logo Kompas.id
Politik & Hukum"Tak Berharap Anak Jadi Buruh"
Iklan

"Tak Berharap Anak Jadi Buruh"

Puluhan tahun menjadi buruh belum tentu menjanjikan kehidupan yang laik. Ditambah lagi, rancangan regulasi terbaru membuat profesi buruh kian tidak pasti.

Oleh
INSAN ALFAJRI / FAJAR RAMADHAN
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/p6PRgiomNJNX_Ks4gGOQrGcCjgY=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2F5cb8fe5f-19fb-407c-8734-3e65f655bf33_jpg.jpg
KOMPAS/PANDU WIYOGA

Foto Ilustrasi. Sejumlah buruh keluar dari area pabrik saat jam pulang kerja di Kawasan Industri Batamindo, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (22/9/2020).

Herry Hermawan (40) sudah menjadi buruh di perusahaan otomotif sejak tahun 1999. Setelah bekerja 1,5 tahun, ia diangkat menjadi karyawan tetap di perusahaan yang berkantor di Kelapa Gading, Jakarta Utara, itu.

Di tahun 2004, koperasi perusahaan menawarkan program cicilan rumah buat karyawan. Dengan uang muka Rp 7,5 juta dan angsuran Rp 384.000 per bulan selama 15 tahun, lulusan SMK ini bisa menempati rumah mungil di Bekasi, Jawa Barat.

Editor:
agnesrita
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000