Dalam era yang didominasi ketidakpastian di kawasan, strategi pertahanan perlu tepat dan adaptif. Selain itu, modernisasi dan percepatan pembangunan industri pertahanan perlu dilakukan.
Oleh
Edna C Pattisina
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam era yang didominasi ketidakpastian di kawasan, strategi pertahanan perlu tepat dan adaptif. Selain itu, modernisasi dan percepatan pembangunan industri pertahanan perlu dilakukan.
Direktur Jenderal Strategi Pertahanan (Strahan) Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rodon Pedrason dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Direktorat Jenderal Strahan Kemenhan, Rabu (10/2/2021), di Kemenhan, Jakarta, mengatakan, saat ini semua negara di dunia berupaya untuk melakukan modernisasi dalam berbagai bidang, termasuk pertahanan dan keamanan.
Salah satu tujuan modernisasi adalah percepatan pembangunan industri pertahanan dan peningkatan teknologi penyusunan regulasi serta pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pertahanan negara.
”Kebijakan dan strategi yang tepat dan adaptif dalam hal penyelenggaraan pertahanan negara merupakan syarat mutlak bagi terwujudnya kemandirian pertahanan dan keamanan negara,” kata Rodon.
Hadir dalam rapat tersebut Laksamana (Purn) Marsetio, Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid, dan Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani, Hikmahanto Juwana. Selain menindaklanjuti rapat pimpinan Kemenhan beberapa waktu lalu, rapat ini juga untuk mendapat masukan terkait beberapa isu aktual.
Marsetio mengatakan, pembangunan kekuatan Indonesia saat ini adalah membangun daerah terluar, terisolasi, dan terdepan. ”Dalam tatanan strategi pertahanan negara, sudah sangat benar di antaranya dengan membentuk komando gabungan wilayah pertahanan di tiga wilayah,” katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengungkapkan bahwa saat ini tren ancaman adalah pandemi global. Menghadapi situasi pandemi global Covid-19 yang terus menunjukkan peningkatan kasus, peran sektor pertahanan mutlak diperlukan oleh bangsa Indonesia.
Pandemi Covid-19 memiliki akibat yang multidimensi. ”Kemenhan perlu mengantisipasi kemungkinan yang lebih buruk, yaitu adanya ancaman terhadap keamanan nasional bidang biologi akibat menyebarnya pandemi Covid-19,” kata Meutya.
Sekretaris Ditjen Strahan Yudi Abrimantyo mengatakan, pihaknya berusaha mengukur hasil dari sasaran yang telah ditentukan. Kemenhan butuh evaluasi dan masukan agar bisa merumuskan kebijakan dan strategi pertahanan yang adaptif guna mewujudkan kemandirian pertahanan dan keamanan negara.