Tempurung Kelapa dan Semangat Pancasila dari Pasar Bahulak Sragen
Selaras dengan aktualisasi nilai-nilai Pancasila, yaitu gotong royong untuk mengembangkan ekonomi, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila menetapkan Pasar Bahulak di Sragen, Jawa Tengah, menjadi pasar gotong royong.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP menetapkan Pasar Bahulak di Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, sebagai Pasar Gotong Royong dan Desa Pancasila, Minggu (7/3/2021). Pasar tersebut dinilai selaras dengan aktualisasi nilai-nilai Pancasila, yaitu gotong royong, untuk mengembangkan perekonomian desa.
Pasar Bahulak didirikan oleh warga Desa Karungan sejak September 2020. Ada 74 pedagang yang berjualan di pasar dan semuanya adalah warga desa setempat. Pasar digelar sepekan dua kali dan menyerap sebanyak 292 tenaga kerja. Pasar dibangun dengan konsep mengenang kuliner masa lalu. Menu yang ditawarkan, seperti soto bathok, sego menir, nasi jagung, tiwul, wedang gemblung, wedang secang, jamu gendhong, dan kaos Bahulak.
Transaksi yang dilakukan di pasar menggunakan koin yang terbuat dari tempurung kelapa. Setiap pengunjung bisa menukar koin di pintu masuk dengan harga Rp 2.000 satu koin. Jika koin yang ditukar tidak habis, sisa uang dapat ditukarkan kembali ke loket awal dan uang akan dikembalikan sesuai dengan jumlah koin yang tersisa. Kemasan barang dagangan dijual dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, seperti daun, gelas, dan mangkuk, yang terbuat dari tanah liat. Saat pasar beroperasi, sebanyak 63 Satgas Covid-19 dikerahkan untuk memastikan penerapan protokol kesehatan.
Kepala BPIP Yudian Wahyudi dalam keterangan resmi mengatakan, kegiatan di Pasar Bahulak yang dilakukan warga Desa Karungan merupakan pengamalan nilai Pancasila, yaitu gotong royong. Di tengah dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19, masyarakat desa bergotong royong membangkitkan ekonomi desa. Semua sektor perekonomian terdampak pandemi. Namun, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertanian merupakan satu-satunya bidang yang tumbuh positif. Pengalaman nilai Pancasila itu diharapkan dapat ditiru oleh daerah lain.
”Apa yang dilakukan Desa Karungan bisa menjadi uswah hasanah (teladan) dan akan membangkitkan ekonomi Indonesia jika diikuti secara besar-besaran (oleh daerah lain),” kata Yudian dalam acara Deklarasi Desa Karungan sebagai Desa Pancasila dan Pasar Bahulak sebagai Pasar Gotong Royong, Minggu.
Apa yang dilakukan Desa Karungan bisa menjadi uswah hasanah (teladan) dan akan membangkitkan ekonomi Indonesia jika diikuti secara besar-besaran (oleh daerah lain).
Yudian menambahkan, UU memberikan ruang gerak yang luar biasa bagi masyarakat untuk mendorong produksi dan konsumsi lokal. Pasar Bahulak di Desa Karungan, selain membangkitkan ekonomi desa, juga menciptakan destinasi wisata baru. Karakter yang dibangun warga desa pun berbeda dengan bisnis yang ditopang pemodal besar.
Pemodal besar membawa tenaga kerja dari luar daerah, kemudian keuntungannya dibawa untuk investasi di daerah lain. Namun, di Desa Karungan, pengembangan Pasar Bahulak dilakukan oleh warga dan untuk warga. Keuntungan pun akan dikembalikan untuk pengembangan desa. Hal itu dinilai sebagai aktualisasi nilai ekonomi Pancasila. Pengembangan ekonomi lokal itu tidak bisa dilakukan tanpa gotong royong.
”Di saat krisis ekonomi global seperti saat ini, komponen lokal memiliki keunggulan, yaitu kemampuan bertahan yang lebih tinggi, bisa menjadi katalisator pengentasan rakyat dari kemiskinan, terutama ketika modal ditanam kembali di tingkat desa,” kata Yudian.
Ikon Wisata
Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno menambahkan, Pasar Bahulak telah menjadi ikon wisata baru di Sragen. Apresiasi datang tidak hanya dari warga Sragen, tetapi juga dari Solo dan Semarang. Penetapan Desa Karungan sebagai Desa Pancasila dan Pasar Bahulak sebagai Pasar Gotong Royong oleh BPIP adalah sebuah kehormatan bagi pemerintah daerah.
