Kepala Staf TNI AU Marsekal Fadjar Prasetyo, Jumat (9/4/2021), saat upacara HUT ke-75 TNI AU menyatakan, SDM menjadi tantangan di masa kemajuan teknologi.
Oleh
Edna C Pattisina
·3 menit baca
Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal Fadjar Prasetyo, Jumat (9/4/2021), saat memeriksa pasukan di hari ulang tahun ke-75 TNI AU.
JAKARTA, KOMPAS – Perkembangan teknologi dan kompleksitas perang di masa depan membuat TNI AU menghadapi tantangan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk TNI AU melaksanakan transformasi yang tidak saja membutuhkan alat utama sistem persenjataan modern tetapi juga sumber daya manusia, organisasi, dan kebijakan yang tepat.
Hal ini disampaikan Kepala Staf TNI AU Marsekal Fadjar Prasetyo, Jumat (9/4/2021), saat memberikan amanat dalam upacara HUT TNI AU ke 75. Fadjar mengatakan, perkembangan teknologi membuat TNI AU menghadapi tantangan dan ancaman yang semakin kompleks. Ancaman bersifat hibrida, asimetris dan semakin memanfaatkan “senjata” non kinetik.
Untuk bisa menghadapi situasi itu, TNI AU perlu mentransformasi dirinya. Transformasi itu tidak saja butuh persenjataan yang canggih dan generasi terkini. Transformasi itu bertujuan untuk menjadikan SDM TNI AU yang unggul, organisasi yang baik dan kebijakan yang tepat.
“Kunci untuk bisa berhasil dalam proses transformasi ini bergantung pada kualitas SDM,” kata Fadjar. Fadjar mengatakan, TNI AU perlu mengembangkan kualitas SDM secara berkelanjutan. Fadjar mengingatkan, eiring kemajuan teknologi dan perubahan zaman, segenap prajurit TNI Angkatan Udara juga harus terus mengasah diri dan menambah wawasan, untuk memastikan keberhasilan tugas pada masa-masa yang akan datang.
Chappy Hakim mengatakan, tantangan dalam bidang SDM ini dialami oleh semua angkatan udara di dunia, terutama di negara-negara yang anggaran pertahanannya kecil. Hal ini disebabkan oleh perkembangan teknologi yang membutuhkan SDM yang mumpuni. Teknologi yang berkembang dalam waktu 10-20 tahun terakhir ini menciptakan domain perang baru yaitu dunia siber.
“Kunci untuk bisa berhasil dalam proses transformasi ini bergantung pada kualitas SDM”
“Banyak KSAU di berbagai dunia menyebutkan dunia siber yang konsekuensinya perubahan besar di dalam otomatisasi dan teknologi kecerdasan buatan membuat pengembangan pesawat tempur dianggap tidak lagi berguna,” kata Chappy. Ke depan, adanya pesawat nir awak dan dunia siber yang akan memberi pengaruh strategis pada peperangan.
“Solusinya, negara-negara harus bekerja sama,” kata KSAU tahun 2002-2005 ini. Musuh dalam perang hibrida tidak lagi negara lain, tetapi juga aktor-aktor non negara. Sebelum menjalin kerja sama dengan negara lain, institusi negara seperti militer harus merangkul seluruh elemen bangsa. Hal ini untuk mensiasati loncatan kemampuan dalam bidang siber yang selama ini militer mengalami ketertinggalan.
Pengamat militer Kusnanto Anggoro mengatakan, secara mendasar, pembangunan SDM TNI AU harus tetap fokus pada keterampilan dan kompetensi teknis dalam mengawaki alat utama sistem persenjataan. Ia juga mengingatkan perlunya dibangun kultur teknologi seperti inovasi dan kreativitas dalam mengembangkan kemampuan taktis perang modern.
Pada peringatan HUT Ke-75 TNI AU ini, mengusung tema "Dilandasi Jiwa Kesatria, Militan, Loyal, dan Profesional, TNI AU Siap Mendukung Percepatan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional". Upacara dilaksanakan secara sederhana, khidmat, sangat minimalis, dan mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Selain itu juga acara disiarkan langsung oleh Dispenau melalui Media Sosial TNI AU.
Seusai upacara, Kasau berkesempatan menyerahkan langsung trophy dan piagam penghargaan kepada para pemenang lomba Kasau Award, Lomba Media Sosial Antar Satuan, Lomba Foto Antar Skadron Udara, lomba uji kesiapan Lambangja Satuan, Lomba Antar Satuan Operasional TNI AU (LASO), penyerahan Welldone Certificate kepada penerbang, serta lomba artikel terbaik dan video terbaik PIA Ardhya Garini dilanjutkan dengan menyapa dan memberikan motivasi kepada seluruh prajurit TNI AU yang ada di Pangkalan Udara seluruh Indonesia melalui Video Telekonferensi, dan peluncuran Buku Indonesian Air Force in Picture yang diserahkan secara simbolis kepada Danskadron Udara 3.