Ulama Syekh Ali Jaber meninggal pada usia 45 tahun di Rumah Sakit Yarsi, Jakarta, Kamis pukul 08.30. Kepergian ulama asal Madinah, Arab Saudi, ini menjadi duka mendalam karena almarhum salah satu pejuang Islam moderat.
Oleh
IQBAL BASYARI DAN RINI KUSTIASIH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ulama Syekh Ali Jaber meninggal pada usia 45 tahun di Rumah Sakit Yarsi, Jakarta, Kamis (14/1/2021) pukul 08.30. Wafatnya ulama asal Madinah, Arab Saudi, itu menjadi duka mendalam bagi dunia dakwah karena kehilangan salah satu pejuang Al Quran yang menyebarkan nilai-nilai Islam moderat.
Wafatnya Syekh Ali Jaber dikonfirmasi oleh Ketua Yayasan Syekh Ali Jaber, Habib Abdurrahman Alhabsyi, di akun Instagram Yayasan Syekh Ali Jaber. ”Telah wafat guru kita, Syekh Ali Jaber (Ali Saleh Mohammed Ali Jaber) dalam keadaan negatif Covid-19. Kita ikhlaskan kepulangan beliau kepada Rabbnya,” katanya.
Pendakwah sekaligus sahabat Syekh Ali Jaber, Yusuf Mansyur, mengatakan, almarhum meninggal setelah dirawat sekitar 17 hari di rumah sakit. Pada awalnya, almarhum terpapar Covid-19, tetapi sudah dinyatakan negatif sebelum meninggal.
”Semalam saya dikabari kondisinya kritis, saya lalu mengirim permohonan doa kepada kiai, ulama, dan pengasuh pondok pesantren agar mendoakan Syekh Ali Jaber,” ujarnya.
Semalam saya dikabari kondisinya kritis, saya lalu mengirim permohonan doa kepada kiai, ulama, dan pengasuh pondok pesantren agar mendoakan Syekh Ali Jaber.
Menurut Yusuf, wafatnya Syekh Ali Jaber merupakan suatu kehilangan besar dalam dunia dakwah karena almarhum dikenal sebagai seorang ahlul Quran (orang yang mengamalkan Al Quran), pejuang Quran, dan menginisiasi Gerakan Indonesia menghafal Al Quran. Selain berdakwah, almarhum juga sering menjadi juri penghafal Al Quran, terutama untuk anak-anak.
Syekh Ali Jaber juga dinilai seorang ulama yang ikhlas dan sangat cinta pada Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan pindahnya Syekh Ali Jaber dari negaranya, Arab Saudi, menjadi warga negara Indonesia.
”Mudah-mudahan syahid, mohon melakukan shalat ghaib di masjid, mushala, dan pesantren,” tutur Yusuf.
Indonesia kehilangan
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, wafatnya Syekh Ali Jaber menjadi kehilangan besar bagi Indonesia. Almarhum merupakan panutan umat, tempat masyarakat belajar agama, dan terus mengedukasi umat tentang pencegahan Covid-19.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Helmy Faishal Zaini mengatakan, almarhum merupakan sosok yang gigih dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam yang moderat. Setiap dakwah dan nasihatnya selalu menyejukkan umat.
”Indonesia dan umat Islam berduka kehilangan tokoh besar yang telah mendedikasikan pikiran dan tenaganya untuk tegaknya ajaran Islam ahlusunah waljamaah,” ujarnya.
Gagasan-gagasan Syekh Ali Jaber, terutama kecintaannya pada Al Quran, harus senantiasa menjadi salah satu rujukan penting bagi masyarakat Indonesia untuk tetap bersemangat dalam mengamalkan nilai-nilai dan ajaran agama.
Helmy mengajak masyarakat Indonesia, khususnya warga NU, untuk meneladani kegigihan dan sikap-sikap arif yang dilakukan oleh Syekh Ali Jaber semasa hidup. Gagasan-gagasan Syekh Ali Jaber, terutama kecintaannya pada Al Quran, harus senantiasa menjadi salah satu rujukan penting bagi masyarakat Indonesia untuk tetap bersemangat dalam mengamalkan nilai-nilai dan ajaran agama.
”Semoga kita bisa mengambil hikmah dan keteladanan dari almarhum,” tuturnya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD pernah mengatakan, Syekh Ali Jaber adalah ulama yang banyak membantu pemerintah. Selama ini dia berdakwah sekaligus membantu sosialisasi Satgas Covid-19 dan BNPB selama pandemi.