Istana Kepresidenan Jakarta kini punya ruang restorasi dan perawatan koleksi benda-benda seni. Di Ruang ini, koleksi benda seni yang beragam dan berkualitas tinggi, tak hanya direstorasi juga jadi ajang edukasi.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
Restorasi dan perawatan koleksi benda-benda seni di Istana Kepresidenan semakin memadai. Pasalnya, Istana Kepresidenan di Jakarta kini memiliki Ruang Konservasi Benda Seni Istana sendiri, yang sebelumnya tak ada pasca-Museum Istana digusur jadi Kantor Presiden pada 2004.
Di ruang konservasi ini, koleksi benda seni Istana yang beragam sangat banyak dan berkualitas tinggi, tak hanya direstorasi, tetapi juga dirawat dan menjadi ajang edukasi. Koleksi istananya terdiri atas lukisan-lukisan ataupun keramik dan patung dari masa Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo.
Ruang konservasi ini terletak di sayap barat Istana Negara, Jakarta, atau menempati bekas ruang kantin karyawan, yang terletak di sebelah gedung Wisma Negara, Kompleks Istana. Sejak kantin karyawan Istana dipindah di sebelah timur Bina Graha, ruangan ini memang sudah digunakan untuk sanggar seni pada 2019.
Sebagai tempat perawatan benda seni, ruangan ini memiliki laboratorium berkaca yang bisa menjadi ajang pendidikan saat merestorasi sebuah benda seni. Tentu saja suhu udara dijaga agar tak merusak koleksi serta tersedia kamera pemantau agar benda seni tak dicolong.
Beberapa lukisan karya Basuki Abdullah dan Raden Saleh siap menjalani perawatan. Pada 2020, kendati belum memiliki ruangan khusus ini, beberapa lukisan juga direstorasi, seperti ”Pantai Tjisolok dan Danau Maninjau” karya Ernest Dezentje, ”Kawah Sebuah Gunung” karya Imandt, serta ”Balai Desa di Minangkabau” karya Wakidi.
Pada Kamis (15/4/2021) lalu, Ruang Konservasi Benda Seni ini diresmikan Kepala Sekretariat Presiden Sekretariat Negara Heru Budi Hartono. ”Kami resmikan bangunan ini untuk merestorasi semua aset yang bernilai tak terhingga,” kata Heru saat memberi sambutan, yang bertepatan dengan Hari Seni Internasional.
Turut hadir dalam acara ini Sekretaris Kementerian Setneg Setya Utama; Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M Tonny Harjono; Komandan Paspampres Mayjen TNI Agus Subiyanto; Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin; serta Sekretaris Pribadi Presiden Anggit Nugraha. Hadir pula beberapa wakil pemerhati seni dan kurator.
Salah satu tugas Setpres di antaranya merawat koleksi benda-benda seni Istana Jakarta, Istana Bogor, Istana Yogyakarta (Gedung Agung), Istana Cipanas, dan Istana Bali (Tampak Siring). Jumlah dan jenis koleksi Istana Kepresidenan sangat banyak sehingga memerlukan tempat penyimpanan layak, perawatan, dan edukasi memadai. Ke depan, pengelolaan koleksi benda seni Istana Kepresidenan akan semakin baik seiring bertambahnya anggaran.
Cegah terbakar
Menurut Heru, salah satu tugas Setpres di antaranya merawat koleksi benda-benda seni Istana Jakarta, Istana Bogor, Istana Yogyakarta (Gedung Agung), Istana Cipanas, dan Istana Bali (Tampak Siring). Jumlah dan jenis koleksi Istana Kepresidenan sangat banyak sehingga memerlukan tempat penyimpanan layak, perawatan, dan edukasi memadai. Ke depan, pengelolaan koleksi benda seni Istana Kepresidenan akan semakin baik seiring bertambahnya anggaran.
Ruang konservasi ini, kata Bey, menjadi jawaban atas banyaknya pertanyaan terkait perawatan koleksi benda seni Istana. Secara bertahap, semua istana kepresidenan di Indonesia akan punya ruang konservasi.
Bahkan, (dipersiapkan) juga pencegahannya seandainya ada bahaya kebakaran.
Deputi Bidang Administrasi dan Pengelolaan Istana Rika Kiswardani menambahkan, ruang konservasi ini dibangun dengan spesifikasi khusus untuk pengaturan suhu dan keamanan. ”Bahkan, (dipersiapkan) juga pencegahannya seandainya ada bahaya kebakaran,” kata Rika, seperti disampaikan dalam keterangan pers Setpres, yang baru dikirim ke pers, Jumat.
Terkait kerja sama, Setpres juga akan membuka ruang dengan para kurator dan konservator untuk memelihara serta merawat benda-benda seni koleksi Istana.
Ia berharap Ruang Konservasi Benda Seni bisa menjadi sarana edukasi bagi masyarakat yang ingin mengenal dan menambah wawasan. Sementara ruang konservasi belum bisa dibuka untuk umum dan terbatas untuk kurator, pendidikan, atau diskusi terkait benda seni.