Personel TNI Evakuasi Korban Penyerangan Bandit Bersenjata di Kongo
Sekitar 10 bandit bersenjata menyerang dua truk yang melintas di Kako Village, Kongo. Tiga orang tewas dan 22 orang terluka. Personel TNI yang bergabung dalam Kontingen Garuda XXXIX-B membantu evakuasi warga sipil itu.
Oleh
Edna C Pattisina
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Prajurit Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB Monusco berhasil mengevakuasi warga sipil Kongo yang menjadi korban penghadangan oleh bandit bersenjata di Lulimba, Provinsi South Kivu, Republik Kongo. Langkah ini menambah deretan panjang kiprah prajurit TNI di bawah Kontingen Garuda Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam menjaga perdamaian.
Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) Mission de IOrganisation des Nations Unies pour La Stabilisation en République Démocratique du Congo (MONUSCO) Kolonel (Inf) Daniel Lumbanraja, Selasa (4/8/2020), mengonfirmasi keberhasilan itu.
Daniel menyampaikan, peristiwa penghadangan tersebut dilakukan sekitar 10 bandit bersenjata terhadap dua truk yang melintas di Kako Village, lebih kurang 10 kilometer dari Static Combat Deploymet (SCD) Lulimba, Sabtu dini hari (1/8/2020).
Informasi kejadian tersebut diterima kepala desa setempat yang kemudian disampaikan kepada Komandan SCD Lulimba Mayor (Inf) Yoni. Mereka minta perlindungan pengamanan dan pertolongan bagi korban yang terluka.
Menanggapi laporan tersebut, Komandan SCD Lulimba segera mengirim 35 personel yang tergabung dalam tim Long Range Patrol (LRP), terdiri dari Quick Response Team dan tim medis untuk meluncur ke lokasi kejadian dalam rangka melaksanakan Protection of Civilian (POC).
Setibanya di lokasi kejadian, tim LRP yang dipimpin Letnan Satu (Arm) Sudarmo langsung mengamankan wilayah dan memberikan bantuan pengobatan terhadap korban. Adapun korban akibat penghadangan tersebut terdiri dari 3 orang meninggal akibat luka tembak, 22 orang terluka akibat truk terguling, dan beberapa orang di antaranya dianiaya para bandit.
Perwira Penerangan Satgas TNI Konga XXXIX-/RDB Monusco Lettu Laut (KH/W) Lilia Budiyanti mengatakan, seusai menyelamatkan para korban, Dantim LRP dibantu Language Assistance (LA) berkoordinasi dengan militer dan polisi Kongo. Mereka melakukan investigasi lanjutan.
Koordinasi juga dilakukan dengan tim Médecins Sans Frontières (MSF) terkait evakuasi korban ke rumah sakit Lulimba dan Misisi. ”Setelah evakuasi korban, tim LRP Lulimba tetap berjaga di area Kako Village guna memastikan situasi keamanan di wilayah tersebut agar tidak terjadi serangan susulan dan kekerasan kembali,” kata Lilia.
Sebelumnya, Konga XXXIX-B Rapid Deployable Battalion MONUSCO juga berhasil membebaskan dokter Sarah, anggota MSF/Doctor Without Borders berkebangsaan Amerika Serikat (AS) yang disandera bandit di North Kivu. Saat itu, dokter Sarah sudah 16 hari disekap di sekitar perkampungan Ake.
Satgas kemudian melakukan pendekatan pribadi dan kultural, mengajak bicara tokoh-tokoh masyarakat. Bukan hanya kepala suku yang mereka dekati, melainkan juga kepala desa dan warga biasa. Daerah itu memang sering terjadi penculikan, tak hanya terhadap warga pendatang, tetapi juga terhadap warga asli.
Upaya pelaksanaan negosiasi berhasil dan dalam keadaan aman yang difasilitasi oleh kepala desa dan dua orang MSF Team kepada tiga orang bandit yang bersenjatakan tiga pucuk AK-47.
Pada saat serah terima terjadi, Satgas Indo RDB berperan penting dalam memastikan situasi keamanan terkendali. TNI melaksanakan pengamanan ring luar guna mem-back up dan mengambil tindakan apabila terjadi situasi genting dalam proses terjadinya negosiasi sandera yang terjadi di Desa Ake tersebut.