Di mata para kader PKS, KH Hilmi Aminuddin dikenal sebagai sosok guru dan panutan yang terus mendampingi partai sejak sebelum berdiri hingga menjelang tutup usianya.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera periode 2005-2010 dan 2010-2015 KH Hilmi Aminuddin meninggal pada Selasa (30/6/2020) di Bandung, Jawa Barat. Di mata para kader PKS, Hilmi dikenal sebagai sosok guru dan panutan yang terus mendampingi partai sejak sebelum berdiri hingga menjelang tutup usianya.
Sekretaris Jenderal DPP PKS Mustafa Kamal, dalam keterangan resminya, mengatakan, salah satu pendiri PKS itu meninggal di Rumah Sakit Santosa Central, Bandung, Jawa Barat. Hilmi meninggal sekitar pukul 14.24 WIB. Almarhum akan dikebumikan di pemakaman keluarga di Bandung.
”Siang ini, kami keluarga besar PKS mendapatkan berita duka, salah satu pendiri PKS, KH Hilmi Aminuddin, meninggal. Beliau adalah pendiri Partai Keadilan atau cikal bakal Partai Keadilan Sejahtera yang menjadi guru atau ustaz bagi para kader PKS,” ujar Mustafa.
Karena situasi di masa pandemi, PKS mengimbau para kader untuk mendoakan dan melakukan shalat ghaib di rumah masing-masing. Para kader dilarang memicu kerumunan yang bertentangan dengan konsep penjarakan fisik selama masa pandemi Covid-19.
Anggota DPR dari Fraksi PKS Ledia Hanifa Amaliah mengatakan, sebelum meninggal, sosok KH Hilmi Aminuddin tetap aktif sebagai anggota majelis syuro. Di usianya yang sudah menginjak 73 tahun, Hilmi masih terlibat aktif dalam pengambilan keputusan dan musyawarah di PKS. Hal itu dia kerjakan sembari pengurus pondok pesantren miliknya di Lembang, Bandung.
Bagi Ledia, Hilmi adalah sosok guru bagi seluruh kader PKS. Sosok guru yang dalam menyampaikan pesan pada kader seperti seorang ayah kepada anaknya.
Hilmi juga dinilainya sebagai sosok yang sabar dan selalu memberikan contoh dengan teladan perilaku. Salah satu pesan yang paling diingatnya adalah berbuat baiklah terus-menerus. Dia berpesan kepada para kader agar menjadi produsen kebajikan, jangan hanya menjadi konsumen.
”Ini memotivasi kami semua untuk terus berbuat baik,” kata Ledia.
Saat masih duduk di Komisi VIII DPR, Ledia juga pernah dipanggil khusus dan diajak mengobrol tentang penyelenggaraan ibadah haji. Hilmi berpesan kepada Ledia bahwa pengelolaan haji harus diperbaiki terutama masalah tata kelola keuangan. Menurut Hilmi, pengelolaan uang yang bersumber dari umat itu tidak boleh ceroboh. Hal itu yang mendorong revisi UU Haji termasuk memperbaiki tata kelola keuangannya.
”Beliau, kan, sekolah S-1 di Arab Saudi, jadi beliau tahu kondisi di sana. Banyak masukan yang diberikan ke saya, dan itu menjadi salah satu pendorong revisi UU Haji,” kata Ledia.
Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini mengatakan, seluruh kader PKS berduka atas kepergian KH Hilmi Aminuddin. Bagi Jazuli, Hilmi adalah guru dan pembimbing yang merintis dakwah jauh sebelum PKS menjadi partai politik. ”Beliau adalah orangtua, guru, sekaligus pembimbing bagi kader-kader PKS di seluruh Indonesia sehingga kami merasa sangat kehilangan atas kepergian beliau,” kata Jazuli.
Anggota Komisi I DPR ini juga mengatakan, banyak sekali warisan ilmu dan kebijaksanaan yang diajarkan oleh KH Hilmi. Hilmi adalah seorang guru yang memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang Islam. Wawasannya ini disebarluaskan melalui dakwah ke seluruh penjuru Indonesia.