logo Kompas.id
Politik & HukumTemuan ”Drone” Bawah Laut dan ...
Iklan

Temuan ”Drone” Bawah Laut dan Tantangan Membangun Pertahanan Kepulauan

Penemuan kapal bawah air nirawak atau ”drone” di perairan Selayar, Sulawesi Selatan, Desember 2020, semakin mengindikasikan adanya eskalasi keamanan di Asia Pasifik. Pertahanan Indonesia harus makin diperkuat.

Oleh
Edna C Pattisina
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/fkI055zbe1RaUkx5t4UdVp_Yqs8=/1024x604/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F5c252301-d1bc-42ea-a4d1-273427af412b_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Istri perwira kapal berfoto bersama menyambut kedatangaan KRI Bima Suci yang akan sandar di Dermaga Ujung Koarmada II, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (1/1/2020). Bersama 85 Taruna/Taruni AAL angkatan ke-67, KRI Bima Suci kembali ke pangkalan setelah menjalani pelayaran Kartika Jala Krida selama 98 hari.

Drone bawah laut berfungsi terutama untuk mengobservasi data salinitas, arus, dan temperatur. Ditambah dengan kontur bawah laut, data ini sangat penting untuk operasi kapal selam. Kapal selam adalah persenjataan strategis angkatan laut karena sifat operasinya yang senyap dan bisa masuk ke belakang garis pertahanan lawan.

Pengetahuan tentang salinitas, arus, dan temperatur di suatu kedalaman akan berpengaruh terutama pada kesenyapan kapal selam tersebut. Kapal selam bisa bersembunyi di sebuah titik karena di kondisi tertentu, sinyal sonar sulit menembus karena dibiaskan salinitas, arus, dan temperatur.

Editor:
Antony Lee
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000