Kiprah Prajurit TNI di Panggung Internasional, Menghalau Tank Israel hingga Membebaskan Sandera di Kongo
Jauh dari Tanah Air, prajurit TNI dalam Kontingen Garuda PBB berkiprah menjaga perdamaian di sejumlah negara. Pertengahan Juli, personel TNI membantu pembebasan dokter Sarah, warga negara AS yang disandera di Kongo.
Oleh
Edna C Pattisina
·6 menit baca
DOK PMPP TNI
Satuan Tugas (Satgas) TNI bernama Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) Mission de l\'Organisation des Nations Unies pour La Stabilisation en République Démocratique du Congo (MONUSCO) berhasil memfasilitasi negosiasi sehingga para bandit mengembalikan dokter Sarah, anggota Doctors Without Borders berkebangsaan AS, dalam kondisi selamat.
Dalam kurun waktu Juni hingga Juli 2020, setidaknya sudah dua kali kiprah prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam Kontingen Garuda di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa meriuhkan dunia maya. Muncul berbagai ungkapan kebangaan saat personel TNI menghalau tank Israel di Lebanon, dan yang terbaru, saat personel TNI membebaskan dokter Sarah di Kongo.
Cerita di balik pembebasan dokter Sarah, anggota Doctor Without Borders/Medicins Sans Frontieres (MSF) berkebangsaan Amerika Serikat (AS) yang disandera bandit di Republik Kongo cukup seru. Penculikan dokter bukan hal yang sepele karena ada beberapa dokter yang sudah bertahun-tahun ditahan para bandit. Di North Kivu bahkan ada tiga dokter yang diculik sejak 2013 dan sampai sekarang belum diketahui nasibnya.
Padahal, negara seperti Kongo membutuhkan kehadiran banyak dokter. Bukan saja karena banyak problem seperti HIV/AIDS dan masalah-masalah sanitasi, melainkan juga banyak orang yang harus meninggalkan rumah karena konflik (internally displaced persons). Apalagi, saat ini Covid-19 juga melanda negara itu.
Wilayah tempat penculik menahan dokter Sarah sebenarnya bukan wilayah operasi pasukan TNI yang bergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) TNI, Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) Mission de l\'Organisation des Nations Unies pour La Stabilisation en République Démocratique du Congo (MONUSCO).
”Namun, kita diminta force commander untuk melaksanakan negosiasi. Saya perkirakan karena keberhasilan satgas kita yang di wilayah Kalemi,” kata Komandan Pusat Misi Pasukan Perdamaian TNI Mayjen Victor Simatupang, Rabu (23/7/2020).
DOK PMPP TNI
Satuan Tugas TNI bernama Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) MONUSCO di Kongo berhasil memfasilitasi negosiasi sehingga para bandit mengembalikan dokter Sarah, anggota Doctors Without Borders berkebangsaan AS, dengan selamat.
Komandan Satgas Kolonel (Inf) Daniel Lumban Raja memerintahkan Kompi A dibawah komando Mayor (Inf) Yoni melaksanakan tugas dari Force Comander. Pasukan mulai bergerak tanggal 10 Juli 2020. Mereka berpindah dari Lubichako ke Lulimba. Tugas utamanya, mencari korban penculikan yang berwarga negara AS itu. Wilayah ini cukup terletak di pedalaman. Apalagi, desa yang dituju, yaitu Ake Village, masih harus masuk lagi 10 kilometer dari Lulimba.
Daniel mendapat laporan dari Yoni bahwa Yoni dan timnya Static Combat Deployment (SCD) Lulimba akan bernegosiasi dengan kelompok bandit yang telah menculik Sarah. Situasi tegang karena sudah 16 hari dokter Sarah disekap di sekitar perkampungan Ake.
”Semua khawatir kalau kondisi sandera semakin memburuk,” kata Daniel.
Sampai di lokasi, Satgas berusaha mengumpulkan informasi. Dengan pendekatan pribadi dan kultural, satgas lalu mengajak bicara tokoh-tokoh masyarakat. Bukan hanya kepala suku yang mereka dekati, melainkan juga kepala desa dan warga biasa. Daerah itu memang sering terjadi penculikan, tidak hanya terhadap warga pendatang, tapi juga terhadap warga asli.
