Demo Hari Ini, Polri Meminta Tertib dan Waspadai Provokasi
Sebanyak 32 serikat buruh dan beberapa ormas Islam menggelar aksi unjuk rasa turun ke jalan terkait UU Cipta Kerja dan pasca-pernyataan Presiden Perancis. Polri pun minta peserta tetap tertib dan jangan terprovokasi.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Negara Republik Indonesia meminta agar peserta demo atau demonstran melakukan unjuk rasa dengan tertib dan damai. Menurut rencana, hari ini 32 serikat buruh dan beberapa organisasi massa Islam akan menggelar aksi unjuk rasa.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Raden Prabowo Argo Yuwono, Senin (2/11/2020), mengatakan, 32 serikat buruh direncanakan menggelar aksi di gedung Mahkamah Konstitusi (MK) dan Istana Merdeka terkait UU Cipta Kerja. Sementara, beberapa ormas Islam direncanakan berunjuk rasa ke Kedutaan Besar Perancis terkait pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron soal aksi kekerasan terhadap warga Perancis pasca-penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW.
Argo mengatakan, para demonstran diharapkan waspada terhadap adanya provokasi dan hasutan untuk membuat demo menjadi anarkistis. ”Polri mengimbau kepada seluruh masyarakat, baik di Jakarta maupun di daerah, yang ingin menyampaikan aspirasi agar tetap tertib, damai, dan mematuhi aturan hukum yang berlaku,” kata Argo.
Polri mengimbau kepada seluruh masyarakat, baik di Jakarta maupun di daerah, yang ingin menyampaikan aspirasi agar tetap tertib, damai, dan mematuhi aturan hukum yang berlaku.
Dari informasi yang diterima Polri, 32 serikat buruh yang akan berunjuk rasa berasal dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) AGN, dan Gerakan Kesejahteraan Nasional. Mereka akan menggelar demonstrasi serentak di 24 provinsi.
Untuk wilayah Jabodetabek, demonstrasi akan dipusatkan di sekitar Istana Merdeka dan Gedung Mahkamah Konstitusi. Adapun titik kumpul para buruh berada di sekitar Bundaran Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Unjuk rasa di depan Kedubes Perancis
Ormas Islam yang akan berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Perancis berasal dari GNPF Ulama, Front Pembela Islam (FPI), dan Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Presiden Joko Widodo atas nama bangsa Indonesia sebelumnya mengecam pernyataan tersebut. Pada saat yang sama, pemerintah mengimbau masyarakat Indonesia yang ingin mengekspresikan aspirasinya untuk tertib dan tidak melanggar hukum.
Terkait dengan pernyataan Presiden Perancis, Presiden Joko Widodo atas nama bangsa Indonesia sebelumnya mengecam pernyataan tersebut. Pada saat yang sama, pemerintah mengimbau masyarakat Indonesia yang ingin mengekspresikan aspirasinya untuk tertib dan tidak melanggar hukum.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menggelar pertemuan dengan sejumlah pemimpin agama di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (31/10/2020) lalu. Dalam pertemuan itu hadir antara lain dari Majelis Ulama Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Konferensi Waligereja Indonesia, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Parisada Hindu Dharma Indonesia, Persatuan Umat Buddha Indonesia, dan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Kompas.id, 31/10/2020).
”Indonesia mengecam keras terjadinya kekerasan di Paris dan Nice yang telah memakan korban jiwa,” ujar Presiden Jokowi.