Harapan Warga di Balik Kunjungan Kerja Presiden di Daerah Bencana
Kunjungan kerja Presiden Jokowi ke wilayah bencana di NTT, pekan lalu, memberi kegembiraan bagi Fransiskus Ade Uran, pemuda yang jadi korban banjir. Harapannya, seusai kunjungan, penanganan bencana segera dilakukan.
Oleh
Nina Susilo
·4 menit baca
Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke wilayah bencana di Nusa Tenggara Timur, pekan lalu, memberi kegembiraan bagi Fransiskus Ade Uran. Salah seorang pemuda yang menjadi korban banjir bandang Lembata NTT itu mendapatkan hadiah jaket merah yang sebelumnya dikenakan Presiden sejak turun dari pesawat kepresidenan.
Tak hanya memberikan hadiah, Presiden Jokowi bahkan memakaikan langsung jaket merah itu kepada Fransiskus yang awalnya berteriak memanggil-manggil Presiden saat Presiden meninjau lokasi bencana. Permintaan Fransiskus memang berbeda dengan warga lain, yang meminta untuk berfoto bersama Presiden.
”Senang banget. (Jaket) Ini akan kami kenang seumur hidup,” ujar Fransiskus, warga Desa Tapolangun, Kabupaten Lembata, dengan berseri-seri, saat ditanya pers.
Senang banget. (Jaket) Ini akan kami kenang seumur hidup.
Pascabencana akibat badai silikon Seroja, Presiden Jokowi memang memantau penanganan banjir, banjir bandang, dan bencana lain di NTT, Jumat (9/4/2021), lalu. Tujuan utama kunjungannya adalah memastikan kebutuhan pengungsi terpenuhi. Selain itu, penanganan untuk menghindarkan terjadinya bencana dan dampaknya juga dipikirkan, seperti relokasi warga.
Dalam kunjungan kerjanya ini, Presiden lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, ke Bandara Frans Seda, Kabupaten Sikka. Dari Sikka, Presiden mengunjungi Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, dengan helikopter Super Puma TNI.
Selain itu, Presiden juga mengunjungi Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur. Di Adonara, seorang pemuda, Jackson Baleng, juga mendapatkan jaket dari Presiden.
Spontanitas
Pemberian jaket ini tampak spontan dan bukan pertama kali dilakukan Presiden Jokowi. Pertengahan 2018, misalnya, saat berolahraga di Kebun Raya Bogor, Presiden juga memberikan jaket hitam berilustrasi ASEAN Games kepada seorang pengunjung yang mengajaknya berfoto.
Kebiasaan memberikan kenang-kenangan kepada warga biasa dilakukan Presiden Jokowi. Saat awal menjabat Presiden sampai akhir periode pertama, warga kerap menantikan kuis berhadiah sepeda. Nama-nama ikan, Pancasila, atau nama-nama menteri diingat-ingat dengan harapan membawa pulang sepeda berstiker ”Hadiah Presiden Jokowi”.
Selain itu, suvenir berupa kaus, buku tulis, selendang, atau barang lain juga kerap dibagikan kepada warga yang menyambut di jalan-jalan saat kunjungan kerja ke daerah. Mobil kepresidenan berpelat RI1 pun penuh. Suvenir ditempatkan baik di bagasi maupun di bagian tengah mobil yang ditumpangi Presiden Jokowi. Bukan hanya itu, di salah satu mobil rombongan kepresidenan pun tersedia cadangan suvenir.
Namun, saat kampanye Pemilu Presiden 2019, kebiasaan membagikan sepeda dihentikan. Pemberian hadiah bisa disemprit KPU dan Bawaslu serta termasuk dalam pelanggaran politik uang.
Sebagai gantinya, saat itu, tim Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Kementerian Setneg membawa alat pencetak foto instan. Setidaknya dua personel kebagian tugas mengusung alat berukuran sekitar 1 meter x 0,5 meter x 0,5 meter ke setiap titik yang dikunjungi Presiden.
Selain itu, suvenir berupa kaus, buku tulis, selendang, atau barang lain juga kerap dibagikan kepada warga yang menyambut di jalan-jalan saat kunjungan kerja ke daerah. Mobil kepresidenan berpelat RI1 pun penuh. Suvenir ditempatkan baik di bagasi maupun di bagian tengah mobil yang ditumpangi Presiden Jokowi. Bukan hanya itu, di salah satu mobil rombongan kepresidenan pun tersedia cadangan suvenir.
Saat Presiden berpidato, yang kemudian disambung dialog dengan warga, foto yang diambil segera diproses. Di akhir dialog, foto lengkap dengan bingkai karton sederhana sudah siap diberikan Presiden kepada beberapa warga yang menjawab kuis ataupun ”diwawancarai” Presiden.
Seusai pemilu presiden, awal 2020, pandemi Covid-19 menyerang. Pertemuan-pertemuan dengan banyak peserta dihindari. Presiden dan pembantunya pun lebih berkonsentrasi menangani pandemi terlebih dahulu. Kalaupun ada pertemuan dengan warga dalam kunjungan kerja Presiden, semua serba dibatasi protokol kesehatan.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Bey Machmudin kepada harian Kompas mengatakan, intermeso berupa kuis berhadiah sepeda bisa saja kembali dilakukan Presiden Jokowi. Namun, diperkirakan hal ini dilakukan setelah bencana dan pandemi usai.
Saat pandemi Covid-19 yang mengharuskan semua menjaga jarak dan menghindari kerumunan, peserta pertemuan dengan Presiden Jokowi sangat terbatas. Namun, supaya dalam kunjungan kerjanya Presiden bisa berkomunikasi dengan warga, umumnya disiapkan pertemuan-pertemuan dengan warga setempat. Kendati demikian, kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, umumnya peserta pertemuan maksimal 25 orang.
Tak hanya itu, protokol kesehatan ketat tetap diberlakukan. Semua harus mengenakan masker serta mencuci tangan.
Perlu diatur momennya
Kalau (hadiah) sepeda, saya lebih sepakat. Karena dilakukan dalam forum resmi dan benar-benar ada komunikasi dua arah dengan Presiden. Tapi, kalau di jalan, apalagi ada yang throwing meskipun nggak sengaja, rasanya tidak pas.
Pengajar Ilmu Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai pemberian suvenir, jaket, ataupun sepeda bisa dimaknai sebagai gimmick pencitraan. Hadiah seakan membuai masyarakat bahwa kondisi negara baik, ekonomi sangat baik, dan pemerintah juga baik-baik saja.
Memberikan kenang-kenangan sebenarnya boleh-boleh saja untuk mendekatkan Presiden dengan masyarakat. Namun, kata Hendri, perlu diatur momennya.
”Kalau (hadiah) sepeda, saya lebih sepakat. Karena dilakukan dalam forum resmi dan benar-benar ada komunikasi dua arah dengan Presiden. Tapi, kalau di jalan, apalagi ada yang throwing meskipun nggak sengaja, rasanya tidak pas,” tutur Hendri.
Menurut dia, jauh lebih baik apabila pemerintah betul-betul menunjukkan kinerjanya, mewujudkan kesejahteraan rakyat, membenahi pendidikan dan lingkungan, serta mendorong penegakan hukum. Warisan kinerja ini akan menjadi kenang-kenangan yang sangat bermakna.
Tentu, upaya mewujudkan pembangunan dan kesejahteraan rakyat akan dilakukan oleh Presiden Jokowi sebagai pemimpin pemerintahan. Memberikan sekadar hadiah bagi rakyatnya, apalagi sekali-kali saat kunjungan kerja, tentunya tidak ada yang salah dari seorang pemimpin.