Presiden Joko Widodo meresmikan pembukaan Konferensi Besar XXIII Gerakan Pemuda Ansor Tahun 2020, Jumat (18/9/2020). Presiden berharap kondisi pandemi Covid-19 tak menghambat kerja keumatan dan kebangsaan.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan selama enam bulan semestinya tidak menghambat kerja keumatan dan kebangsaan. Justru pada saat inilah kekompakan seluruh elemen bangsa diperlukan untuk bersama-sama berjuang menangani pandemi sekaligus dampak yang ditimbulkan.
Presiden Joko Widodo saat meresmikan pembukaan Konferensi Besar XXIII Gerakan Pemuda (GP) Ansor Tahun 2020, Jumat (18/9/2020), mengatakan, pandemi Covid-19 telah membuka ruang percepatan inovasi teknologi sehingga pertemuan dilakukan dengan cara-cara baru, yakni melalui media daring. Konferensi Besar GP Ansor pun digelar secara virtual yang kini menjadi kebiasaan normal baru.
Meski dalam kebiasaan baru pertemuan-pertemuan tatap muka dibatasi, kerja keumatan dan kebangsaan diyakini tidak akan terhambat. ”Saya yakin cara-cara baru ini tidak mengurangi semangat kita untuk membicarakan masalah keumatan maupun soal-soal kebangsaan yang kita hadapi,” kata Presiden yang menyampaikan pidatonya dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Dalam kesempatan itu Presiden mengungkapkan, pandemi Covid-19 merupakan salah satu ujian terberat yang dihadapi umat manusia di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu telah menjangkiti 30.299.000 orang di dunia, bahkan 949.000 orang di antaranya meninggal.
Kita harus satu barisan, kita harus satu frekuensi, satu semangat, karena kita perlu kerja keras dan berikhtiar dengan sungguh-sungguh, baik ikhtiar zahir maupun batin.
Pandemi juga telah menimbulkan kecemasan dan ketakutan yang luar biasa karena tak hanya berdampak langsung pada kesehatan dan keselamatan manusia, tetapi juga sosial dan ekonomi. Suplai barang dan jasa terhambat, pertumbuhan ekonomi pun melambat. Pandemi membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan serta mengubah pola kerja dan hubungan sosial.
Dalam situasi serba sulit seperti sekarang, lanjut Presiden, ketangguhan Indonesia sebagai sebuah bangsa diuji. Karena itu, semestinya pandemi bisa menyatukan seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama berjuang menangani pandemi sekaligus dampak yang ditimbulkan.
”Kita harus satu barisan, kita harus satu frekuensi, satu semangat, karena kita perlu kerja keras dan berikhtiar dengan sungguh-sungguh, baik ikhtiar zahir maupun batin,” ujar Presiden.
Ikhtiar zahir (lahiriah) sebagaimana dimaksud oleh Presiden adalah menjaga pola hidup bersih dan sehat serta mengikuti protokol kesehatan dengan mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Selain itu, mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta berolahraga secara teratur.
Sementara ikhtiar batin dilakukan dengan memperbanyak zikir (doa), istigfar atau memohon ampun dan bertaubat kepada Allah SWT. Ikhtiar lain yang penting dilakukan adalah bersedekah sebab saat ini banyak masyarakat yang memerlukan bantuan karena kehilangan pekerjaan dan mata pencarian.
Kemandirian bangsa
Meski banyak dampak yang ditimbulkan, Presiden menyampaikan bahwa tetap ada hikmah yang bisa dipetik dari pandemi Covid-19. Pandemi memberikan pelajaran tentang pentingnya kemandirian bangsa, tidak bergantung pada negara-negara lain.
Karena itulah Presiden mengajak GP Ansor untuk turun tangan, bersama-sama pemerintah dan elemen bangsa lainnya menangani dampak pandemi Covid-19. Tak hanya membantu penanganan kesehatan, tetapi juga perekonomian dengan gerakan membantu petani, nelayan, serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Presiden meyakini GP Ansor membantu meringankan beban masyarakat di masa pandemi. Sebab, selama ini kiprah GP Ansor dalam pengabdian kepada bangsa dan masyarakat tak diragukan lagi. Sebagai organisasi otonom Nahdlatul Ulama (NU), GP Ansor tentu mewarisi semangat para ulama yang memegang prinsip bahwa cinta Tanah Air merupakan sebagian dari iman.
”Warisan semangat para ulama inilah yang membuat GP Ansor selalu dibutuhkan kehadirannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Presiden.
Ajakan Presiden itu pun disambut baik oleh GP Ansor. Dalam pidatonya, Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan kesiapan untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah dalam menangani Covid-19.
”GP Ansor menyadari pandemi Covid-19 merupakan krisis kemanusiaan global yang harus ditangani bersama. GP Ansor menyambut baik ajakan pemerintah untuk berkolaborasi dalam penanganan Covid-19,” kata Yaqut dalam acara pembukaan konferensi besar yang digelar secara tatap muka di Minahasa, Sulawesi Utara.
Kolaborasi, lanjut Yaqut, sangat dibutuhkan di tengah pandemi. Dibutuhkan sinergi yang baik untuk membangkitkan optimisme di tengah kontraksi di berbagai lini.
Sejak awal pandemi, GP Ansor membentuk gugus tugas penanganan Covid-19 yang bertugas melakukan edukasi bahaya penyakit yang disebabkan SARS-CoV-2 kepada masyarakat. Gugus tugas juga membantu distribusi bantuan sosial kepada masyarakat terdampak Covid-19.
Selama enam bulan pandemi, setidaknya sudah 30.000 paket bantuan sosial disalurkan GP Ansor. Selain itu, GP Ansor turut membagikan 1.000 unit alat tes cepat bantuan dari Kementerian Kesehatan.
Di sektor pendidikan, secara swadaya GP Ansor turut berpartisipasi menyediakan jaringan Wi-Fi gratis di lebih dari 3.000 titik yang tersebar di berbagai pelosok Tanah Air. Jaringan Wi-Fi gratis itu diberikan untuk membantu memudahkan para pelajar mengikuti pembelajaran jarak jauh selama pandemi.
Warisan semangat para ulama inilah yang membuat GP Ansor selalu dibutuhkan kehadirannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kesempatan itu juga dimanfaatkan Yaqut untuk meminta pemerintah meningkatkan perhatian kepada pesantren-pesantren di lingkungan NU. Sebab, saat ini banyak pesantren yang terdampak Covid-19.
Sementara itu, Jumat sore, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar tahlil dan doa qunut akbar yang dilakukan secara serentak oleh para pengurus dan kader dari seluruh penjuru Tanah Air. Ketua Umum PKB A Muhaimin Iskandar menyampaikan, tahlil dan doa qunut digelar untuk mendoakan para pahlawan kesehatan, yakni para dokter dan tenaga kesehatan, yang gugur saat berjuang menangani Covid-19.
”Kami berdoa, semoga amal ibadah para dokter dan tenaga medis yang telah gugur diterima oleh Allah SWT dan diampuni dosa-dosanya,” ujar Muhaimin.
Tak hanya itu, Muhaimin juga mendoakan seluruh dokter dan tenaga kesehatan yang masih berjuang di garda terdepan penanganan Covid-19 selalu diberi kesehatan, kekuatan, dan keselamatan. Tahlil juga digelar sebagai permohonan untuk kesehatan dan keselamatan seluruh bangsa Indonesia.