Ahmad Syaikhu terpilih sebagai presiden PKS masa bakti 2020-2025. Ia menegaskan sikap politik partainya tetap menjadi kekuatan oposisi yang mengawal dan mengawasi pemerintah meskipun ada perubahan kepemimpinan.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perubahan kepemimpinan di Partai Keadilan Sejahtera tak menggoyahkan sikap politiknya pada pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Presiden PKS masa bakti 2020-2025, Ahmad Syaikhu, menegaskan sikap politik PKS untuk tetap menjadi kekuatan oposisi yang mengawal dan mengawasi pemerintah.
”Sikap politik PKS tetap istikamah bersama rakyat menjadi kekuatan oposisi mengawal dan mengawasi jalannya roda pemerintahan Presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Meskipun di luar pemerintahan, PKS berkomitmen menjadi partai yang siap turun tangan menyelesaikan berbagai masalah yang membebani rakyat. PKS akan hadir sebagai bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah,” kata Syaikhu dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas, Senin (5/10/2020).
Dalam sambutannya, dia menilai bangsa Indonesia sedang mengalami krisis kesehatan, krisis ekonomi, dan krisis kepemimpinan nasional. Oleh karena itu, PKS harus memiliki optimisme dan semangat pantang menyerah melewati ujian tersebut.
Pengajar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Adi Prayitno, menilai, konsistensi PKS yang berada di luar pemerintahan mampu meningkatkan elektabilitas dalam pemilu. Pada Pemilu 2014, perolehan suara PKS sebesar 6,79 persen dan naik menjadi 8,21 persen pada Pemilu 2019.
”PKS bisa terus bertahan, bahkan elektabilitasnya terus meningkat karena memilih sebagai oposisi. Apalagi PKS mampu merangkul kelompok kritis Islam yang mencari parpol di luar pemerintahan,” katanya.
Namun, menurut Adi, Syaikhu memiliki tantangan untuk meningkatkan pemilih PKS. Selama ini, PKS dianggap sebagai salah satu partai tertutup, hanya diisi oleh kelompok tertentu. Padahal, PKS memiliki kader-kader muda yang punya pemikiran terbuka dan mampu menarik lebih banyak pemilih.
Sikap politik PKS tetap istikamah bersama rakyat menjadi kekuatan oposisi mengawal dan mengawasi jalannya roda pemerintahan Presiden Joko Widodo-Ma\'ruf Amin. Meskipun di luar pemerintahan, PKS berkomitmen menjadi partai yang siap turun tangan menyelesaikan berbagai masalah yang membebani rakyat. PKS akan hadir sebagai bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.
Syaikhu ditunjuk sebagai presiden PKS menggantikan Mohamad Sohibul Iman dalam sidang Musyawarah Majelis Syura PKS di Bandung. Posisi ketua majelis syura tetap dipegang Habib Salim Segaf Aljufrie, sedangkan Habib Aboe Bakar Alhabsyi menjadi sekretaris jenderal menggantikan Mustafa Kamal.
Sohibul mengatakan, jabatan presiden PKS selalu berganti setiap periode. Tradisi itu dianggap mampu menjawab tantangan regenerasi di PKS sehingga bisa melahirkan pemimpin-pemimpin baru. ”Tradisi di PKS, jabatan presiden hanya satu periode dan itu tradisi yang sangat baik untuk dilanjutkan,” katanya.
Menurut Adi, kaderisasi kepemimpinan di PKS menjadikan partai ini tidak bergantung hanya pada satu tokoh. PKS mampu menjadi partai modern dan diisi dengan kepemimpinan baru setiap periode. Akibatnya, siapa pun presidennya, soliditas PKS tetap kuat.