Kenangan Mahfud MD dan Tjahjo Kumolo Bersama Jakob Oetama
Menko Polkam Mahfud MD dan Menpan dan RB TJahjo Kumolo mengenang kebersamaan dengan Jakob Oetama, pendiri "Kompas", yang wafat siang tadi. Seperti apa kisahnya?
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO/NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepergian pendiri harian Kompas sekaligus Kelompok Kompas Gramedia, Jakob Oetama, merupakan kehilangan besar bagi insan pers dan Indonesia. Jakob Oetama dianggap telah berjasa besar bagi pembangunan Indonesia, secara khusus melalui media massa.
Berbagai ungkapan dukacita atas kepergian Jakob Oetama terus mengalir dari berbagai kalangan petinggi negeri dan politisi.
Bahkan, di sela-sela konferensi pers ”Pilkada Aman dari Covid-19” di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Jakarta, Rabu (9/9/2020), sejumlah pejabat yang hadir ikut menyampaikan dukacita. Salah satunya, Menko Polhukam Mahfud MD.
Mahfud menyampaikan, masyarakat Indonesia, terutama dunia pers, turut berdukacita dan merasa kehilangan atas kepergian Jakob Oetama. Menurut dia, Jakob Oetama merupakan tokoh yang banyak memikirkan tentang pembangunan bangsa ini.
”Pak Jakob Oetama sudah lama bersama kita, membangun Indonesia melalui media massa agar rakyat melek baca, melek informasi,” ucap Mahfud.
Jakob Oetama tutup usia di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (9/9/2020) pukul 13.05.
Jenazah pendiri Kompas Gramedia sekaligus Pemimpin Umum Harian Kompas, Jakob Oetama (88), akan disemayamkan di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta. Menurut rencana, jenazah Jakob Oetama akan dimakamkan pada Kamis (10/9/2020) di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Mahfud mengenang Jakob Oetama sebagai tokoh media yang dekat dengan para penentu di negeri ini, seperti Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, serta Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Muhammad Jusuf Kalla.
”Hampir semua tokoh besar adalah teman-teman beliau,” ujar Mahfud.
Mahfud ingat suatu waktu pada tahun 2012, Jakob Oetama juga pernah mengundangnya untuk memberikan tausiah dalam acara halalbihalal bersama karyawan Kompas Gramedia di kantor Kompas. Saat itu, Mahfud masih menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi.
Mahfud juga mengaku sering diundang Jakob Oetama ke kantor Kompas sebagai seorang teman. Bahkan, sampai saat usia Jakob Oetama mulai menua, Mahfud pernah diundang sampai 2-3 kali ke kantor Kompas.
”Dan masih jernih pikirannya. Kami bicara tentang pembangunan bangsa dan keadaan negara. Saya merasa terkesan sekali dengan beliau, sangat terbuka, sangat jernih pemikirannya, dan pemikirannya selalu konstruktif bagi kita bersama,” ucap Mahfud.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, yang juga hadir dalam rapat pilkada itu, pun menyampaikan dukacita. ”Turut berdukacita atas wafatnya Pak Jakob Oetama semoga beliau mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Maha Kuasa,” katanya.
Kenangan hangat bersama Jakob Oetama ternyata juga dialami oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan dan RB) Tjahjo Kumolo.
Dihubungi secara terpisah, Tjahjo mengaku kenal pertama kali dan bersalaman dengan Jakob Oetama saat dirinya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
”Saat itu, sampai (saya) ketua umum, banyak dibantu pemberitaan KNPI oleh harian Kompas,” ujar Tjahjo.
Tjahjo masih ingat ketika ia bersalaman dengan Jakob Oetama pada 1989. Ketika awal dilantik sebagai Sekjen KNPI, Jakob Oetama berpesan padanya, ”Selamat dan jaga kerukunan pemuda Indonesia.”
Kemudian, pertemuan terakhir antara Tjahjo dan Jakob Oetama pada 2012. Saat itu, Tjahjo yang masih menjabat sebagai Sekjen PDI-P mendampingi Megawati Soekarnoputri untuk berkunjung ke kantor Kompas.
”Terjadi diskusi yang cukup lama antara Ibu Mega dan Pak Jakob,” kenang Tjahjo.
Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto juga mengucapkan dukacita atas kepergian Jakob Oetama. Menurut dia, Indonesia kini kehilangan tokoh besar yang menjadi panutan, sosok pejuang yang rendah hati dan terus menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan keberpihakan bagi rakyat kecil.
”Pak Jakob Oetama (merupakan) sosok yang melihat segala persoalan dengan hati, melalui pikiran yang jernih sehingga dari keseluruhan tindakan beliau, memancarkan terang dan menjadi teladan,” kata Hasto.
Seluruh keluarga besar PDI-P, lanjutnya, mengucapkan dukacita yang mendalam, dan mendoakan Jakob Oetama.
Ketua Umum Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Hargo Mandirahardjo juga mengucapkan belasungkawa yang dalam atas berpulangnya Jakob Oetama. Sebab, Jakob Oetama adalah sesepuh ISKA.
”Beliau pernah menjadi Ketua Umum PP ISKA dari tahun 1963 sampai 1985 atau sekitar 22 tahun,” kata Hargo.
Menurut Hargo, Jakob Oetama telah memberikan panutan tidak hanya dalam kepemimpinannya di ISKA, tetapi juga sebagai tokoh intelektual dan tokoh pers di negeri ini.
Melalui pemikiran-pemikirannya, Jakob Oetama tidak hanya membangun dunia pers di Indonesia yang kini berkembang pesat, tetapi juga turut membangun Indonesia.