Keamanan laut akan membawa pada kesejahteraan karena bagi pengguna, laut jadi bisa diprediksi dan diandalkan. Tenaga pemandu kapal atau ”maritime pilot” memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan keamanan laut.
Oleh
Edna C Pattisina
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peran tenaga pemandu kapal (maritime pilot) sangat penting dalam menjaga keamanan maritim yang pada akhirnya berujung pada kesejahteraan yang dihasilkan dari laut. Maritim adalah ekosistem yang kompleks sehingga laut yang aman akan meningkatkan kepercayaan dunia pada Indonesia yang berada di silang lautan dunia.
”Ada 147 pelayaran wajib pandu yang akan meningkatkan daya saing Indonesia di sektor kemaritiman,” kata Asisten Operasi Kepala Staf TNI AL Laksamana Muda Didik Setiono, Senin (29/3/2021), dalam diskusi Peran Maritime Pilots Memajukan Sektor Kemaritiman Indonesia yang diadakan dalam rangka HUT Ke-18 Indonesian Maritime Pilots Association (Inampa).
Presiden Inampa Pasoroan Herman Harianja yang membuka acara ini mengatakan, maritim Indonesia harus dijaga oleh semua pemangku kebijakan, termasuk para pandu.
Kapten Simon Pelletier selaku Presiden International Maritime Pilots’ Association mengatakan, ada banyak tantangan sebagai pandu di Indonesia. Untuk itu, ia mengingatkan agar para pandu tetap mempertahankan profesionalisme dan independensi. Dengan begitu, mereka bisa membuat keputusan yang tepat.
”Pandu harus bisa menahan tekanan dari pihak mana pun untuk mempertahankan keamanan. Keamanan tidak bisa dikompromikan, ” kata Simon.
Hal ini tentunya tidak mudah karena ada banyak kepentingan di laut, tidak hanya dari pemilik kapal, tetapi juga dari situasi terkini. Ia mengatakan, jangan sampai berkompromi pada satu kepentingan sehingga kepentingan masyarakat jadi dinomorduakan. ”Keamanan laut akan membawa pada kesejahteraan karena bagi pengguna laut jadi bisa diprediksi dan diandalkan,” kata Simon.
Tidak mudah diatasi
Didik mengatakan, ancaman saat ini tidak mudah diatasi, termasuk ancaman maritim. Tidak hanya menimbulkan volatilitas, tetapi juga tidak bisa diduga, kompleks, dan melibatkan banyak kepentingan. Potensi ancaman laut saat ini, antara lain, pelanggaran wilayah, bajak laut, perompakan bersenjata, kecelakaan, penyelundupan barang, penyelundupan manusia, dan pencurian ikan.
Didik mengatakan, dalam menjaga laut, TNI AL bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk para pandu yang menjaga berbagai laut, terutama pelayaran di alur-alur yang sempit. Apalagi, pangkalan TNI AL banyak yang terletak di alur-alur yang sempit dan strategis itu. Keamanan laut diantaranya bergantung pada para pandu. Demikian juga keamanan kapal-kapal perang dan pangkalan TNI AL.
”Dengan Inampa, kami perlu bertukar informasi demi perlindungan maritim dan dari para pandu, kami bisa dapat data intelijen,” kata Didik.
Direktur Operasi Badan Keamanan Laut Kolonel Suwito juga menggarisbawahi pentingnya pertukaran informasi antara Bakamla dan para pandu terkait keamanan laut. Selain itu, para pandu juga bisa membantu dalam hal literasi kemaritiman, khususnya yang menyangkut masalah pemanduan dan penundaan kapal.
”Keamanan laut dan menjaga lingkungan laut demi kesejahteraan di masa depan juga perlu bantuan pandu,” katanya.
Laut Indonesia sangat padat. Setiap hari ada 5.868 kapal yang berlayar di laut Indonesia. Ada banyak tantangan terkait keamanan laut, seperti bahaya navigasi di alur laut kepulauan Indonesia dan selat. Juga ada masalah kelaikan kapal, kompetensi anak buah kapal, dan pengaturan lalu lintas di selat.