Vaksinasi oleh TNI, Salah Satu Kunci Penanganan Pandemi
Kecepatan vaksinasi terhadap personel TNI yang akan menjadi vaksinator dan pelacak kasus Covid-19 di masyarakat menjadi salah satu kunci penanganan pandemi di Indonesia karena tentara memiliki akses hingga akar rumput.
Oleh
Iwan Santosa
·5 menit baca
Upaya vaksinasi Covid-19 tahap dua di Indonesia kini berfokus pada lansia, pelayan publik, dan personel TNI. Kecepatan vaksinasi terhadap personel TNI yang kemudian akan menjadi vaksinator dan pelacak kasus Covid-19 di masyarakat menjadi salah satu kunci upaya penanganan pandemi di Indonesia karena tentara memiliki akses hingga ke akar rumput.
Dalam vaksinasi personel TNI yang berlangsung di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (3/3/2021), ribuan personel TNI dan PNS Mabes TNI menjalani vaksinasi Covid-19. Kapuskes TNI Mayor Jenderal Tugas Ratmono mengatakan, pelaksanaan vaksinasi terhadap personel TNI dan PNS TNI adalah tahap dua dari pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) di Indonesia agar pulih kembali.
”Vaksinasi ini juga dilakukan kepada hampir 30.000 babinsa, babinpotmar, babinpotdirga, dan vaksinator TNI. Mereka sebagian sudah turun di masyarakat. Begitu mereka semua selesai divaksin akan langsung diterjunkan untuk membantu penapisan, pelacakan, dan tentunya vaksinasi nasional,” kata Kapuskes TNI.
Jumlah vaksinator TNI pun dapat ditambah jika dibutuhkan dalam operasi vaksinasi kepada masyarkat Indonesia. Panglima TNI Marsekal (TNI) Hadi Tjahjanto dalam apel kesiapan babinsa dan vaksinator TNI di Mabes TNI bersama Menkes Budi Gunawan Sadikin, awal Februari 2021, menyatakan, TNI siap mendukung program pemerintah dalam melakukan operasi kemanusiaan berupa pelacakan penderita Covid-19 dan vaksinasi Covid-19 di masyarakat.
Dalam pelaksanaan vaksinasi sejak Senin-Rabu, tersedia 10 tim vaksinator di GOR Ahmad Yani. Tiap tim beranggotakan enam orang dapat menyuntik 30 orang dalam tiap jam dan mereka bekerja 7 jam sehari atau mampu menangani sekurangnya 210 orang oleh tiap tim. Dengan ada sepuluh tim, minimal dapat melayani 2.100 orang untuk vaksinasi per hari.
Target vaksinasi di Mabes TNI adalah 18.763 orang, terdiri dari tenaga kesehatan 226 orang dan non tenaga kesehatan sebanyak 18.537 orang. Sasaran tersebut mencakup prajurit, PNS, dan keluarga di lingkungan Mabes TNI.
Kapuskes TNI optimistis, keberadaan vaksinator TNI yang kelak akan difokuskan beroperasi di wilayah Kodam Jaya, Kodam III/Siliwangi, Kodam IV/Diponegoro, Kodam V/Brawijaya, dan Kodam IX/Udayana di Bali akan mampu membantu percepatan upaya vaksinasi masyarakat Indonesia. Terlebih 60 persen penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa dan menjadi pusat terjadinya infeksi Covid-19.
Peran strategis babinsa
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa sejalan dengan upaya mobilisasi babinsa yang menjadi ujung tombak operasi teritorial TNI, melakukan vaksinasi di lingkungan TNI AD, kodam-kodam, dan berbagai satuan TNI Angkatan Darat sejak Selasa (2/3), bersama dengan pelaksanaan vaksinasi di Mabes TNI.
Vaksinasi di lingkungan TNI Angkatan Darat diawali dengan vaksinasi bagi 20.655 tenaga kesehatan TNI AD. Vaksinasi juga dilaksanakan di seluruh Komando Utama (Kotama) dan Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) TNI AD yang digelar dalam beberapa gelombang dengan sasaran penerima vaksin sebanyak 353.647 personel.
