan hasil pencitraan secara visual melalui kamera di peralatan ROV Kapal MV Swift Rescue beberapa bagian kapal selam KRI Nanggala-402, yaitu kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, dan kemudi selam timbul. Tak ketinggalan, peralatan ROV saat mengangkat satu baju keselamatan awak kapal selam atau escape suit MK11. ”Berdasarkan bukti-bukti otentik itu, dapat dinyatakan KRI Nanggala-402 tenggelam dan seluruh awaknya gugur,” kata Hadi.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo yang hadir dalam keterangan pers menyatakan akan terus membantu dan mendukung berbagai upaya. Polri mendirikan dua pos SAR, yakni di Celukan Bawang, Buleleng, Bali; dan di Pelabuhan Banyuwangi, Jawa Timur. Polri juga mengerahkan personel, termasuk tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri dan tim trauma healing.
Keluarga berdatangan
Keluarga awak kapal mulai mendatangi Pangkalan TNI Angkatan Laut Banyuwangi. Hingga Minggu sore, setidaknya tiga keluarga awak KRI Nanggala-402 tiba di pangkalan tersebut.
Berdasarkan bukti-bukti otentik itu, dapat dinyatakan KRI Nanggala-402 tenggelam dan seluruh awaknya gugur.
Sesuai pantauan di lokasi, keluarga Serda Ede Pandu Yudha Kusuma datang paling awal. Mereka yang hadir adalah Yayak Dwi Ernawati, ibu mertua Serda Pandu. Yayak datang dengan ditemani seorang perempuan. Lokasi rumah tinggal Yayak berjarak lebih kurang 2 km dari Pangkalan TNI AL Banyuwangi.
Selang beberapa menit, orangtua Sertu Mes Dedi Hari Susilo juga tiba di Pangkalan AL Banyuwangi. Sudarmaji, ayah Sertu Dedi, datang dengan menuntun istrinya.
Selanjutnya seorang laki-laki paruh baya datang bersama dengan seorang anak kecil yang digendong. Pria itu keluarga Kopda Eta Kharisma Dwi Bintarani. Beberapa waktu kemudian, datang lagi dua perempuan, seorang pria, dan dua anak yang juga keluarga Kopda Kharisma.
Keluarga Sertu Dedi dan Serda Pandu memang berasal dari Banyuwangi. Sementara keluarga Kopda Kharisma berasal dari Probolinggo.
Di Markas Komando Armada 2, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri Sosial Tri Rismaharini menemui sejumlah keluarga awak. Kehadiran mereka atas Perintah Presiden Jokowi untuk menyampaikan rasa duka dan penghiburan kepada istri dan anak-anak dari para awak.
Risma, mantan Wali Kota Surabaya, turut menyampaikan rasa duka mendalam. Pemerintah akan memberi pendampingan untuk pemulihan psikologi keluarga. Sejumlah psikolog Kementerian Sosial dari sejumlah balai telah diperintahkan mendampingi keluarga awak Nanggala di luar Surabaya. ”Untuk di Surabaya, pendampingan psikologi turut diberikan oleh pemerintah kota,” kata Risma.
Baca juga: Kisah U-Boat, Drum Bekas, dan KRI Nanggala-402
Keluarga yang tidak hadir di Komando Armada 2 dikunjungi oleh kedua menteri itu, antara lain yang tinggal di Kebraon dan Wonokromo, Surabaya, serta di Medaeng di Sidoarjo.
Di Madiun, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa turut menyampaikan duka mendalam bagi keluarga awak Nanggala. Dari 53 awak, 47 orang atau mayoritas kru kapal selam itu warga Jatim. Keluarga ABK di antaranya tinggal di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan, Tuban, Bangkalan, Probolinggo, Banyuwangi, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, dan Madiun.
Dukungan doa
Musibah KRI Nanggala-402 memunculkan dukungan doa dan solidaritas warga di banyak tempat. Lantunan doa, misalnya, dipanjatkan ribuan santri di Pesantren Mabadiul Ihsan, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi. Sabtu malam, santri beserta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Banyuwangi menggelar doa bersama untuk keselamatan awak KRI Nanggala. Komandan Pangkalan TNI AL Banyuwangi Letkol Laut (P) Eros Wasis yang baru dua hari menjadi komandan pangkalan TNI Angkatan Laut (danlanal) juga hadir dalam doa bersama.
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, yang juga Wapres ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla mengajak umat mendoakan 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402. Kalla mengimbau takmir masjid seluruh Indonesia untuk mendirikan shalat Ghaib berjemaah ataupun sendiri.
Sebelumnya, di Jakarta, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, yang juga Wapres ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla mengajak umat mendoakan 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402. Kalla mengimbau takmir masjid seluruh Indonesia untuk mendirikan shalat ghaib berjemaah ataupun sendiri. Ajakan itu diterbitkan dalam surat edaran DMI. Ia juga mendoakan agar awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang gugur dalam tugas dan mendapat tempat terbaik.
Di Bali, Gubernur Bali Wayan Koster bersama Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Putu Jayan Danu Putra dan sejumlah pejabat dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Buleleng serta Polres Buleleng mengadakan ritual upacara bakti pakelem dan berdoa bersama di kawasan Labuhan Lalang, Desa Sumber Kelampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali, Sabtu lalu. Upacara dan doa bersama dimaksudkan untuk mendoakan awak KRI Nanggala-402 dan mengharap kapal selam itu ditemukan.
Minggu petang jelang buka puasa, kalangan rohaniwan dan budayawan dalam komunitas Jogoboyo juga menggelar acara Bunga dan Doa dari Surabaya di depan Taman Apsari atau seberang Gedung Negara Grahadi. ”Mendoakan yang terbaik bagi seluruh awak Nanggala dan keluarganya,” ujar Biksu Dharma Maitri dari Wihara Buddhayana Dharmawira Center.
Pada Misa Minggu Paskah IV, umat Katolik Paroki Maria Ratu Damai Banyuwangi turut berdoa bagi awak KRI Nanggala 402. Mereka berdoa memohon keselamatan bagi Mayor Whilly ST, salah satu penumpang non-ABK KRI Nanggala. Umat juga berdoa bagi upaya pencarian yang dilakukan berbagai pihak.
Whilly adalah salah satu kerabat dekat umat di Paroki Maria Ratu Damai Banyuwangi. Doa untuk Whilly dan seluruh awak KRI Nanggala-402 disampaikan dalam intensi dan ujud misa minggu itu.
Evaluasi dan audit
Menyusul terjadinya musibah pada KRI Nanggala-420, pemerintah dan TNI diharapkan melakukan evaluasi menyeluruh, terutama sistem perawatan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Menyusul terjadinya musibah pada KRI Nanggala-420, pemerintah dan TNI diharapkan melakukan evaluasi menyeluruh, terutama sistem perawatan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Baca juga : Pesan dari Komandan KRI Nanggala-402
Pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menyatakan, meski prihatin, ia berharap agar dilakukan audit terhadap sistem perawatan, perbaikan, dan pemeriksaan (maintenance, repair and overhaul/MRO). Mengingat, selama ini sistem MRO tidak pernah diaudit. Institusi seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pun hanya mengaudit proses pengadaan.
Hal senada juga diungkapkan pengamat intelijen dan pertahanan Susaningtyas Kertapati. Ia berpandangan insiden tersebut harus menjadi peringatan agar pemerintah mengevaluasi alutsista yang dimiliki, mengevaluasi sistem perawatannya, dan mengevaluasi kebijakan anggaran pertahanan beserta penerapannya.
(NIK/NAD/INA)