Presiden Jokowi Harap Produksi Vaksin Bisa Dimulai Januari 2021
Uji klinis tahap ketiga kerja sama Bio Farma dengan lembaga Sinovac asal China sudah dimulai. Ini merupakan tahap terakhir sebelum vaksin Covid-19 bisa diproduksi massal.
Oleh
FX LAKSANA AS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo berharap produksi vaksin Covid-19 bisa dilakukan mulai Januari tahun depan. Harapan ini didasarkan atas perkembangan dalam pengembangan vaksin yang sejauh ini telah memasuki uji klinis tahap ketiga.
”Kita harapkan nanti, insya Allah di bulan Januari, kita sudah bisa memproduksi. Kalau produksinya sudah siap, langsung diberikan vaksinasinya kepada seluruh masyarakat di Tanah Air,” kata Presiden sebagaimana dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden seusai meninjau pelaksanaan uji klinis tahap ketiga bakal vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8/2020).
Mendampingi Presiden saat peninjauan, antara lain, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir. Ketua Tim Peneliti Uji Klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Kusnandi Rusmil bertindak sebagai pemandu rombongan.
Uji klinis tahap ketiga itu merupakan kerja sama Bio Farma dengan lembaga Sinovac asal China. Ini tahap terakhir sebelum vaksin Covid-19 diproduksi secara massal.
Selain kerja sama tersebut, pemerintah juga berupaya mengembangkan vaksin sendiri yang dikembangkan dari isolat Covid-19 yang ada di Indonesia. Vaksin tersebut diharapkan dapat diselesaikan pada pertengahan 2021.
”Jadi kita mengembangkan full sendiri oleh Lembaga Eijkman, BPPT, LIPI, BPOM, Menristek, dan universitas-universitas yang kita miliki. Namun, selain itu, kita juga membuka diri untuk bekerja sama misalnya dengan Sinovac, Uni Emirat Arab di G-20, dan dengan Korea Selatan,” kata Presiden.
Sebelum meninjau uji klinis itu, Presiden memantau kesiapan dan fasilitas milik Bio Farma yang akan digunakan untuk memproduksi vaksin Covid-19. Dalam peninjauan tersebut, Kepala Negara dipandu dan mendapat pemaparan dari Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir.
Sementara itu, mengutip siaran pers Tim Komunikasi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, uji klinis tahap ketiga tersebut adalah tahap terakhir sebelum vaksin Covid-19 diproduksi massal. Tahap ini, termasuk di dalamnya, otorisasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), ditargetkan tuntas per Januari 2021.
”Kita semua yang hadir bersyukur karena saat ini Indonesia memasuki tahapan penting dalam usaha mengatasi pandemi Covid-19. Kita bangga dengan kemampuan perusahaan BUMN, Bio Farma yang bekerja sama dengan lembaga Sinovac asal China karena sudah memasuki uji klinis tahap ketiga. Tidak banyak negara atau lembaga penelitian yang sudah mencapai uji klinis hingga tahap ini,” kata Erick.
Untuk itu, Erick mengucapkan terima kasih kepada sukarelawan, tim laboratorium Bio Farma dan Sinovac, serta Universitas Padjadjaran yang bisa mewujudkan tahapan krusial ini.
”Kini kita tunggu enam bulan ke depan. Mohon dukungan dan doa atas vaksin yang saya pastikan halal ini. Insya Allah, jika uji klinis fase tiga ini berjalan lancar, kita siapkan registrasi ke Badan POM untuk kemudian diproduksi massal dan bisa digunakan mengatasi Covid-19 ini,” kata Erick.
Uji klinis tahap ketiga kerja sama Bio Farma dan Sinovac itu, masih mengutip siaran pers yang sama, akan melibatkan 1.620 sukarelawan. Mereka akan disuntik dengan calon vaksin Covid-19 untuk menguji efektivitas vaksin. Saat peninjauan oleh presiden, 20 sukarelawan disuntik calon vaksin Covid-19.
Penyuntikan gelombang pertama, yakni pekan kedua Agustus ini, tes vaksin diterapkan kepada 120 sukarelawan. Uji berikutnya akan digelar pada pekan ketiga dan keempat Agustus. Masing-masing 144 sukarelawan. Dengan demikian, 408 sukarelawan sudah akan menjalani tes vaksin pada awal September. Uji klinis ini akan terus dilakukan pada pekan-pekan berikutnya sampai 1.620 sukarelawan tuntas menjalani tes pada pekan ketiga Desember.
Sukarelawan tersebut dijaring Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Bio Farma melalui dua kali penyaringan. Penjaringan pertama berhasil merekrut 540 orang. Penjaringan kedua berhasil merekrut 1.080 orang.
Sukarelawan terpilih adalah mereka yang lolos dari pengujian imunogenitas (respons imun) dan efikasi (respons dalam melawan virus) melalui tes darah. Mayoritas sukarelawan adalah warga Bandung. Sebab, mereka harus terus menjalani pemantauan, pemeriksaan, dan analisis rutin dalam menilai efektivitas vaksin.