Polri Intensifkan Upaya Pencarian Kelompok Ali Kalora
Polri menerjunkan tim terbaiknya dan bekerja sama dengan TNI untuk memburu kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Negara Republik Indonesia memfokuskan personel untuk menangkap kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora. Untuk itu, kepolisian menurunkan tim terbaik serta bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Idham Azis, dalam keterangan tertulis, Rabu (2/12/2020), memerintahkan Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Inspektur Jenderal Abdul Rakhman Baso untuk berkantor di Poso. Hal itu dimaksudkan agar dapat lebih fokus dalam memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang diduga menjadi pelaku pembantaian satu keluarga di Sigi.
”Perintah Kapolri Selasa kemarin, Kapolda Sulteng berkantor di Poso dan didukung tim terbaik Badan Reserse Kriminal Polri,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono.
Perintah Kapolri Selasa kemarin, Kapolda Sulteng berkantor di Poso dan didukung tim terbaik Badan Reserse Kriminal Polri. (Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono)
Perintah itu diberikan sejalan dengan Satuan Tugas (Satgas) Tinombala yang saat ini masih melakukan pengejaran terhadap kelompok MIT. Satgas Tinombala merupakan gabungan aparat TNI dan Polri.
Selain Satgas Tinombala, dikerahkan pula Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, pasukan TNI, serta dukungan peralatan, seperti drone dan intelijen untuk teknologi informasi, untuk membantu pengejaran. Mereka dikerahkan ke wilayah Desa Lembantongoa, Sausu, dan Salatanga.
Selain itu, menurut Argo, Polri juga menempatkan personel Brigade Mobil (Brimob) di tiga lokasi yang berada di wilayah Desa Levonu, Kabupaten Sigi. Diharapkan, kehadiran mereka dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat setempat.
Di sisi lain, aparat gabungan juga melakukan penyembuhan pasca-trauma terkait peristiwa pembunuhan yang menimpa empat warga di Kabupaten Sigi. Polda Sulteng juga telah memberikan bantuan 400 paket kebutuhan pokok kepada masyarakat yang mengungsi di Desa Levonu serta perbaikan enam rumah tinggal dan pos pelayanan umat yang dibakar.
Selain Satgas Tinombala, dikerahkan pula Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, pasukan TNI, serta dukungan peralatan, seperti drone dan intelijen untuk teknologi informasi, untuk membantu pengejaran.
Argo mengatakan, kepolisian juga telah melakukan dialog dengan tokoh masyarakat, agam, serta tokoh adat Sulteng agar masyarakat tak termakan isu hoaks. ”Pertemuan dengan pihak MUI (Majelis Ulama Indonesia), FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama), media, termasuk Komnas HAM, sudah dilakukan untuk meredam suasana agar tetap kondusif,” kata Argo.
Secara terpisah, Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane berpandangan, langkah-langkah dari kepolisian di lapangan sudah bagus. Namun untuk memburu kelompok MIT tersebut dibutuhkan upaya dan strategi yang lebih taktis.
Menurut Neta, meski jumlah kelompok MIT pimpinan Ali Kalora jumlahnya kecil, medan persembunyian mereka berada di pegunungan dengan hutan. Dengan tantangan tersebut, tidak cukup hanya menurunkan Densus 88 Antiteror ataupun polisi biasa.
”Maka perlu konsolidasi dengan pasukan TNI yang didukung oleh brimob dan satuan dari Polda Sulteng. Kenapa TNI? Karena TNI punya pasukan yang berpengalaman di hutan. Demikian pula brimob. Kalau pasukan polisi biasa, mereka tidak akan mampu bertahan di hutan,” kata Neta.
Langkah-langkah dari kepolisian di lapangan sudah bagus. Namun untuk memburu kelompok MIT tersebut, dibutuhkan upaya dan strategi yang lebih taktis.
Di medan pegunungan dan hutan, lanjut Neta, diperlukan pasukan yang memiliki fisik kuat agar mampu bertahan di kondisi itu. Untuk memburu kelompok MIT, diperlukan pasukan yang mampu membaca jejak di dalam hutan.
Agar dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat di kawasan Kabupaten Poso dan Sigi, lanjut Neta, Kepolisian diharapkan dapat segera menangkap seluruh kelompok MIT ini. Untuk itu, strategi berupa pengerahan pasukan gabungan dari TNI dan Polri perlu didukung dengan peralatan, dana operasional, serta imbalan (reward) yang jelas. Sebab hal itu bisa memacu semangat aparat di lapangan