Presiden Jokowi, Artis, dan Kepatuhan pada Protokol Kesehatan
Presiden Jokowi meminta bantuan para artis untuk menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan guna menekan penyebaran Covid-19. Namun, hal ini dinilai baru akan efektif jika diikuti sanksi tegas bagi pelanggarnya.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·4 menit baca
Rendahnya tingkat kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan cukup membuat Presiden Joko Widodo geram. Sebab, hal ini dikhawatirkan bisa membuat wabah Covid-19 tak kunjung berhasil dikendalikan.
Dalam rapat terbatas membahas percepatan penanganan Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7/2020), Presiden Jokowi mengungkapkan laporan hasil survei yang diterimanya. Salah satunya survei yang dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur menyebutkan, 70 persen warga tak bersedia mengenakan masker.
”Ada hasil survei di sebuah provinsi, hanya 30 persen warga yang sehari-hari mengenakan masker. Selebihnya, 70 persen masih berkegiatan seperti suasana sebelum pandemi, tidak pakai masker. Kalau sudah begini, bagaimana angka positif Covid-19 tidak menjadi tinggi?” tutur Presiden Jokowi.
Ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, termasuk memakai masker, diyakini sebagai salah satu penyebab terus naiknya angka harian kasus positif Covid-19. Hingga Selasa (14/7/2020), total kasus positif yang dilaporkan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencapai 78.572 kasus. Setiap hari, angka kasus baru juga masih di atas 1.000, seperti pada hari Selasa yang mencapai 1.591 kasus.
Jawa Timur menjadi provinsi dengan temuan kasus positif Covid-19 terbanyak, yakni mencapai 17.230 dengan jumlah pasien meninggal 1.247 orang. Jakarta berada di posisi kedua dengan jumlah akumulatif mencapai 15.064 kasus, Sulawesi Selatan (7.294), Jawa Tengah (5.653), dan Jawa Barat (5.235).
Presiden Jokowi meyakini masih banyaknya masyarakat yang tak mengindahkan protokol kesehatan menjadi salah satu penyebab tingginya kasus positif Covid-19. Kenyataan itu pula yang membuat Presiden Jokowi meminta agar sosialisasi dan kampanye penerapan protokol kesehatan digencarkan. Bahkan, sanksi tegas juga disiapkan bagi mereka yang melanggar protokol kesehatan, termasuk tak mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Saking pentingnya sosialisasi dan kampanye protokol kesehatan untuk menekan penularan Covid-19, pemerintah sampai menggandeng orang-orang berpengaruh. Pemuka agama sampai pekerja seni dimintai bantuan untuk melakukan sosialisasi. Demi menggencarkan kampanye protokol kesehatan, Presiden Jokowi juga sampai mengundang pekerja seni ke Istana, Selasa (14/7/2020). Puluhan pekerja seni hadir di Istana.
Di antaranya ada penyanyi Ari Lasso, Yuni Shara, Tompi, Armand Maulana, Raisa, Iis Dahlia, dan Dira Sugandi. Selain itu, ada pula komponis Addie MS, musisi Yovie Widianto, Titi Radjo Bintang, serta aktor Gading Marten dan Butet Kartaredjasa. Pembawa acara Raffi Ahmad dan Desta, pelawak Andre Taulany dan Cak Lontong, hingga Youtuber Atta Halilintar juga hadir di Istana.
Para pekerja seni itu melakukan pertemuan dengan Presiden dalam dua sesi, pada siang dan sore hari. Mereka bersambung rasa dengan Presiden Jokowi selama lebih kurang dua jam.
”Pak Presiden mengharapkan kami, kawan-kawan dari dunia seni, untuk membantu pemerintah mengartikulasikan pemikiran-pemikiran strategis dari pemerintah dalam konteks menyelamatkan bangsa ini dari ancaman pandemi,” kata Butet menjelaskan seusai pertemuan.
Rupanya, para artis itu diundang untuk dimintai bantuan menyosialisasikan pentingnya mematuhi protokol kesehatan kepada masyarakat luas. ”Minimal mengimbau kepada masyarakat, fans-fans, supaya mematuhi anjuran pemerintah,” tuturnya.
Tak menunggu lama, para artis itu kemudian mulai menyosialisasikan protokol kesehatan yang harus dipatuhi masyarakat untuk menekan laju kasus Covid-19. Raffi, misalnya, mengunggah pesan Jokowi agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan melalui akun Instragram-nya, @raffinagita1717.
”Kata Pak Presiden, ayo semuanya rakyat Indonesia harus sadar dengan protokoler yang ada demi sama-sama kita bisa bisa melewati arus gelombang Covid-19 ini,” tulis Raffi pada Selasa siang.
Suami Nagita Slavina itu pun menuliskan pentingnya kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan. Menurut dia, kedisiplinan merupakan kunci bagi bangsa Indonesia untuk keluar dari pandemi Covid-19.
”Semua sudah terkena dampaknya karena Covid-19 ini, tapi kita harus bisa melewatinya dengan menyesuaikan dengan keadaan yang sekarang. Dan disiplin untuk kepentingan Indonesia dan seluruh dunia. Indonesia pasti bisa,” tulis Raffi yang saat ini memiliki 42,9 juta pengikut (follower) di Instagram.
Jika Jokowi meminta bantuan para artis, Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta bantuan kepada para pemuka agama untuk turut serta menanggulangi pandemi Covid-19. Terutama dampak sosial-ekonomi yang cukup meresahkan masyarakat.
”Peran tokoh agama pada masa pascapandemi sama pentingnya seperti pada waktu masa pandemi. Dalam hal ini, saya ingin mengajak para tokoh agama untuk membangkitkan kehidupan sosial dan ekonomi,” katanya dalam dialog virtual lintas iman yang digelar Badan Pengelola Masjid Istiqlal, Selasa.
Sanksi lebih efektif
Upaya Presiden Jokowi merangkul para pesohor untuk menyosialisasikan protokol kesehatan patut diapresiasi. Kampanye yang dilakukan para artis juga dinilai bisa efektif untuk menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya protokol kesehatan kepada masyarakat luas.
Jadi, kalau untuk mengomunikasikan (protokol kesehatan) ini efektif, karena selebritas biasanya lebih didengar. Tapi, kalau membuat masyarakat patuh, tidak akan efektif.
”Jadi, kalau untuk mengomunikasikan (protokol kesehatan) ini efektif karena selebritas biasanya lebih didengar. Tapi, kalau membuat masyarakat patuh, tidak akan efektif,” kata pengajar Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Jakarta, Hendri Satrio, saat dihubungi, Rabu (15/7/2020).
Masyarakat, lanjut Hendri, akan mematuhi protokol kesehatan jika pemerintah menerapkan sanksi yang jelas dan tegas. Pemerintah bisa memberlakukan denda bagi masyarakat yang tidak mengenakan masker saat beraktivitas.
”Nah, sanksinya ini bisa dikomunikasikan lagi melalui artis-artis. Mereka diajak untuk menyampaikan sanksi yang diberlakukan pemerintah kepada masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan,” ujar Hendri.
Sebenarnya, sosialisasi dan kampanye penerapan protokol kesehatan sudah dilakukan sejak awal pandemi. Namun, nyatanya, sebagian masyarakat tetap abai terhadap protokol kesehatan. Hal itu semestinya menjadi pertimbangan pemerintah untuk segera memberlakukan sanksi bagi pelanggar, tanpa kecuali.