Baku tembak di Dusun Andole, Poso, Sulteng, menyebabkan dua anggota Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora tewas. Kelompok yang tinggal sembilan orang itu terus diburu aparat, termasuk pemasok dana terorisme.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·2 menit baca
Kompas
Kelompok Ali Kalora yang diburu aparat keamanan
JAKARTA, KOMPAS — Selain terus mengejar anggota teroris Mujahidin Indonesia Timur atau MIT yang tersisa, Satuan Tugas Operasi Madago Raya juga akan menelusuri pihak-pihak yang ditengarai membantu pelarian mereka. Terhadap anggota MIT yang tewas, aparat keamanan akan segera menyerahkan jenazah mereka kepada keluarganya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Rusdi Hartono, Rabu (3/3/2021), di Jakarta, mengatakan, kedua orang yang tewas itu sebelumnya terlibat dalam baku tembak di Dusun Andole, Poso, Sulawesi Tengah. Keduanya anggota MIT pimpinan Ali Kalora. Dengan tewasnya kedua orang tersebut, maka kelompok pimpinan Ali Kalora hanya tersisa sembilan orang.
”Kedua orang itu anggota kelompok Ali Kalora dan tidak ada hubungan darah dengan Ali Kalora,” kata Rusdi.
Dalam baku tembak tersebut, seorang prajurit TNI gugur, yakni Prajurit Kepala Dedi Irawan dari Pekanbaru, Riau. Adapun kedua anggota MIT yang tewas adalah Samir alias Alfin dan Irul.
Kedua orang itu anggota kelompok Ali Kalora dan tidak ada hubungan darah dengan Ali Kalora.
Menurut Rusdi, terkait dugaan kontak tembak terjadi ketika kedua orang anggota MIT tersebut mengambil bahan makanan, aparat keamanan kini sedang mendalaminya. Yang pasti, dalam pelariannya, kelompok Ali Kalora tetap memerlukan logistik atau bahan makanan. Oleh karena itu, aparat keamanan akan menelusuri pihak-pihak yang selama ini memberikan bantuan logistik kepada mereka.
”Setelah TNI dan Polri banyak di sana, aktivitas mereka semakin terjepit. Mudah-mudahan kelompok Ali Kalora ini bisa segera diselesaikan,” ujar Rusdi.
Terkait dengan jenazah dua anggota MIT yang tewas, lanjut Rusdi, akan diserahkan kepada keluarga untuk diatur pemakamannya. Namun, sebelum diserahkan, aparat keamanan akan melakukan proses identifikasi terlebih dahulu.
Sejumlah warga membersihkan puing-puing di dapur rumah yang dibakar oleh kelompok teroris di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (1/12/2020). Kebersamaan warga tak terkoyak seusai pembunuhan terhadap 4 warga dan pembakaran 6 rumah oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur.
Berbasis di wilayah
Secara terpisah, pengamat terorisme yang juga pengajar di Program Studi Antropologi Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Al Chaidar berpandangan, kelompok MIT pimpinan Ali Kalora adalah terorisme yang berbasis wilayah. Mereka yang tergabung di dalamnya memiliki militansi yang lebih tinggi dan lebih siap untuk melakukan perang dibandingkan dengan pelaku terorisme yang bersifat organisasi.
Jika terpidana terorisme dari sebuah kelompok teror masih dapat dilakukan deradikalisasi, untuk kelompok semacam MIT ini relatif lebih sulit. ”Memang kemudian jalan satu-satunya adalah dengan pendekatan kekerasan karena mereka pada dasarnya sudah sulit untuk diajak kembali,” kata Al Chaidar.
KOMPAS/VINA OKTAVIA
Mobil yang membawa 23 tersangka teroris tiba di Bandara Radin Inten II, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Rabu (15/12/2020). Menurut rencana, mereka akan dibawa ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut.