Pasca-Penangkapan Menteri Kelautan, Pemerintah dan Parpol Diminta Evaluasi
Pemerintah diharapkan segera lakukan evaluasi terhadap kabinetnya pasca-penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo. Pasalnya, selain Edhy pembantu Presiden, juga kader Partai Gerindra. Parpol pun diharapkan juga evaluasi diri.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasca-penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, pemerintah diharapkan segera melakukan evaluasi terhadap kabinetnya. Pasalnya, dugaan korupsi yang dilakukan seorang menterinya, yang juga berlatar belakang partai politik, ibarat korupsi terjadi di teras rumah. Selain rawan juga strategis bagi kelanjutan pemerintah selanjutnya.
Peneliti Pusat Kajian Anti-Korupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada Oce Madril saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (25/11/2020), mengatakan, karena terjadi pada menteri di kabinetnya, respons presiden terhadap kasus ini juga penting. ”Sebab, kasus korupsi pada menteri ibarat kejadian di teras rumah karena melibatkan pejabat pembantu presiden,” kata Oce.
Dalam pusaran kasus korupsi, menteri yang berasal dari parpol dinilai kerap tersangkut kasus korupsi. Selama ini, tercatat tiga menteri di rezim Jokowi yang sudah tersangkut kasus korupsi. Selain mantan Menteri Sosial Idrus Marham (Partai Golkar) dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi (Partai Kebangkitan Bangsa), dan kini Menteri KKP Edhy Prabowo (Parta Gerindra).
”Sebab, kasus korupsi pada menteri ibarat kejadian di teras rumah, karena melibatkan pejabat pembantu presiden.”
”Meskipun menteri tersebut berasal dari parpol, tetapi tetap saja akan menampar citra pemerintah terutama dalam upaya pemberantasan korupsi. Sebab, bagaimanapun menteri adalah pembantu presiden,” tambah Oce.
Terlebih, jika melihat sepak terjang dari Edhy Prabowo, dia adalah menteri yang berasal dari parpol Gerindra, bekas rival Jokowi di pilpres 2019. Setelah ada konsolidasi politik, dan partai Gerindra merapat ke pemerintah, baru diangkat dua menteri dari Gerindra. Ketum Gerindra Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan, dan Edhy Prabowo sebagai Menteri KKP. Hal ini akan membuat publik bertanya-tanya tentang pengungkapan kasus ini.
”Tak menutup kemungkinan, publik akan mengaitkan penangkapan Edhy Prabowo dengan motif politik tertentu. Karena itu, KPK harus memiliki alat bukti yang kuat secara hukum dan penangkapan ini harus bisa dipertanggungjawabkan secara hukum dengan penjelasan yang jelas, lengkap dan menyeluruh,” tutur Oce lagi.
Mencoreng citra parpol
Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menambahkan, kasus korupsi yang melibatkan menteri dari parpol akan mencoreng citra parpol di mata publik. Menurut Emrus, kasus Edhy Prabowo seharusnya tidak hanya menjadi evaluasi pemerintah, tetapi juga partai politik. Bagaimana parpol mengajukan kader-kader yang berintegritas untuk ditempatkan di posisi jabatan publik. Parpol seharusnya dapat mengajukan kader-kader terbaiknya yang memiliki integritas.
”Kasus tersebut akan semakin memperburuk citra parpol di mata masyarakat. Oleh karena itu, parpol juga harus berbenah,” kata Emrus.
”Kasus tersebut akan semakin memperburuk citra parpol di mata masyarakat. Oleh karena itu, parpol juga harus berbenah.”
Emrus mengatakan, beban evaluasi kinerja menteri jangan hanya dibebankan kepada Presiden dan Wapres. Sebab, seharusnya yang paling mengerti kualitas dan integritas kader adalah parpol itu sendiri. Oleh karena itu, parpol juga harus mengevaluasi lebih serius penangkapan ini, khusus Partai Gerindra.
Emrus juga berharap, KPK dapat bersikap hati-hati dan profesional dalam pengungkapan kasus korupsi ini. KPK tetap harus mengedepankan asas praduga tak bersalah. Selain itu, KPK juga diharapkan memiliki alat bukti yang kuat secara hukum untuk menjelaskan perkara ini. Tak tertutup kemungkinan, kasus ini akan dikaitkan secara politik karena Edhy Prabowo berasal dari kader parpol Gerindra.
”Zaman sekarang itu sudah susah main-main dengan hukum. Karena semuanya sudah terbuka dan diawasi oleh publik. Jika ada sesuatu yang menyimpang, pasti semuanya akan dibuka juga ke permukaan,” tutur Emrus.