Salah satu yang dapat suntikan vaksin Covid-19 adalah pekerja seni yang mengenakan busana Hanoman. Sosok dewa berkepala kera putih dalam lakon cerita pewayangan Bali itu mengundang senyum saat Hanoman sedikit meringis.
Oleh
Nina Susilo
·5 menit baca
Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Bali, Selasa (16/3/2021), tak hanya meninjau pelaksanaan vaksinasi yang tengah digalakkan pemerintah secara nasional. Perhatian berbeda juga diberikan Presiden Jokowi untuk ikon wisata Indonesia agar seusai kesehatan pulih, harapannya ekonomi pun menggeliat kembali.
Tak heran jika saat tiba di Bali, lokasi pertama yang dikunjungi Presiden Jokowi adalah Puri Saren Agung, Kabupaten Gianyar. Di lokasi ini, pekerja publik yang terdiri dari pelaku industri pariwisata, pimpinan agama, perwakilan budayawan, perwakilan pemuda, dan masyarakat juga mendapat suntikan vaksin Covid-19.
Salah satu yang mendapat suntikan vaksin Covid-19 adalah pekerja seni yang sengaja mengenakan busana Hanoman. Sosok dewa berkepala kera putih dalam lakon cerita pewayangan Bali itu mengundang senyum saat Hanoman sedikit meringis ketika jarum suntik menembus lengan kirinya.
Dari Gianyar, Presiden Jokowi meninjau lokasi vaksinasi lainnya. Tak semua memang dikunjungi Presiden karena saat itu ada tujuh kabupaten dan satu kota lainnya, yaitu Kabupaten Badung, Bangli, Buleleng, Jembrana, Karangasem, Klungkung, Tabanan, dan Kota Denpasar, yang menggelar vaksinasi secara serentak.
Untuk mengetahui lebih jauh, Presiden Jokowi sempat berkomunikasi melalui konferensi video dengan para bupati dan wali kota. Presiden Jokowi pun mengingatkan agar pemerintah daerah tidak lengah dan tetap mendorong kedisiplinan protokol kesehatan.
”Yang penting, tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat sehingga betul-betul laju penyebaran Covid-19 bisa berkurang di Provinsi Bali,” tutur Presiden Jokowi.
”Yang penting, tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat sehingga betul-betul laju penyebaran Covid-19 bisa berkurang di Provinsi Bali”
Selain Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Presiden juga ditemani Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Dwipayana, serta Gubernur Bali I Wayan Koster.
Presiden Jokowi juga meminta agar vaksinasi para pelaku industri wisata maupun masyarakat di Bali dapat lebih dipercepat. Jika tren angka Covid-19 di Bali terkendali, Presiden berharap, pariwisata Bali bisa dibuka Juni atau Juli mendatang.
Pemerintah Provinsi Bali sendiri baru menetapkan tiga wilayahnya sebagai zona hijau Covid-19. Ketiga wilayah itu, selain Ubud di Kabupaten Gianyar, Sanur di Kota Denpasar, juga ITDC Nusa Dua di Kabupaten Badung. ”Kita harapkan dengan kita fokus di tiga zona ini, kebangkitan sektor pariwisata di Provinsi Bali akan dimulai dan akan kita evaluasi setiap minggu,” tutur Presiden.
Singgah di galeri seni
Dalam perjalanan dari Ubud ke Denpasar, rangkaian mobil kepresidenan berhenti mendadak. Presiden Jokowi kemudian turun dan menyempatkan singgah serta melihat-melihat sebuah galeri seni di Jalan Raya Mas, Ubud. Ternyata, Presiden ingin membeli beberapa kerajinan tangan.
Yani, pemilik toko, terkejut dengan kedatangan Presiden, apalagi sepanjang pandemi, toko biasanya sepi. Presiden pun sempat menanyakan bahan yang digunakan untuk pembuatan kerajinan yang dijualnya. Yani berharap pandemi Covid-19 segera berakhir dan ekonomi pulih kembali pasca-vaksinasi dijalankan serentak.
”Biar cepat pulih, tamu bisa ke Bali (lagi),” ujarnya, seperti disampaikan dalam keterangan pers Biro Pers, Media dan Informasi, Sekretariat Presiden, Kementerian Sekretaris Negara.
