Kabinda Papua Gugur, Aparat Keamanan Diminta Turunkan Kekuatan Penuh
Ketua MPR Bambang Soesatyo, Senin (26/4/2021), menyatakan, pasca penembakan Kabinda Papua, TNI dan Badan Intelijen Negara diharapkan menurunkan kekuatan penuh dan menindak tegas kelompok kriminal bersenjata di Papua.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar/Nikolaus Harbowo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Aparat keamanan dan Badan Intelijen Negara diharapkan menurunkan kekuatan penuh dan menindak tegas kelompok kriminal bersenjata atau KKB di Papua. Keresahan masyarakat dan gugurnya Kepala Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah Papua Brigadir Jenderal TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha diharapkan tidak terjadi lagi.
Hal itu diungkapkan Ketua MPR Bambang Soesatyo, Senin (26/4/2021) menanggapi gugurnya Kepala BIN Daerah (Kabinda) Papua karena tertembak kemarin. Bambang, dalam keterangan tertulis, mengungkapkan keprihatinan dan dukacita atas insiden tersebut.
"Saya meminta pemerintah dan aparat keamanan tidak ragu dan segera turunkan kekuatan penuh menumpas KKB di Papua yang kembali merenggut nyawa.Tidak boleh ada lagi toleransi terhadap KKB untuk melakukan aksi kejahatan yang meresahkan masyarakat serta mengakibatkan korban jiwa," kata Bambang.
Bambang menilai, tindakan KKB di Kabupaten Puncak Papua sudah sangat meresahkan. Pada tanggal 8 April 2021, KKB seorang guru bernama Oktavianus Rayo ditembak mati. Keesokan harinya seorang guru SMP bernama Yonathan Randen juga ditembak mati. Tidak hanya itu, KKB juga membakar tiga sekolah di Kabupaten Puncak.
"Saya meminta pemerintah dan aparat keamanan tidak ragu dan segera turunkan kekuatan penuh menumpas KKB di Papua yang kembali merenggut nyawa.Tidak boleh ada lagi toleransi terhadap KKB untuk melakukan aksi kejahatan yang meresahkan masyarakat serta mengakibatkan korban jiwa"
Oleh karena itu, Bambang berharap agar aparat keamanan menindak tegas KKB yang telah melakuan tindakan hingga mengakibatkan hilangnya korban jiwa. Jika diperlukan, lanjut Bambang, aparat keamanan dapat menurunkan kesatuan khusus yang dimiliki setiap matra.
"Korban yang terus berjatuhan akibat konflik yang tidak berkesudahan ini harus segera diselesaikan. Salah satunya dengan langkah tegas TNI, Polri dan BIN untuk meningkatkan keamanan dan kewaspadaan di wilayah konflik," ujar Bambang.
TNI kehilangan
Secara terpisah, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Christina Aryani mengatakan, gugurnya Kepala Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah Papua Brigadir Jenderal TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha adalah kehilangan besar bagi TNI Angkatan Darat dan BIN. Menurut Christina, eskalasi kekerasan yang meningkat dengan jatuhnya korban masyarakat sipil maupun aparat dan pejabat menjadi alarm serius bagi pemerintah dan aparat keamanan untuk melakukan intervensi secara terukur.
"Kasus ini menjadi peringatan serius bagi Pemerintah bahwa situasi di Papua beberapa hari belakangan tidak bisa dianggap biasa-biasa saja.Menko Polhukam dalam hal ini perlu mengambil langkah cermat dan terukur untuk segera merespon situasi dan kondisi yang ada," kata Christina.
"Kasus ini menjadi peringatan serius bagi Pemerintah bahwa situasi di Papua beberapa hari belakangan tidak bisa dianggap biasa-biasa saja. Menko Polhukam dalam hal ini perlu mengambil langkah cermat dan terukur untuk segera merespon situasi dan kondisi yang ada"
Christina berharap agar penugasan aparat keamanan di Papua selalu disertai dengan kewaspadaan yang tinggi. Jatuhnya korban jiwa mesti dipastikan agar tidak terjadi lagi.
Sementara, lanjut Christina, Komisi I DPR perlu segera menggelar rapat terbatas dengan mitra terkait untuk melakukan evaluasi menyangkut langkah-langkah pengamanan yang selama ini dilakukan di Papua. Hal itu diperlukan untuk mencegah agar masalah kekerasan di Papua tidak berlarut-larut serta untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban.
Sebelumnya, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal Ignatius Yogo Triyono mengatakan, korban bersama jajarannya diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) saat sedang melakukan observasi lapangan di Kampung Dambet. Putu tertembak di kampung itu pada pukul 15.30 WIT.
”Kami masih menyelidiki penyebab insiden penembakan ini terjadi. Hingga kini kami masih kesulitan menghubungi anggota di sana,” kata Ignatius (Kompas.id, 25/4/2021). (NAD/BOW)