Satgas berusaha mengumpulkan informasi. Dengan pendekatan pribadi dan kultural, satgas lalu mengajak bicara tokoh-tokoh masyarakat. Bukan hanya kepala suku yang mereka dekati, melainkan juga kepala desa dan warga biasa.
Upaya pelaksanaan negosiasi berhasil dan dalam keadaan aman yang difasilitasi oleh kepala desa dan dua orang MSF Team kepada tiga orang bandit yang bersenjatakan tiga pucuk AK-47.
DOK PMPP TNI
Satuan Tugas TNI bernama Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) Mission de lOrganisation des Nations Unies pour La Stabilisation en République Démocratique du Congo (MONUSCO) berhasil memfasilitasi negosiasi sehingga para bandit mengembalikan dokter Sarah, anggota Doctors Without Borders berkebangsaan AS.
”Kemampuan pembinaan teritorial tentara-tentara kita di daerah operasi memang sangat memuaskan,” kata Victor.
Menurut dia, pendekatan yang persuasif, tidak sekadar mengandalkan senjata, bisa membuka pintu-pintu negosiasi. Indonesia berhasil memfasilitasi pertemuan antara MSF dan tokoh-tokoh masyarakat. Salah seorang tokoh lalu memanggil pimpinan bandit dan memerintahkan agar dokter Sarah di lepaskan.
”Alasannya, MSF, kan, datang ke Kongo untuk membantu pemulihan dalam bidang medis, harusnya diperlakukan dengan baik,” kata Victor.
Upaya pembebasan sandera ini adalah kerja bersama. Yoni bekerja sama dengan kepala desa, Regiment Commander FARDC (militer Kongo), polisi lokal Kongo, dan tim dari MSF. Dalam pertemuan terakhir, semua hal dibahas dengan rinci. Terutama kemungkinan akan terjadinya resiko terburuk jika tiba-tiba para bandit berubah pikiran dan terjadi kontak senjata yang tidak saja membahayakan nyawa sandera, tetapi juga semua pihak.
Pada saat serah terima terjadi, Satgas Indo RDB berperan penting dalam memastikan situasi keamanan terkendali. TNI melaksanakan pengamanan ring luar guna mem-back up dan mengambil tindakan apabila terjadi situasi genting dalam proses terjadinya negosiasi sandera yang terjadi di desa Ake tersebut.
Untungnya, semua berjalan lancar. Kondisi sandera secara umum stabil dan dilanjutkan pelaksanakan pemeriksaan kesehatan secara intensif kepada korban. MSF, lewat juru bicaranya, mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Perwakilan Palang Merah Internasional Onesphore Kabandwila membenarkan bahwa dokter Sarah dikembalikan oleh para bandit.
Gubernur South Kivu, Théo Ngwabije Kasi, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Wilayah tersebut memang telah lama mengalami konflik sipil. Kurang lebih ada 12 grup bersenjata yang bertikai.
Menghalau tank Israel
Sebelum itu, pasukan TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda Indobatt XXIII-N/UNIFIL pada awal Juni 2020 menghalau tank Merkava Israel yang berhadap-hadapan dengan pasukan Lebanon yang menyiapkan pelontar granat antitank di selatan kota Al Adaysseh di Lebanon Selatan (Kompas.id, 19/6/2020).
DOK KONTINGEN GARUDA INDOBATT XXIII-N/UNIFIL
XXIII-N/UNIFIL berhasil menjaga perdamaian yang antara Israel dan Lebanon. Mortir antitank telah siaga.
Informasi yang diperoleh Satgas Indobatt, pasukan Israel melakukan latihan militer menggunakan tank Merkava di perbatasan blue line (garis biru). Garis biru adalah area yang dibatasi tong-tong biru yang merupakan wilayah otoritas pasukan perdamaian PBB yang memisahkan pasukan Lebanon dan Israel. Lebarnya bervariasi. Persoalannya, di wilayah itu terjadi ketidaksepakatan antara siapa pemilik wilayah itu.