Dari persinggahan selama kunjungan kerja ini, Presiden Jokowi sekaligus mengamati realitas pariwisata di Bali di tengah pandemi Covid-19. Harapan agar pariwisata Bali kembali pulih tak hanya keinginan Presiden, tetapi juga para pelaku industri pariwisata.
Mereka mengaku bekerja sama mengadakan vaksinasi secara gotong royong di Kota Denpasar. Presiden pun menyempatkan bertemu dengan para pelaku industri wisata yang menggelar dan mengikuti vaksinasi massal. Partisipasi dunia usaha dalam vaksinasi menjadi perhatian Presiden.
Ketua Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) Chapter Bali Agus Made Yoga Iswara mengatakan, dari pendataan, tercatat 90.195 peserta pelaku industri pariwisata yang akan divaksinasi. Waktunya, sejak 10 Maret lalu, sudah ada 3.810 orang yang divaksinasi.
"Dari pendataan, tercatat 90.195 peserta pelaku industri pariwisata yang akan divaksinasi. Waktunya, sejak 10 Maret lalu, sudah ada 3.810 orang yang divaksinasi"
Saat vaksinasi massal kepada 500 pelaku industri wisata di Harris Hotel & Residences Sunset Road, Denpasar, Presiden Jokowi juga menyempatkan hadir.
Kepala Badan Litbang dan IT IHGMA I Putu Eddo Arthawan kepada Kompas menjelaskan, vaksinasi yang dilakukan ini merupakan hari ketiga vaksinasi massal yang dilakukan pelaku industri pariwisata bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Daerah Bali. Kebersamaan membuat imunitas bersama menjadi perhatian asosiasi-asosiasi lainnya untuk ikut bergotong royong mengorganisasi dan membantu percepatan vaksinasi di Bali.
Dalam pertemuan dengan pelaku industri pariwisata, Eddo, Presiden Jokowi sempat menjelaskan bahwa tren penambahan kasus baru mulai menurun. Namun, protokol kesehatan tetap harus terus dijaga. Vaksinasi juga harus digenjot. Tiap orang diharapkan jangan sampai lengah. Sebab, ketika lengah, kasus Covid-19 baru akan melonjak lagi seperti terjadi di India.
Sertifikasi prokes
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang mendampingi Presiden Jokowi optimistis bahwa pariwisata Bali bisa dibuka kembali pada Juni atau Juli mendatang. Namun, syaratnya angka penularan Covid-19 harus tetap terkendali dan semua protokol kesehatan juga tetap harus dijalankan dengan disiplin. Testing, misalnya, harus dilakukan secara baik dan diperkuat, serta vaksinasinya dipercepat.
”Sebagian besar, bukan hanya hotel, tetapi juga restoran dan obyek wisata yang sudah disertifikasi untuk menerapkan protokol kesehatannya. Jadi, kami relatif siap (terima tamu kembali)”
Eddo yang juga Resort Manager Maya Sanur Resort and Spa menyambut gembira langkah pemerintah menggalakkan vaksinasi untuk menghidupkan kembali pariwisata Bali. ”Kami senang sekali. Kita sudah siap, sertifikasi juga sudah siap, tim juga siap semua,” ujarnya.
Sertifikasi dilakukan untuk mempersiapkan diri menyambut wisatawan dengan protokol kesehatan ketat. Bukan hanya pemerintah daerah Bali yang mengadakan sertifikasi, sebelumnya Kementerian Pariwisata juga membuat sertifikasi CHSE (cleanliness, health, safety, and environmental sustainability). Dengan demikian, semua pelaku industri wisata menyediakan semua sarana prasarana yang mengamankan para tamu dan menjaga prokes.
”Sebagian besar, bukan hanya hotel, tetapi juga restoran dan obyek wisata yang sudah disertifikasi untuk menerapkan protokol kesehatannya. Jadi, kami relatif siap (terima tamu kembali),” tutur Eddo.
Ia mengklaim pada masa liburan pergantian 2020, tingkat hunian hotel cukup tinggi. Namun, tak ada lonjakan kasus dan munculnya kluster hotel. Ini artinya, pemangku kepentingan pariwisata di Bali bisa bersama-sama menerapkan kedisiplinan dan kepatuhan protokol kesehatan.