Sekitar 1.000 Pegawai Kejaksaan Agung Mulai Pindah ke Badan Diklat
Hari ini Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin mulai berkantor di Kompleks Badan Diklat Kejaksaan RI di Ragunan, Jakarta Selatan. Kejagung memastikan pelayanan kepada pencari keadilan tetap berjalan kendati belum maksimal.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sekitar 1.150 pegawai Kejaksaan Agung mulai pindah sementara ke dua lokasi Badan Diklat Kejagung sebagai dampak dari kebakaran yang menghanguskan sebagian besar Gedung Utama Kejagung pada Sabtu (22/8/2020) malam hingga Minggu dini hari. Pegawai sudah mulai bekerja kembali walau belum maksimal.
Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin, dalam jumpa pers, Senin (24/8/2020), di Jakarta, mengatakan, sejak Senin pagi, ia telah berkantor di Kompleks Badan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kejaksaan RI di Ragunan, Jakarta Selatan.
”Semua pelayanan masyarakat para pencari keadilan itu terlayani. Kami tetap bekerja walau gedung utamanya habis, tidak mengganggu pelaksanaan kerja kami,” kata Burhanuddin.
Burhanuddin mengatakan, yang pindah di tempat itu adalah dirinya, Wakil Jaksa Agung, Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan (Jambin), beserta staf. Setidaknya terdapat sekitar 900 pegawai Jambin yang ikut pindah ke situ.
Sementara itu, untuk Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen (Jamintel) pindah ke Badan Diklat Kejaksaan RI di Ceger, Jakarta Timur. Setidaknya sekitar 250 pegawai Jamintel turut pindah ke sana.
Menurut Burhanuddin, yang penting dilakukan saat ini adalah mencari penyebab kebakaran. Terkait renovasi gedung yang terbakar, pihaknya akan berkonsultasi dulu dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk kelayakannya.
”Hari ini ada olah TKP (tempat kejadian perkara). Tetap jalan dan kami sangat mendukung supaya kita tahu apa, sih, penyebabnya,” ujar Burhanuddin.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Hari Setiyono menambahkan, penyelidikan penyebab kebakaran dilakukan Polri dibantu pegawai Kejagung yang mengetahui seluk beluk gedung yang terbakar. Hari memastikan pelayanan kepada masyarakat tetap dapat berjalan meski mungkin belum maksimal.
Terkait dengan munculnya spekulasi adanya berkas perkara yang sengaja dihilangkan melalui kebakaran itu, Hari memastikan bahwa data yang terbakar sudah memiliki arsip atau data cadangan. Terlebih pusat data untuk arsip dilaporkan selamat dari kebakaran.
”Saya pastikan alat intelijen tidak ada di tempat itu. Kemudian, back up data intelijen tidak ada di tempat itu. Kawan-kawan tahulah intelijen kerjanya seperti apa. Jadi, back up data lengkap,” kata Hari.
Hari mengatakan, kecurigaan masyarakat bisa dimaklumi. Namun, kecurigaan itu mestinya ada dasarnya, tidak sekadar berprasangka. Hari memastikan berkas perkara, baik untuk kasus tindak pidana umum maupun tindak pidana khusus, dalam kondisi aman.
Sementara itu, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dalam keterangan tertulis, mengatakan, tim dari Polri terus meminta keterangan terhadap orang-orang yang dianggap mengetahui dan terkait dengan insiden kebakaran gedung utama Kejaksaan Agung.
”Ada 19 orang diperiksa sebagai saksi,” kata Listyo.
Kesembilan belas orang tersebut, antara lain, pihak keamanan Kejagung, para pekerja konstruksi atau tukang yang bekerja di kompleks Kejagung, dan pihak internal Kejagung. Selain itu, kepolisian juga telah menurunkan tim Pusat Laboratorium dan Forensik Polri untuk menginvestigasi penyebab kebakaran tersebut.