Gelombang pertama dimulai pada 2 Maret 2021, mencakup 61.054 personel untuk prajurit yang akan menjadi penegak disiplin protokol kesehatan dan personel Kodam Jaya serta Balakpus. Selanjutnya gelombang kedua dimulai tanggal 15 Maret 2021, sejumlah 80.000 personel untuk satuan Kostrad, Kopassus, dan personel di 15 kodam di seluruh Indonesia.
Selanjutnya gelombang ketiga akan dimulai 1 April 2021, mencakup 100.000 personel untuk seluruh kodam kecuali Kodam Jaya, dan yang terakhir gelombang keempat dimulai tanggal 16 April 2021, berjumlah 92.028 personel yang belum divaksinasi.
Keberadaan babinsa yang merupakan personel teritorial TNI AD di masyarakat menjadi ujung tombak dalam melacak dan memutus penularan Covid-19. Secara sosial, keberadaan babinsa di perkampungan memiliki hubungan yang baik dan akrab dengan masyarakat sehingga diharap dapat menjadi faktor penentu dalam operasi bersama Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan TNI/Polri dalam menanggulangi pandemi Covid-19 melalui pelacakan, perawatan, dan operasi vaksinasi nasional.
Kapuskes TNI Mayor Jenderal Tugas Ratmono mengatakan, secara keseluruhan 477.000 prajurit TNI dari tiga matra akan divaksinasi. Keberadaan para bintara di desa-desa akan segera diturunkan secara masif bersama dengan vaksinator untuk membantu percepatan operasi vaksinasi masyarakat Indonesia.
Saat ini, hingga pekan kedua Maret 2021, sudah tersedia 38 juta vaksin yang dapat digunakan untuk vaksinasi 18 juta orang. Jumlah tersebut, menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pada Juni 2021 akan bertambah pasokan 25 juta dosis dalam satu bulan sehingga perlu percepatan jumlah vaksinasi yang dilakukan.
Ditanya apakah TNI akan menggunakan fasilitas rumah sakit militer dan klinik–klinik di satuan TNI untuk menjalankan operasi vaksinasi masyarakat, Kapuskes TNI mengatakan, berbagai cara bisa dilakukan, termasuk dengan penggunaan fasilitas publik, seperti stadion dan gedung olahraga.
Adapun di lingkungan TNI AD, kegiatan vaksinasi serentak melibatkan 500 fasilitas kesehatan yang terdiri atas 248 rumah sakit dan 252 fasilitas kesehatan tingkat pertama setingkat poliklinik.
Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Hetty Andika Perkasa dan para pengurus Persit juga memberi contoh dengan ikut dalam program vaksinasi Covid-19. Mereka juga menjadi bagian dari populasi yang kerap bersentuhan dengan masyarakat sehingga memerlukan perlindungan imunitas dengan vaksinasi. Diharapkan pada akhir April 2021, seluruh personel TNI AD sudah menerima vaksinasi Covid-19.
”Kami siap membantu program pemerintah melakukan vaksinasi di masyarakat. Saat ini pelaksanaan vaksinasi di lingkungan TNI menjadi persiapan bagi personel TNI sebelum turun di masyarakat secara massal membantu menanggulangi pandemi Covid-19,” kata Tugas Ratmono.
Keamanan kelancaran pasokan bahan baku dan vaksin, penyimpanan dan ketersediaan listrik untuk fasilitas pendingin, serta distribusi adalah hulu dan bagian tengah dalam operasi masif vaksinasi Covid-19. Pelaksanaan vaksinasi dengan target 1 juta orang per hari sangat membutuhkan peran operasi militer untuk menjadi vaksinator. Tenaga kesehatan TNI menjadi ujung tombak dalam operasi ini.
Di Amerika Serikat dan Australia, Selandia Baru, hingga Israel pun, militer terlibat aktif dalam pengawasan, distribusi, dan membantu pelaksanaan program vaksinasi massal. Saat ini, beberapa negara bagian di Amerika Serikat sudah mulai membuka diri dari lockdown, demikian pula di Israel serta Inggris, ekonomi mulai bergerak seiring berhasilnya program vaksinasi massal terhadap masyarakat umum.
Diharapkan Pemerintah Indonesia dapat memberdayakan potensi TNI dan tenaga kesehatan kepolisian dalam membantu program vaksinasi massal Covid-19 sehingga Indonesia bisa segera bangkit kembali.