Din Syamsuddin, salah seorang Presidium KAMI, mengatakan, gerakan moral tidak sepi dari politik. Akan tetapi, orientasinya bukan pada kekuasaan, tetapi untuk melaksanakan nilai-nilai.
Oleh
Edna C Pattisina
Β·2 menit baca
Kompas/Wawan H Prabowo
Ketua Kehormatan Presidium Inter Religius Center (IRC) Indonesia Din Syamsuddin
JAKARTA, KOMPAS β Gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI bertujuan untuk melakukan kontrol sosial sesuai nilai-nilai moral. Sebab, kontrol sosial dibutuhkan dalam praktik kehidupan bangsa dan negara.
Salah seorang Presidium KAMI, Din Syamsudin, menegaskan hal itu dalam deklarasi KAMI di Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (18/8/2020). Deklarasi yang disiarkan secara daring itu dihadiri sejumlah tokoh, seperti mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, Meutia Hatta, Titiek Soeharto, Ichsanuddin Noorsy, Rocky Gerung, Refly Harun, Said Didu, dan Ahmad Yani.
Din mengatakan, KAMI berjuang berdasar nilai-nilai dan untuk nilai-nilai seperti keadilan dan kesejahteraan sosial. Secara lengkap, perjuangan itu ada di jati diri KAMI.
KAMI menyatakan diri sebagai gerakan moral dari berbagai elemen bangsa yang berjuang bagi tegaknya kedaulatan negara, terciptanya kesejahteraan dan keadilan sosial. Selain itu, KAMI juga bergerak melakukan pengawasan sosial, kritik, koreksi, dan meluruskan kiblat negara dari segala penyelewengan.
KAMI juga menggarisbawahi berjuang secara konstitusional dengan aksi-aksi yang dialogis, persuasif, dan efektif.
Din mengatakan, gerakan moral tidak sepi dari politik. Akan tetapi, orientasinya bukan pada kekuasaan, tetapi untuk melaksanakan nilai-nilai.
Rochmat Wahab, salah seorang presidium KAMI, menambahkan, hidup harus berkomitmen pada nilai-nilai. Kaum profesional juga harus berjuang demi kepentingan publik.
Sementara itu, Gatot Nurmantyo mengingatkan, banyak negara berkepentingan dengan Indonesia. Mereka memperjuangkan kepentingan nasionalnya. Ia berharap, Indonesia tidak membiarkan diri dieksploitasi tanpa berjuang demi kepentingan rakyat. Ia juga mengingatkan, rakyat Indonesia jangan mau dipecah belah untuk kepentingan apa pun.
Kompas
Gatot Nurmantyo
Politisi PDI-P, Aria Bima, seperti dikutip dari Kompas TV, mengatakan, selama hal-hal yang disampaikan KAMI merupakan kebijakan alternatif untuk rakyat melihat, mengkritisi, dan mendukung pemerintah, maka itu hal yang positif. Namun, bila motifnya sekadar kekecewaan politik, kemudian menyalahkan, menghujat, hal itu tidak membuat rakyat menjadi cerdas. Namun, dia menegaskan, sejauh ini PDI-P berpikiran positif.