Merkava Mark IV oleh majalah National Interest disebutkan sebagai salah satu tank terhebat di dunia, setara dengan T40 milik Rusia dan M1 Abrams milik Amerika Serikat. Beratnya 65 ton, panjang 9 meter, dan kaliber meriamnya 120 milimeter.
”Masalahnya, tank-tank itu telah melintasi blue line. Israel tidak menganggap dirinya telah menyeberang ke wilayah Lebanon. Sementara Lebanese Armed Forces menganggap sebaliknya,” kata perwira penerangan Indobatt, Kapten Laut (KH) Dony Raemana.
Pasukan Lebanon lalu maju untuk menghentikan tank Merkava Israel. Peristiwa yang terjadi selama beberapa jam tersebut tidak menimbulkan kontak senjata, tetapi kedua belah pihak sudah bersiap-siap untuk melakukan serangan.
DOK KONTINGEN GARUDA INDOBATT XXIII-N/UNIFIL
Kontingen Garuda Indobatt XXIII-N/UNIFIL berhasil menjaga perdamaian yang antara Israel dan Lebanon.
Saat itulah, pasukan Indobatt XXIII-N/UNIFIL maju. Dengan tenang, pasukan TNI melakukan negosiasi dengan mengibarkan bendera PBB sebagai tanda perdamaian. Senjata digantungkan di belakang, bahkan beberapa orang tidak menunjukkan senjatanya.
Tindakan tersebut berhasil sehingga membuat ketegangan dapat diselesaikan. Dalam video yang belakangan viral di media sosial di Indonesia ini, prajurit TNI dengan gagah berani menjalankan misi perdamaian PBB. Mereka bertindak tenang di tengah-tengah pertikaian sehingga mencegah kontak senjata antara tentara Israel (IDF) dan Lebanon (LAF).
Kiprah para prajurit TNI dalam panggung internasional guna turut serta menjaga ketertiban dunia, sebagaimana bunyi Pembukaan UUD 1945, sudah berlangsung sejak 1957. Hal ini bermula saat Indonesia mengirimkan 559 personel infantri dalam misi United Nations Emergency Force (UNEF) di Sinai. Setelah itu, tahun 1960, Indonesia mengirim 1.074 personel infantri dalam misi ONUC di Kongo (Kemlu.go.id, 29/1/2029).
Pada tahun 2012, Indonesia kemudian mendirikan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI di Sentul, Bogor, Jawa Barat. PMPP menjadi pusat pelatihan bagi personel TNI yang akan bergabung dalam misi perdamaian PBB.
Dalam misi turut serta menjaga ketertiban dunia itu, tidak jarang personel TNI juga berada dalam kondisi bahaya. Pada akhir Juni lalu, kabar duka datang dari Satgas TNI Konga XX-Q/MONUSCO di Kongo. Seorang anggota Satgas TNI itu, yaitu Serma Rama Wahyudi, gugur dalam tugas.
Almarhum dan rekan-rekannya sedang dalam perjalanan kembali setelah mengisi ulang air dan memperbaiki jembatan di Kamp Halulu saat mereka diserang milisi Allied Democratic Forces di area yang terletak di antara kota Beni dan Kasindi. Serma Rama Wahyudi dan Pratu M Syafii Makbul terkena tembakan dan segera dibawa ke klinik di Level I Malbatt, Boikene. Namun, sekitar pukul 19.30, Serma Rama Wahyudi dinyatakan gugur akibat luka tembak.
Kompas
Pasukan Satuan Tugas Garuda XX-I/Monusco melepas rindu dengan keluarga saat tiba di Lapangan Batalyon Zeni Tempur 4 Tanpa Kawandya di Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (12/1/2013). Kontingen tersebut kembali dari tugas di Kongo selama satu tahun. Selama di Kongo, kontingen tersebut melaksanakan tugas konstruksi, seperti pembangunan jalan, bangunan, dan jembatan.
Berada jauh dari Tanah Air, jauh dari keluarga, para prajurit TNI itu bertaruh keselamatan dalam upaya turut serta menjaga perdamaian dunia....