Kepala BNPB dan Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi sikap Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj yang umumkan hasil tes usapnya positif. Keterbukaan akan mencegah orang lain tertular.
Oleh
RINI KUSTIASIH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keterbukaan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj yang mengumumkan hasil tes usapnya positif diapresiasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Sikap semacam ini patut dicontoh tokoh ataupun pihak mana pun guna meminimalisasi risiko kerentanan yang lebih tinggi pada kematian ataupun memudahkan pelacakan dan pencegahan penularan.
Kepala BNPB yang juga Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo, saat dihubungi, Senin (30/11/2020) di Jakarta, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi sikap Kiai Said tersebut. Sebab, dengan keterbukaan itu semua orang yang pernah bertemu dengannya dalam beberapa waktu terakhir ini bisa melakukan pemeriksaan.
”Kesediaan untuk menyampaikan kepada masyarakat adalah langkah yang sangat mulia. Covid-19 bukan aib. Ini musibah bagi semua umat manusia di dunia. Semua orang berpotensi terpapar, tanpa pandang latar belakang,” katanya.
Doni menekankan, semua pihak perlu keikhlasan taat kepada anjuran pemerintah dan pakar kesehatan atau epidemiolog. Semakin cepat seseorang diketahui terpapar Covid-19, itu semakin baik. Sebab, berdasarkan pengalaman selama ini, menurut Doni, jika orang tanpa gejala dan gejala ringan kemungkinan sembuhnya bisa 100 persen.
Kesediaan menyampaikan kepada masyarakat adalah langkah yang sangat mulia. Covid-19 bukan aib. Ini musibah bagi semua umat manusia di dunia. Semua orang berpotensi terpapar, tanpa pandang latar belakang.
”Namun, apabila telat perawatan dan masuk ke fase yang lebih tinggi akan berisiko kepada kematian,” kata Doni.
Sebelumnya, informasi mengenai kondisi kesehatan Kiai Said itu diungkapkan sekretaris pribadinya melalui kanal media sosial, Minggu malam. Asisten pribadi Said, Sofwan Erce, mengatakan, Kiai Said saat ini dalam kondisi baik dan sehat. Ia menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Jakarta.
Hasil positif Covid-19 diketahui saat Kiai Said menjalani uji usap (PCR) rutin dua pekan sekali. Kiai Said, kata dia, selama ini sudah nenjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Menurut Sofwan, Kiai Said berpesan bahwa terpapar Covid-19 bukan aib. Kiai Said juga menekankan pentingnya masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan. Imbauan itu juga sudah terus disampaikan kepada nahdliyin.
Dihubungi terpisah, Ketua Tanfidyiah PBNU Bidang Hukum Robikin Emhas mengatakan, PBNU memohon doa kepada seluruh pihak agar kesehatan Kiai Said segera pulih kembali seperti sedia kala. Ia juga membenarkan hasil tes usap Kiai Said yang positif Covid-19.
”Dan karena memiliki riwayat kontak langsung dengan beliau, saya sendiri juga sedang menunggu hasil SWAB PCR,” ucap Robikin.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBNU Ahmad Faishal Zaini juga positif Covid-19, pertengahan November 2020. Ketika itu, Faishal mesti menjalani tes usap saat mendampingi istrinya melahirkan anak ketiga di RS. Hasil tes ternyata menunjukkan positif. ”Saat ini kondisinya berangsur membaik,” kata Fariz Alniezar dari Kesekjenan PBNU.
Untuk pertama kalinya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terkena Covid-19 dan diumumkan kepada publik oleh Menteri Sekretariat Negara Pratikno beserta dokter Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Bahkan, Budi Karya mengirimkan videonya dari rumah sakit ke media sosial saat-saat dirinya mulai pulih dari Covid-19.
Pengalaman pejabat dan tokoh
Dari catatan Kompas, untuk pertama kali, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terkena Covid-19 dan diumumkan kepada publik oleh Menteri Sekretariat Negara Pratikno beserta dokter Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat. Bahkan, Budi Karya mengirimkan videonya dari rumah sakit ke media sosial saat-saat dirinya mulai pulih dari Covid-19.
Selanjutnya, Wali Kota Bogor Bima Arya, misalnya, April lalu juga dinyatakan positif Covid-19. Namun, tak semua pejabat dan tokoh mau menyatakan terbuka dirinya terkena Covid-19 sehingga dikhawatirkan bisa menulari orang lain. Bahkan, ada yang menolak dilakukan tes usap tetapi memeriksakan diri ke sebuah rumah sakit, dan kemudian diberitakan pergi dari rumah sakit tersebut diam-diam.
Padahal, sikap terbuka semacam itu diharapkan dapat menghindarkan potensi penularan bagi orang lain. Dalam wawancara daring, Senin (20/4/2020), Bima menceritakan positif terjangkit Covid-19 setelah pulang dari kunjungan kerja ke Turki dan Azerbaijan pada 9-16 Maret 2020. Bima menjadi warga Kota Bogor pertama yang dinyatakan positif Covid-19.
Bima hanya mengalami gejala ringan, seperti batuk-batuk kecil, mual, dan hilang nafsu makan. Ia kemudian memilih dirawat dan diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor terhitung sejak 21 Maret. Ini demi menjaga keluarganya agar tidak tertular sekaligus mengobservasi kesehatannya secara klinis.
Dari tes rontgen, dokter mendapati Bima menderita bronkopneumonia, salah satu penyakit yang menyerang saluran napas. Padahal, Bima tidak memiliki riwayat penyakit pernapasan sebelumnya.
Pertarungan utama pada minggu awal di rumah sakit adalah pertarungan mental bagaimana kita membangun keyakinan dan optimisme melewati ini. Juga mengatur konsentrasi supaya bisa istirahat, tidak berpikir terlalu jauh, dan memaksa diri untuk makan.
Satu minggu pertama diisolasi di RSUD Kota Bogor merupakan hari-hari berat bagi Bima. Dia harus beradaptasi dengan kondisi isolasi yang membuatnya tidak dapat berkomunikasi langsung dengan keluarga hingga orang-orang terdekat. Praktis Bima hanya berkomunikasi tatap muka dengan tim perawat dan dokter selama isolasi.
”Pertarungan utama pada minggu awal di rumah sakit adalah pertarungan mental bagaimana kita membangun keyakinan dan optimisme melewati ini. Juga mengatur konsentrasi supaya bisa istirahat, tidak berpikir terlalu jauh, dan memaksa diri untuk makan,” ujarnya.
Setelah menjalani perawatan dan isolasi selama 22 hari, Bima diizinkan pulang ke rumah pada 11 April. Selama di rumah, Bima tetap wajib isolasi mandiri dengan protokol ketat. Isolasi dilakukan di kamar, tidak ada kontak dengan orang rumah sampai diizinkan tim medis yang mengawasi.
Bima Arya baru dinyatakan sembuh setelah hasil tes swab keluar pada Sabtu (18/4/2020). ”Saya baru berkomunikasi dengan keluarga saat hasil tes negatif. Tetapi sampai sekarang saya belum berkontak fisik dengan istri dan anak-anak untuk berjaga-jaga. Saya ingin sekali memeluk mereka,” katanya.