Jakob Oetama, Tokoh Pers yang Dekat dengan Kiai-kiai NU
Jakob Oetama merupakan sosok yang sangat peduli dengan keberadaan Nahdlatul Ulama. Jakob dikenal dekat dengan sejumlah kiai Nahdlatul Ulama, terutama Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Oleh
Khaerudin
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wafatnya pendiri Kompas Gramedia dan Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama, Rabu (9/9/2020), merupakan duka mendalam bagi banyak kalangan. Tak terkecuali keluarga besar Nahdlatul Ulama dan banyak kiai dari kalangan ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut.
Bagi banyak kiai di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU), Jakob Oetama dianggap sebagai begawan, tokoh penting dalam pers Indonesia. Bersama PK Ojong, Jakoeb Oetama menerbitkan harian Kompas, yang menjadi media terbesar di Indonesia. Grup Kompas-Gramedia yang didirikan Jakob Oetama kemudian mewarnai pers Indonesia, dengan karakter yang khas dan visi dan pendirian yang kuat untuk Indonesia.
”Jasa Pak Jakob Oetama di bidang pers sangat besar, yang juga menopang dan menguatkan kaki industri pers dengan bisnis yang kuat sehingga tetap menjunjung idealisme,” ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama Muchamad Nabil Haroen.
Pagar Nusa adalah organisasi pencak silat di bawah naungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Menurut Nabil, yang juga lama menjadi ajudan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Jakob Oetama sangat dekat dengan kiai-kiai.
”Kedekatan beliau dengan Gus Dur, Kiai Said Aqil Siroj, dan beberapa kiai pesantren terlihat dari penghargaan dan keakraban beliau. Kedekatan ini karena ditopang oleh kesamaan visi untuk menjaga Indonesia, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk terus berbuat baik untuk negeri, berbakti dengan karya dan idealisme masing-masing. Misi ini diterjemahkan Pak Jakob Oetama dalam semangat di setiap tulisan beliau, serta gagasan-gagasan penting yang menjadi nyawa harian Kompas dan grupnya,” ujar Nabil yang kini menjadi anggota Komisi IX DPR.
Kedekatan beliau dengan Gus Dur, Kiai Said Aqil Siroj, dan beberapa kiai pesantren terlihat dari penghargaan dan keakraban beliau. Kedekatan ini karena ditopang oleh kesamaan visi untuk menjaga Indonesia, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk terus berbuat baik untuk negeri, berbakti dengan karya dan idealisme.
Dari pengalamannya mendampingi Kiai Said, Nabil mengatakan, Jakob Oetama merupakan sosok yang sangat sangat peduli dengan keberadaan Nahdlatul Ulama. ”Dalam kesempatan saya mendampingi Kiai Said dan beberapa pengurus NU, baik ketika bersilaturahmi dengan Pak Jakob Oetama maupun dengan jajaran pimpinan Kompas Group, sangat jelas dukungan beliau terhadap NU karena visi misi untuk Indonesia. Tujuannya agar NU ikut menjadi kompas yang mengawal Indonesia dan setiap generasi dari bangsa kita, menjadi bangsa besar yang punya komitmen, dedikasi, karya dan pengabdian untuk Indonesia,” katanya.
Jakob Oetama meninggal pada hari Rabu (9/9/2020) pukul 13.02, di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sebelumnya Jakob Oetama dirawat di rumah sakit tersebut sejak 22 Agustus.
Direktur RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Ronald Reagan menyampaikan, pada awal dirawat di rumah sakit, kondisi Jakob Oetama memang sudah kritis. ”Pada awal masuk memang kondisinya kritis, lemah, dan saat itu sudah segala macam perawatan yang maksimal kita lakukan. Selama perawatan sempat cukup baik responsnya. tetapi memang dengan berbagai faktor yang ada, salah satunya usia yang sudah cukup sepuh dan faktor lain, akhirnya kondisinya memburuk,” kata Ronald.
Sementara dokter yang merawat Jakob Oetama, dr Felix Prabowo Salim, mengatakan, almarhum mengalami gangguan multiorgan. Felix mengatakan, selama dirawat, Jakob Oetama sempat membaik kondisinya, tetapi karena berbagai faktor, kondisi kesehatannya menurun hingga akhirnya meninggal pada hari ini.