Bio Farma Jadi Tempat Produksi 100 Juta Vaksin CEPI
PT Bio Farma akan memproduksi 100 juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh CEPI, yakni suatu koalisi pemerintah, swasta, dan para filantropi yang juga berusaha meneliti dan mengembangkan vaksin Covid-19
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan negara yang bergerak di bidang farmasi, PT Bio Farma (Persero), kembali dipercaya untuk memproduksi vaksin Covid-19. Kali ini giliran Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (CEPI) yang akan menggunakan fasilitas milik Bio Farma untuk memproduksi vaksin Covid-19 sebanyak 100 juta dosis per tahun.
Dalam siaran pers Bio Farma yang dibagikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Kamis (15/10/2020), disebutkan Bio Farma terpilih sebagai salah satu pabrik yang akan digunakan untuk memproduksi vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh CEPI. Dengan pemilihan itu, Bio Farma dinilai layak, baik dari aspek sistem produksi vaksin dan mutunya maupun sistem analitik laboratorium dan sistem teknologi informasi yang digunakan.
CEPI akan menggunakan fasilitas yang dimiliki perusahaan farmasi negara itu untuk memproduksi vaksin Covid-19 dengan multiplatform 100 juta dosis per tahun.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Bashir menjelaskan, CEPI akan menggunakan fasilitas yang dimiliki perusahaan farmasi negara itu untuk memproduksi vaksin Covid-19 dengan multiplatform sebanyak 100 juta dosis per tahun. Produksi vaksin akan dimulai pada akhir kuartal IV tahun 2021 atau awal kuartal I tahun 2022.
”Saat ini dunia sedang berusaha menemukan vaksin Covid-19 dengan segala platform. Pengembang-pengembang vaksin dari seluruh dunia ada yang belum memiliki fasilitas produksi massal secara mandiri sehingga CEPI akan mempertemukannya dengan produsen vaksin yang telah memenuhi persyaratan tertentu, dan Bio Farma adalah salah satunya,” kata Honesti.
CEPI merupakan koalisi pemerintah, swasta, dan filantropi yang juga berusaha melakukan penelitian dan pengembangan vaksin. Lembaga yang berpusat di Norwegia itu punya tujuan mengatasi epidemi dengan mempercepat pengembangan vaksin. CEPI juga melakukan pengembangan fase awal vaksin yang aman, efektif, dan terjangkau untuk membantu pengendalian wabah sedini mungkin.
Honesti menegaskan, penggunaan fasilitas oleh CEPI tidak akan mengganggu kegiatan produksi rutin Bio Farma. ”Tentu kami sudah memperhitungkan aktivitas produksi kami yang rutin. Setelah dilakukan perhitungan, penggunaan kapasitas produksi untuk CEPI tidak akan mengganggu produksi rutin di Bio Farma,” ujarnya.
Bio Farma mengharapkan, kolaborasi dengan CEPI bisa terjalin hingga masa yang akan datang. Kolaborasi diharapkan tidak hanya sebatas memproduksi vaksin Covid-19, tetapi juga pengembangan vaksin pandemi lainnya.
Penggunaan fasilitas oleh CEPI tidak akan mengganggu kegiatan produksi rutin Bio Farma.
Sementara itu, secara terpisah, Ketua MPR Bambang Soesatyo mendorong pemerintah memastikan semua perusahaan farmasi yang diajak bekerja sama segera mempersiapkan seluruh vaksin Covid-19. Perusahaan farmasi yang dimaksud adalah Cansino, Sinovac, Sinopharm, dan AstraZeneca.
”Pemerintah perlu memastikan agar target vaksinasi yang dimulai pada kuartal IV tahun 2020 bisa tercapai,” katanya.
Bambang juga mendorong pemerintah terus meningkatkan pengujian, penelusuran, dan pengobatan kepada masyarakat sebelum vaksin ditemukan. Hal yang tak kalah penting adalah menyusun peta jalan pemberian vaksin dan memastikan seluruh masyarakat akan mendapatkan vaksin Covid-19, terutama masyarakat yang kurang mampu.