logo Kompas.id
Politik & HukumDisoroti, Sinkronisasi Program...
Iklan

Disoroti, Sinkronisasi Program Kerja Pusat dan Daerah

Akibat hilangnya pedoman GBHN, program kerja yang disusun calon presiden dan kepala daerah dinilai masih kurang sinkron dengan yang diamanatkan Pancasila. Buntutnya, visi-misi dan program hanya mengikuti selera pasar.

Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/z8Awgag08Mb0WVpLHypMLsKZU8U=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F7c53e8bc-5edf-4f0a-a93f-8ec563679539_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Gedung Pancasila kompleks Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020).

JAKARTA, KOMPAS — Program kerja yang disusun oleh calon presiden dan calon kepala daerah dinilai masih kurang sinkron dengan apa yang diamanatkan dalam Pancasila. Hal itu merupakan dampak dari hilangnya pedoman Garis-Garis Besar Haluan Negara atau GBHN. Berdasarkan kajian MPR, program kerja kerap disusun mengikuti selera pasar, bukan program yang benar-benar dibutuhkan masyarakat.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Ahmad Basarah dalam webinar ”Visi NKRI melalui Pemilu dan Pilkada”, Senin (31/8/2020). Basarah mengatakan, saat ini, MPR sedang mengkaji tentang ketidaksinkronan program kerja nasional dan daerah itu. Indonesia adalah negara kesatuan yang menganut sistem pemerintahan presidensial. Namun,  faktanya terkadang visi-misi dan program kerja kepala daerah seolah mencerminkan program kerjanya sendiri-sendiri.

Editor:
suhartono
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000