Memperingati Hari Pahlawan, Presiden Joko Widodo berpesan bahwa perjuangan bangsa saat ini adalah pandemi Covid-19. Peringatan Hari Pahlawan tetap digelar di sejumlah kota meski di tengah pandemi.
Oleh
TIM KOMPAS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jasa para tenaga kesehatan yang bertaruh nyawa untuk tetap memberikan pelayanan kesehatan di tengah pandemi Covid-19 mendapat apresiasi dari berbagai kalangan saat peringatan Hari Pahlawan. Pengabdian dan pengorbanan mereka tak ubahnya seperti yang dilakukan para pahlawan yang membuat Indonesia tegak berdiri meski tantangan berat selalu hadir silih berganti.
Hari Pahlawan yang jatuh pada Selasa (10/11/2020) tetap diperingati di sejumlah kota meski di tengah pandemi Covid-19. Upacara peringatan itu digelar sederhana dengan menerapkan protokol kesehatan.
Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin memperingati Hari Pahlawan dengan upacara dan tabur bunga di pusara para pahlawan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta. Hadir pula dalam acara itu sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju.
Dalam doa untuk para pahlawan yang dipimpin Menteri Agama Fachrul Razi, Presiden dan para menteri turut mendoakan para pahlawan yang berjasa pada masa perjuangan melawan pandemi Covid-19.
Di Surabaya, Jawa Timur, tempat lahirnya peringatan Hari Pahlawan karena pertempuran besar melawan Sekutu pada 10 November 1945, peringatan dilakukan tanpa disertai parade, festival, atau gebyar seni budaya seperti tahun-tahun sebelumnya. Peringatan sebatas upacara di Tugu Pahlawan. Kemudian, malam menjelang pergantian hari ke Selasa digelar renungan suci di TMP 10 November, Surabaya.
Pahlawan nasional
Dalam rangka Hari Pahlawan, Presiden Jokowi menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh.
Tiga dari enam tokoh itu adalah almarhum Sultan Baabullah dari Maluku Utara, almarhum Machmud Singgirei Rumagesan dari Papua Barat, dan almarhum Jenderal (Pol) Purnawirawan Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo dari DKI Jakarta. Tiga tokoh lain adalah almarhum Arnold Mononutu dari Sulawesi Utara, almarhum Mr Sutan Mohammad Amin Nasution dari Sumatera Utara, dan almarhum Raden Mattaher bin Pangeran Kusen bin Adi dari Jambi.
Gelar pahlawan nasional itu dianugerahkan karena jasa enam orang tersebut dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan.
Palagan yang lain
Kemarin, Presiden Jokowi melalui akun resminya di media sosial menampilkan gambar para pahlawan pejuang kemerdekaan beserta para tenaga kesehatan.
Presiden juga menuliskan, ”Bangsa ini masih tegak berdiri dan maju berlayar mengarungi zaman karena perjuangan para pahlawan. Mereka hadir di setiap masa dan menyambut setiap tantangan. Hari ini, kita mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur sembari memancang tekad untuk meneruskan perjuangan mereka di palagan yang lain.”
Perjuangan yang penting saat ini, lanjut Presiden, adalah memutus rantai penyebaran Covid-19 yang sudah berlangsung delapan bulan di Indonesia.
Wapres Amin pun mengajak segenap elemen bangsa untuk menjadikan peringatan Hari Pahlawan sebagai momentum untuk membangkitkan jiwa kepahlawanan. Hal ini terutama ketika bangsa dihadapkan pada ujian berat pandemi Covid-19.
Apresiasi untuk para tenaga kesehatan diungkapkan sejumlah pejabat. Ketua DPR Puan Maharani, misalnya, menyebut para tenaga kesehatan adalah pahlawan masa kini. Melalui akun media sosialnya, ia mengunggah gambar kartun dokter dan perawat serta menuliskan, ”Tiap masa ada tantangan sendiri. Tetapi, jasa pahlawan selalu abadi.”
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dalam akun media sosialnya, pun menuliskan, ”Perjuangan para tenaga medis di garis depan menghadapi Covid-19 tidak kalah heroik dengan para pahlawan saat berjuang melawan penjajah. Mereka adalah pahlawan dalam menjaga kebesaran Indonesia.”
Sejumlah warga yang diwawancarai Kompas juga berpendapat, para tenaga kesehatan merupakan pahlawan masa kini.
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, Nur Hafizah (21), misalnya, mengatakan, para tenaga kesehatan tetap memberikan pelayanan saat kebanyakan orang bekerja dari rumah. Mereka juga jauh dari keluarga dan rela bertaruh nyawa agar pasien selamat.
Hasil jejak pendapat Kompas pada 3-5 November 2020 menyebutkan, separuh lebih dari 522 responden memilih tenaga kesehatan sebagai pahlawan saat pandemi Covid-19.
Sejauh ini, sebanyak 323 tenaga kesehatan di Tanah Air meninggal akibat Covid-19. (INA/BRO/LAS/FAI)