Selain menjadi tempat ibadah, masjid juga dapat berperan sebagai tempat perkembangan peradaban Islam. Fungsi masjid perlu diperluas.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masjid diharapkan tidak hanya menjadi tempat peribadatan umat Islam, tetapi juga pusat perkembangan peradaban Islam. Oleh karena itu, fungsi masjid harus diperluas menjadi tempat pengembanganan pemikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pemberdayaan ekonomi umat.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam seminar bertajuk ”Membangun Peradaban Islam Indonesia Berbasis Masjid” yang digelar secara virtual, Rabu (8/7/2020), mengungkapkan, secara historis telah terbukti bahwa masjid mampu menjadi basis pembangunan peradaban Islam. Hal itu setidaknya terlihat dari keputusan Nabi Muhammad SAW untuk membangun Masjid Nabawi setelah hijrah atau berpindah dari Mekkah ke Madinah.
Tak hanya mengajarkan syariat Islam, kala itu Masjid Nabawi juga menjadi tempat untuk mengatur masalah kemasyarakatan, politik, ekonomi, pertahanan, keamanan, dan lainnya. Hasilnya dalam waktu sekitar 20 tahun, aktivitas di Masjid Nabawi berhasil membentuk masyarakat baru yang kemudian membangun peradaban Islam.
”Jadi secara teoretik masjid memang sangat berpotensi menjadi basis pembangunan peradaban Islam,” kata Amin.
Secara teoretik masjid memang sangat berpotensi menjadi basis pembangunan peradaban Islam. (Ma’ruf Amin)
Hadir dalam seminar itu, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla, Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri BUMN Erick Thohir, Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra, dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar sebagai narasumber.
Sejarah juga membuktikan, masjid menjadi tempat yang ideal untuk pendidikan. Sejumlah universitas tertua di dunia dibangun menyatu dengan masjid, seperti Universitas al-Qurawiyyin di Maroko yang dibangun tahun 859 dan Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir, yang dibangun tahun 970.
Berkaca dari sejarah, Amin mengatakan, salah satu cara untuk mendorong masjid menjadi pusat peradaban Islam adalah dengan mengembangkan pemikiran wasathy atau moderat. Masjid harus menjadi tempat penyebaran pemikiran Islam jalan tengah.
”Ciri-ciri berpikir wasathy, antara lain, senantiasa menjadi dan mengamalkan manhaj (jalan) yang telah dirumuskan para ulama terdahulu yang masih relevan dan mengakomodasi manhaj baru yang lebih baik,” ujarnya.
Salah satu cara untuk mendorong masjid menjadi pusat peradaban Islam adalah dengan mengembangkan pemikiran wasathy atau moderat. Masjid harus menjadi tempat penyebaran pemikiran Islam jalan tengah.
Tak hanya itu, menurut Wapres, penting pula mendorong masjid menjadi pusat pemberdayaan ekonomi umat. Agar tidak ada penolakan, perlu dibuat model bisnis yang melibatkan jemaah. Salah satu model bisnis yang relevan adalah lembaga keuangan ultramikro syariah. Melalui lembaga keuangan ultramikro syariah itu, masjid bisa memberikan modal bagi pedagang kecil yang tak dapat mengakses pembiayaan dari bank syariah.
Setali tiga uang, Ketua DMI Jusuf Kalla juga menyampaikan, setidaknya terdapat tiga prasyarat kemajuan peradaban Islam. Tak hanya kemajuan ilmu pengetahuan, kemajuan peradapan Islam juga ditunjukkan dengan kondisi masyarakat yang makmur serta keberadaan pemimpin yang adil.
Namun, sampai saat ini, tidak ada satu pun negara-negara Islam dan negara dengan mayoritas penduduk Muslim yang memenuhi tiga prasyarat kemajuan peradaban. ”Memang banyak negara Islam kaya, tetapi karena tidak bersatu, hilang lagi peradaban Islam. Kita hancurkan sendiri peradaban yang mulai terbangun,” tuturnya.
Untuk membangun kembali peradaban Islam, masjid-masjid di Tanah Air didorong untuk memperluas fungsinya. Tak hanya sebagai tempat peribadatan, tetapi juga pusat kegiatan kemasyarakat, terutama terkait pengembangan ilmu pengetahuan dan pemberdayaan ekonomi umat.
Karena itu untuk membangun kembali peradaban Islam, masjid-masjid di Tanah Air didorong untuk memperluas fungsinya. Tak hanya sebagai tempat peribadatan, tetapi juga pusat kegiatan kemasyarakat, terutama terkait pengembangan ilmu pengetahuan dan pemberdayaan ekonomi umat.
Azra menambahkan, masjid juga semestinya menjadi pusat pengembangan teknologi. Masjid menjadi tempat untuk melahirkan berbagai inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
”Contohnya Masjid Salman di ITB (Institut Teknologi Bandung), menciptakan ventilator untuk penanganan pasien Covid-19. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat seperti itulah yang semestinya juga dikembangkan di masjid-masjid,” tuturnya.