PDI-P Masih Butuh Konsolidasi untuk Pilkada Surabaya
Satu pekan jelang pendaftaran calon untuk Pilkada 2020, PDI-P belum mengumumkan calon yang akan diusung untuk Pilkada Surabaya. PDI-P masih butuh konsolidasi.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Teka-teki soal calon kepala daerah/wakil kepala daerah yang akan diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Pemilihan Kepala Daerah Surabaya 2020 belum juga terjawab saat PDI-P mengumumkan calon yang diusung untuk pemilihan di 58 daerah, Jumat (28/8/2020). PDI-P menyebutkan masih butuh konsolidasi sebelum memutuskan calon yang akan diusung.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto seusai pengumuman calon yang akan diusung PDI-P di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, di 58 daerah, Jumat, mengatakan, PDI-P belum mengumumkan nama calon kepala daerah/wakil kepala daerah untuk Pilkada Surabaya karena masih harus konsolidasi. Konsolidasi menurut rencana akan dilakukan di kantor DPP PDI-P pada Minggu (30/8/2020).
Menurut Hasto, PDI-P perlu mendengarkan aspirasi dari para kader di tingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Surabaya. Hal itu lantaran PDI-P harus berhati-hati agar warisan kepemimpinan Wali Kota Surabaya yang juga kader PDI-P, Tri Rismaharini, selama dua periode, dapat dijaga dan dilanjutkan. Tri Rismaharini dinilai telah menciptakan standar yang tinggi selama kepemimpinannya.
”DPP akan turun ke Jatim untuk berbicara dengan 19 DPC untuk finalisasi rekomendasi dari ketua umum. Kami ingin keputusan nanti dapat memenangkan sosok yang sesuai dengan konsep bahwa Surabaya tetap menjadi kota yang berbudaya, manusiawi, dan cerdas,” ungkap Hasto.
Saat nama-nama calon kepala daerah/wakil kepala daerah untuk 58 daerah diumumkan oleh Ketua DPP PDI-P Bidang Politik Puan Maharani, ia hanya memperlihatkan amplop tertutup untuk Pilkada Surabaya. Nama calon dari PDI-P untuk Pilkada Surabaya belum diumumkan dengan alasan, saat pengumuman, pengurus DPC PDI-P Surabaya dan DPD PDI-P Jawa Timur tidak hadir.
Hasto menjelaskan, ada setidaknya 15 figur yang diseleksi untuk Pilkada Surabaya, di antaranya Eri Cahyadi, Agatha Retnosari, dan Armuji. Adapun keputusan akhir tetap di tangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Megawati dalam pidatonya saat pengumuman calon untuk 58 daerah turut memuji kepemimpinan Tri Rismaharini dan kepala daerah berprestasi lain yang berasal dari PDI-P. Megawati bahkan berharap calon kepala daerah yang kelak terpilih mencontoh keberhasilan Risma.
Menurut dia, Risma adalah sosok pekerja keras, telaten, dan tegas. Dengan demikian, wajar bahwa selama kepemimpinannya banyak mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak. ”Kerja keras, kerja bagus, jangan sampai malas dan ujung-ujungnya korupsi. Kalau sudah seperti itu, pasti saya coret. Untuk apa, saya milih orang kaya begitu,” kata Megawati.
Koalisi parpol
Dalam Pilkada 2020, Hasto menyebutkan PDI-P paling banyak berkoalisi dengan Partai Golkar, yaitu sebanyak 46 persen, PKB 37 persen, PAN 34 persen, Gerindra 33 persen, Partai Demokrat 32 persen, PPP 19 persen, dan PKS 13 persen.
Adapun calon bupati dan wali kota yang merupakan kader PDI-P sebanyak 131 orang. Calon wakil bupati dan wakil wali kota sebanyak 97 orang. Di tingkat provinsi, ada dua calon gubernur yang berasal dari kader sendiri dan tiga calon wakil gubernur. Perihal keterwakilan perempuan dalam pencalonan itu, sebanyak 25 persen merupakan calon perempuan.
”Ini menunjukkan proses kaderisasi berjalan dengan sistemik,” kata Hasto.
Dari sejumlah nama yang diumumkan, termasuk di antaranya adalah Ahmad Adly Fairuz yang merupakan cucu Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Ahmad Adly Fairuz maju sebagai calon wakil bupati Karawang dan berpasangan dengan Yessy Karya Lianti. Sebelumnya, Adly Fairuz dikenal sebagai aktor sinetron.
Saat ditanya alasan PDI-P mengusung Adly Fairuz, Hasto mengatakan bahwa rekomendasi akan diberikan kepada orang yang bersedia dan berkomitmen mengikuti proses yang disyaratkan PDI-P. Selain itu, sosok muda seperti Adly akan cocok jika disandingkan dengan calon kepala daerah, yaitu Yessy, yang berasal dari latar belakang dokter.