PKS menegaskan posisi politiknya sebagai partai yang melayani dan membela rakyat. PKS akan fokus pada program-program yang mendukung posisi tersebut. Terlepas dari pencitraan, kehadiran kader PKS dirasa nyata oleh warga.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaksanaan Rapat Kerja Nasional 2021 Partai Keadilan Sejahtera yang mengambil tema ”Terus Melayani dan Membela Rakyat” dinilai menjadi bentuk penegasan kembali posisi politik PKS. Sejak awal berdiri, kerja-kerja politik harian tersebut sering digunakan karena dinilai mampu meraup dukungan publik.
Saat pembukaan rakernas yang disiarkan secara daring, Senin (1/3/2021), di Jakarta, Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi mengatakan, kerja-kerja politik yang disusun saat rakernas harus bermuara pada penambahan jumlah kader dan kursi di parlemen pada Pemilu 2024.
PKS akan berusaha terus meningkatkan hingga dua kali lipat atau 100 kursi. Namun, sebagai target realistis, penambahan hingga 86 kursi adalah sesuatu yang mungkin dilakukan.
Menurut dia, dengan 50 kursi yang ada saat ini, pada prinsipnya PKS akan berusaha terus meningkatkan hingga dua kali lipat atau 100 kursi. Namun, sebagai target realistis, penambahan hingga 86 kursi adalah sesuatu yang mungkin dilakukan.
Untuk mencapai target tersebut, PKS menegaskan untuk fokus pada dua hal, yaitu program-program pelayanan dan pembelaan rakyat. Dalam kondisi pandemi Covid-19 dan bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah, menurut dia, PKS akan konsen pada misi pelayanan sosial dan kemanusiaan.
”Melayani rakyat sudah menjadi DNA dan darah daging PKS, baik dalam kondisi normal maupun bencana. Ini komitmen PKS untuk memberikan pelayanan kepada rakyat,” ujar Aboe Bakar.
Oleh sebab itu, dalam rakernas yang berlangsung pada 1-18 Maret ini, PKS akan membahas strategi untuk menambah pusat-pusat pelayanan bagi masyarakat, bantuan penanganan bencana, dan penguatan ekonomi keluarga.
”Kedua, PKS berkomitmen menjadi demokrasi sehat. Sebagai partai oposisi, kami punya kewajiban moral sebagaimana diatur di dalam UUD 1945, yakni membela masyarakat yang belum menikmati kesejahteraan dan keadilan. Prinsip keadilan sosial adalah cita-cita akhir bangsa,” ujarnya.
Dalam rakernas yang berlangsung pada 1-18 Maret ini, PKS akan membahas strategi untuk menambah pusat-pusat pelayanan bagi masyarakat, bantuan penanganan bencana, dan penguatan ekonomi keluarga
Pengajar Ilmu Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai, tema ”Terus Melayani dan Membela Rakyat” menjadi bentuk penegasan kembali posisi PKS dalam kancah politik Indonesia. Sejak awal berdiri dengan nama Partai Keadilan, partai tersebut selalu tumbuh bersama rakyat melalui program-program pendampingan di masyarakat.
Ia mencontohkan, dalam setiap bencana yang dialami bangsa Indonesia, kader PKS selalu hadir untuk memberikan pertolongan. Apalagi di masa pandemi Covid-19, masyarakat sedang kesulitan dan membutuhkan sandaran untuk melewati pandemi ini.
Terlepas dari tudingan pencitraan, kata Adi, hal-hal yang dilakukan oleh kader-kader PKS secara nyata dirasakan masyarakat. ”Pencitraan yang salah itu kalau sebatas spanduk, retoris, dan tidak pernah kelihatan wujudnya,” ujarnya.
Kerja PKS bukan seperti parpol lain yang muncul ketika menjelang pemilu, bagi PKS, kerja-kerja politik dilakukan setiap hari bersama masyarakat.
Menurut Adi, kegiatan pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh PKS dianggap sebagai bagian dari dakwah. Sebab, kerja PKS bukan seperti parpol lain yang muncul ketika menjelang pemilu, bagi PKS, kerja-kerja politik dilakukan setiap hari bersama masyarakat. Hal itu merupakan investasi politik sekaligus kerja-kerja untuk mendapatkan pahala di akhirat.
”Kalaupun saat pemilu mereka mendapatkan suara, itu menjadi bagian dari kerja politik yang selalu dilakukan secara rutin. Kerja-kerja politik harian sama pentingnya dengan urusan menang-kalah dalam pemilu,” tutur Adi.