Pandemi Covid-19 yang belum terkendali membuat hari raya Natal 2020 diperingati tanpa kemeriahan. Namun, umat Kristiani diajak untuk tidak kehilangan harapan dan tetap meyakini semua bisa pulih serta kembali bangkit.
Oleh
ANITA YOSSIHARA, AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 yang belum terkendali membuat hari raya Natal 2020 diperingati tanpa kemeriahan. Namun, umat Kristiani diajak untuk tidak kehilangan harapan dan tetap meyakini semua bisa pulih serta kembali bangkit.
Ajakan itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat pidato virtual Perayaan Natal Nasional 2020, Minggu (27/12/2020) malam. ”Saya mengajak umat Kristiani untuk tidak kehilangan harapan. Penyertaan Tuhan Yang Maha Kasih memampukan seluruh umat untuk melampaui segala kecemasan dan kekhawatiran,” kata Presiden dalam pidato yang disiarkan oleh sejumlah stasiun televisi nasional.
Pandemi Covid-19 berlangsung hampir sepuluh bulan dan mengubah tatanan kebiasaan, termasuk perayaan Natal. Tidak bisa lagi perayaan meriah. Masyarakat harus membatasi kegiatan sebagai bentuk adaptasi kebiasaan baru untuk mencegah mata rantai penularan Covid-19. Tidak terhitung warga, termasuk umat Kristiani, yang kehilangan kesempatan bertemu keluarga dan sahabat di hari Natal.
Umat juga tak dapat beribadah sebagaimana mestinya. Kegiatan belajar-mengajar berlangsung di rumah. Kesempatan bertemu teman dan guru di sekolah hilang. Sebagian besar pekerjaan juga dilakukan dari rumah.
Presiden menyebut pandemi dengan segala dampaknya sebagai beban berat. Akan tetapi, beban berat semestinya tidak membuat umat cepat putus asa. Sebagai orang beriman, umat agar selalu meyakini kehadiran Tuhan dalam setiap kesempatan.
”Dalam perayaan Natal, kita akan menemukan cahaya lilin-lilin kecil di setiap rumah umat Kristiani di seluruh Tanah Air. Cahaya lilin itu mengingatkan kita semua tentang kehadiran Tuhan yang selalu bersama kita, hadir di antara kita, dan bekerja untuk pemulihan diri umat-Nya,” ujar Presiden.
Oleh karena itu, umat Kristiani jangan kehilangan harapan. Penting pula segera bertransformasi untuk menghadapi masa-masa sulit. Upaya lahir dan batin memutus mata rantai Covid-19 harus dilakukan. Salah satunya dengan menjalankan protokol kesehatan dengan sepenuh hati. Semua harus disiplin bermasker, mencuci tangan, dan menjaga jarak demi menjaga diri, keluarga, dan sahabat terhindar dari virus korona baru (SARS-Cov-2).
Perayaan Natal, kata Presiden, juga harus menjadi puncak tumbuhnya kesadaran baru. Menjadi momentum untuk instrospeksi diri, mengingat bahwa saling mencintai, menjaga, dan mengasihi sesama manusia. Natal menjadi momentum mewujudkan kasih Tuhan, tolong-menolong, saling peduli, berbagi beban dengan sesama, serta senantiasa menghadirkan kebaikan bagi bangsa dan negara.
”Untuk itu, saya berharap umat Kristiani di mana pun berada untuk terus menyalakan lilin-lilin dalam hati, lilin-lilin kebaikan,” ujar Presiden.
Umat Kristiani diharapkan terus memberi cahaya dalam kegelapan. Membawa semangat baru bahwa seluruh bangsa Indonesia bisa pulih dan bangkit kembali setelah terpuruk karena pandemi Covid-19.
Tak lupa, Presiden mengucapkan Selamat Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Terselip doa cahaya terang akan selalu menuntun setiap langkah umat manusia.
Persaudaraan
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, selaku Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2020, mengatakan, perlu kembali ditegaskan persaudaraan untuk memperkokoh nasionalisme sebagai bangsa yang majemuk. Umat Kristiani melalui Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) telah berusaha memperlihatkan kerja sama, solidaritas, dalam perayaan Natal di tengah pandemi.
Bangsa-bangsa di dunia juga telah membuat terobosan penting dalam peribadatan dari yang kehadiran fisik ke dalam jaringan (daring). Peribadatan di jagad maya didorong sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital. Indonesia ingin menjadi bangsa digital yang siap menghadapi era industri 4.0.
Selain itu, masyarakat diminta tetap mendukung tenaga kesehatan yang tanpa lelah, takut, bahkan sampai ada yang tertular dan fatal. ”Semua ini karena kasih, cinta sesama, cinta negara,” ujarnya.
Bersyukur
Ketua Umum PGI Gomar Gultom mengajak jemaat bersyukur atas perjalanan bangsa. ”Dalam rasa syukur itu, kami mengingat masih terjadi hambatan menjalankan ibadah di beberapa tempat,” katanya.
Gultom berharap agar bangsa Indonesia menjadi makhluk mulia yang menghargai perbedaan dan hidup harmonis. Juga, umat Kristen agar mendoakan bangsa yang masih diguncang pandemi Covid-19. ”Berkatilah upaya yang sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah, termasuk program vaksinasi,” ujarnya.
Ketua KWI Ignatius Kardinal Suharyo mengatakan, Natal kini berlangsung dalam keprihatinan yang diperparah dengan ujaran kebencian, kebohongan pubik, dan keserakahan.
”Inilah tanda-tanda paham dan penghayatan hidup keagamaan, iman, dan ketaatan hukum lemah,” ujar Kardinal Suharyo yang juga merupakan Uskup Agung Jakarta.
Dalam situasi itu, kata Kardinal Suharyo, umat diajak untuk terus berusaha mencari inspirasi dan kekuatan iman dengan terus berbuat baik. ”Siapa pun, sekecil apa pun perbuatan baik itu,” katanya.