”Semoga deklarasi ini menjadi motivasi bagi masyarakat Desa Karungan untuk terus mengembangkan nilai-nilai Pancasila di sektor ekonomi,” kata Deddy.
Kepala Desa Karungan Joko Sunarso mengatakan, Pasar Bahulak merupakan inisiatif dari warga desa. Awalnya, ide itu tercetus untuk memanfaatkan tanah kas desa seluas 4 hektar yang kurang maksimal pengelolaannya. Pasar dibuat dengan semangat gotong royong masyarakat. Warga bergotong royong membangun pasar sehingga dapat beroperasi pada September 2020 hingga saat ini. Penetapan Desa Karungan sebagai Desa Pancasila dan Pasar Bahulak sebagai Pasar Gotong Royong diharapkan menambah semangat warga untuk melebarkan sayap usahanya.
”Dengan keikhlasan warga dan paguyuban, terciptalah pasar ini. Alhamdulillah, selama September 2020 hingga sekarang pasar semakin ramai dan memberi manfaat bagi desa kami,” tutur Joko.
Setelah acara peresmian, agenda kemudian dilanjutkan dengan Ngobrol Pancasila di desa dengan tema ”Mewujudkan Desa Pancasila dan Penguatan Nilai Gotong Royong”. Dialog tersebut dihadiri anggota Komisi IV DPR, Luluk Nur Hamidah; Direktur Sosialisasi, Komunikasi, dan dan Jaringan BPIP Akbar Hadiprabowo; Direktur Advokasi dan Kerja Sama Kemendes PDTT Fachri Labalado; Kesbangpol Kabupaten Sragen Cosmas Edwi Yunanto; dan aktivis sekaligus pegiat desa Anom Surya Putra.
Akbar Hadiprabowo menambahkan, Pancasila tidak hanya soal teori di tataran akademis. Pancasila bisa dipelajari secara nyata dari masyarakat perdesaan, seperti di Pasar Bahulak. Kegiatan yang dilakukan oleh BPIP adalah mempelajari semangat gotong royong masyarakat, seperti pembangunan Pasar Bahulak di Desa Karungan. BPIP kemudian akan mereplikasi dan menularkan semangat itu kepada masyarakat lain di jaringan BPIP.
”Dengan mempertahankan dan mengamalkan Pancasila, saya yakin Pasar Bahulak akan menjadi destinasi wisata. Semoga dari situ kekuatan ekonomi dari desa bisa tumbuh dan berkontribusi membangun ekonomi kerakyatan, seperti sila kelima Pancasila,” kata Akbar.
Warisan sistem ekonomi
Bagaimana Indonesia bisa merumuskan dan menetapkan kebijakan pembangunan dan ekonomi yang benar-benar berdasarkan nilai-nilai yang hidup di tengah masyarakat. Seperti di Desa Karungan, ada kehendak bersama, keinginan bersama, dan ada pelibatan dari warga masyarakat.
Anggota Komisi IV DPR, Luluk Nur Hamidah, menambahkan, Indonesia memiliki warisan sistem perekonomian yang telah dijalankan ratusan tahun oleh masyarakat. Sebaiknya, hal itu diteruskan untuk membangun perekonomian bangsa. Ekonomi Indonesia harus dibangun dengan semangat Pancasila dan tidak meniru yang dilakukan negara lain.
Warga Desa Karungan dinilai mampu menangkap semangat itu untuk membangkitkan perekonomian desa. Perekonomian yang dijalankan oleh warga Desa Karungan melalui Pasar Bahulak dinilai menghadirkan pola inklusif yang bisa ditiru modelnya untuk daerah lain. Nilai-nilai ini penting untuk dikokohkan di tengah gempuran ekonomi global dan pasar bebas.
”Bagaimana Indonesia bisa merumuskan dan menetapkan kebijakan pembangunan dan ekonomi yang benar-benar berdasarkan nilai-nilai yang hidup di tengah masyarakat. Seperti di Desa Karungan, ada kehendak bersama, keinginan bersama, dan ada pelibatan dari warga masyarakat,” ujar Luluk.
Luluk mengatakan, ekonomi Pancasila dapat ditemui dalam praktik masyarakat desa karena ada unsur kepercayaan. Masyarakat desa memiliki kepercayaan satu sama lain yang menjadi modal bersama. Modal kepercayaan itu dapat dihidupkan kembali untuk membangun perekonomian lokal. (*)